Lihat ke Halaman Asli

Sosiologi dalam Konteks Berdakwah

Diperbarui: 29 April 2024   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar-Riyana.

Oleh: Syamsul Yakin dan Riyana Khairunnisa H (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Sosiologi dakwah terdiri dari dua kata yaitu sosiologi dan dakwah. Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari upaya dalam memecahkan masalah dengan menggunakan pendekatan sosiologi. Subjek sosiologi dakwah adalah masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan dakwah melibatkan hubungan dan interaksi sosial, yaitu hubungan antara pelaku dakwah dengan mitra dakwah.

Perbedaan kelas sosial membuat dakwah yang dilakukan para khatib juga pasti berbeda. Misalnya, berdakwah di kalangan kelas atas (upper class) berbeda dengan berdakwah di kalangan kelas menengah (middle class) dan berbeda juga dengan berdakwah di kalangan kelas bawah (lower class). Perbedaannya terletak pada pendekatan, strategi, dan metode dakwahnya.

Pendekatan dakwah dapat digunakan untuk mengetahui permasalahan sosial, budaya dan agama dari kelas sosial manapun. Penggunaan ilmu-ilmu pendukung seperti sosiologi, antropologi, dan psikologi merupakan bagian dari mekanisme pendekatan dakwah.

Berikutnya, strategi dakwah dapat digunakan untuk membuat perencanaan yang terukur dan terstruktur. Dakwah memiliki tiga strategi, yakni personal, rasional, dan spiritual. Dai harus mampu menentukan strategi dakwah yang paling tepat untuk setiap kelas sosial.

Setelah memahami bahwa setiap lapisan memiliki domain keagamaan, strategi perencanaan yang paling tepat tampaknya adalah strategi spiritual. Dengan demikian, harus menggunakan strategi pribadi dan rasional di bidang lain. Pada kenyataannya, strategi pribadi memerlukan pengetahuan tambahan seperti psikologi.

Terkait metode dakwah, sebenarnya metode dakwah bertugas menjawab pertanyaan "How to operate?"Artinya metode ini mencoba memilih cara yang tepat untuk mendobrak pendekatan dan strategi dakwah yang diterapkan pada setiap kelas sosial. Seperti metode dakwah bil-hikmah, ceramah, atau diskusi.

Ada perbedaan antara antropologi dakwah dan sosiologi dakwah. Jika objek penelitian antropologi dakwah adalah kebudayaan yang ada pada manusia, individu, dan komunitas, maka objek penelitian sosiologi dakwah tidak hanya masyarakat tetapi juga sistem dan kelompok sosial.

Di samping itu, sosiologi dakwah juga menelaah bagaimana interaksi antara da'i dan mad'u, da'i dan da'i, dan mad'u dengan sesamanya. Persepsi mereka terhadap persoalan dakwah dan cara mengkomunikasikannya menjadi pembahasan menarik dalam sosiologi dakwah.

Sosiologi dakwah berupaya memahami apa itu dialektika interaksi dakwah dan unsur-unsur di sekitarnya. Mulai dari pengertian dakwah sebagai ajakan memeluk islam, termasuk perkembangan makna dan praktik dakwah, hingga topik dakwah di komunitas online.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline