Lihat ke Halaman Asli

Pramuka Jaman Dulu dan Pramuka Kini

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14081782771260377339

Banyak hal yang berbeda dari pramuka yang saya lihat saat ini dengan pramuka jaman saya masih sekolah dulu. Tadinya saya pikir, mungkin saya saja yang ketinggalan info tentang berita seputar pramuka, terutama perkemahan-perkemahan besar yang biasa diadakan di jaman saya sekolah. Rupanya perkemahan seperti Jambore Nasional memang sudah jarang dilaksanakan.

Tidak seperti dulu, berbagai event perkemahan seringkali diadakan. Dari yang memang rutin diselenggarakan, hingga perkemahan yang diadakan karena adanya event perkemahan lain, seperti perkemahan "Ita Comdeca" (Ikut Serta Community Development Camp) yang pernah saya ikuti sekitar tahun 1993 di kabupaten Situbondo. Kalau Comdeca-nya sendiri, saya agak lupa dimana, mungkin di Malang.

Menjelang pulang, setelah Ita Comdeca di Sumberkolak, Situbondo, tahun 1993

Jaman saya sekolah dulu, terutama saat saya masih SMP, menjadi anggota pramuka menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Setiap ada event perkemahan yang lingkupnya di luar sekolah, banyak sekali yang berharap bisa terpilih sebagai pesertanya. Karena meski sudah tercatat sebagai anggota, belum tentu bisa terpilih begitu saja. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, misalnya: tingkatnya minimal harus sudah penggalang rakit. Dan untuk bisa mencapai tingkat rakit, itu bukan hal yang mudah. Tapi benar-benar harus dilalui dengan perjuangan. Ada rasa bangga bisa memasang tanda rakit di seragam kami. Maka dari itu, kami tidak pernah menyerah untuk bisa mendapatkannya.

Jadi, setiap lambang yang tertempel di seragam pramuka yang kami kenakan, benar-benar memiliki arti yang mendalam. Tidak seperti anak-anak pramuka sekarang, yang tingkatan dalam penggalang saja mungkin tidak banyak yang kenal. Kalaulah ada beberapa lambang yang mereka pasang di seragam, bukan dihasilkan dari perjuangan berarti untuk mendapatkannya. Melainkan hanya sekadar pasang, sebagai assesoris baju seragam, dan tak punya arti apa-apa bagi mereka.

Saat ini, persami (perkemahan sabtu minggu) masih rutin diadakan di beberapa sekolah ketika awal tahun ajaran atau menjelang liburan. Dulu, kami cukup sering mengadakan persami, dan diadakannya bukan di sekolah. Bahkan kami pernah merencanakan persami di suatu tempat, yang karena terkendala transportasi kami harus merubahnya secara mendadak, ke tempat yang bisa kami jangkau. Dan jangan dikira transportasinya adalah kendaraan umum. Untuk sampai ke lokasi yang kami inginkan, kami harus mencegat truk yang lewat dan mau membawa kami secara gratis. Tentunya kami minta ijin dengan cara yang baik, jauh dari unsur memaksa. Beda kan rasanya dengan persami anak sekarang yang untuk menuju lokasi diantar dengan mobil pribadi.

Begitu juga dengan perbekalan. Sepintas terlihat ribet juga, mau kemah mesti bawa panci dan wajan, tak ketinggalan juga kadang membawa kayu bakar. Baik untuk masak, maupun untuk membuat api unggun. Kalau sekarang makannya sudah ada yang mengatur, dengan paket nasi bungkus. Padahal memasak di alam terbuka itu ada hambatannya tersendiri, lho! Belum lagi kalau cari air susah. Terbayang tidak, memasak nasi dengan air laut (tapi yang bersih ya!)? Hmm, rasanya sedap, lho! Sudah tidak perlu menambah garam. Begitu juga dengan lauknya. Ikan yang dari laut, tinggal langsung kita bakar saja, tanpa perlu memberi bumbu.

Ingat Agustus, selain ingat tentang Hari "Kemerdekaan", saya pasti ingat Hari Pramuka, Praja Muda Karana. Begitu lekat kenangan yang pernah saya lewati bersama pramuka kala itu, sampai-sampai Dasa Darma masih bisa saya lafalkan dengan baik sampai sekarang. Karena lafal singkatnya, "tacinta paparerahe dibesu", masih lekat dalam ingatan saya. Di samping pengalaman berharga, dengan menghabiskan waktu remaja untuk hal-hal yang positif, dalam jiwa saya seperti ada tuntutan untuk bisa merealisasikan Dasa Darma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan hingga saat ini.

Salam Pramuka!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline