Indonesiaku kini adalah ironi
yang dulunya dipenuhi pejuang-pejuang pemberani
kini yang tersisa hanya peluang-peluang kleptomani.
Indonesiaku kini adalah litotes
yang dulunya diperjuangkan sampai darah terakhir menetes.
kini malah diperuangkan sampai angka terakhir meludes.
Indonesiaku kini
tak cukup kugambarkan dalam sebuah puisi
tak dapat pula dipahami dengan literasi.
Indonesiaku nanti
semoga kembali menjadi bangsa bertoleransi.
tanpa adanya tikus-tikus berdasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H