Lihat ke Halaman Asli

Riya FitriLiya

Mahasiswa IAIN JEMBER

Kerinduan Seorang Guru

Diperbarui: 15 April 2020   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru adalah orang tua kita di sekolah beliau yang mendampingi dan mengajar saat kita belajar dan menuntut ilmu. Kita setiap hari akan bertemu dengannya, disambut dengan senyum manis dan sapa di setiap paginya. Tak lupa kita memberi salam dan mencium tangannya. Merasakan kasih sayang dan perhatian yang luar biasa kita rasakan di setiap harinya. Jika menoleh kebelakang kita tau bahwa tidak ada  hubungan darah apa-apa kita dengan beliau. Namun dengan rasa ikhlas beliau mencurahkan rasa kasih dan sayangnya menganggap kita seperti anak sendiri.

Di kala sibuk dengan rutinitas pekerjaannya tak lupa beliau selipkan doa untuk para anak-anak nya yang beliau didik di sekolah, walaupun hanya seorang guru, meskipun hanya sebatas orang tua di sekolah rasa kebahagiaan tak bisa terbendung dikala ada seorang murid yang bisa meraih juara di perlombaan. Kita tak hanya membanggakan bapak dan ibu di rumah tetapi juga memberi kebahagiaan untuk bapak-ibu guru yang telah membimbing kita di sekolah.

Betapa bahagia dan banggannya karena anak didik nya bisa membuat harum nama sekolah. Dengan bangga beliau mengatakan "saya mau mengantar si A ikut lomba baca puisi" dengan raut wajah bahagia beliau tak lupa memberi semangat dan doa agar kita tidak merasa takut dan merasa tegang. Namun untuk sekarang tak lagi bisa mengikuti kompetisi ataupun perlombaan dikarenakan adanya wabah covid-19 disinilah awal kerinduan seorang guru. Dimana biasanya para siswa-siswi berangkat ke sekolah dengan semangat, menyambutnya dengan sapa dan senyum yang hangat kini tidak ada lagi, semuanya berubah derastis berada didalam rumah.

Sekolah dari rumah, bekerja dari rumah, bahkan orang tua murid pun sampai tidak bisa mencari nafkah karena adanya wabah ini. Entah sampai kapan wabah ini akan lenyap kita hanya bisa berdoa semoga wabah ini cepat berakhir.

Guru mulai jenuh dan rindu dengan tingkah laku anak didiknya begitu pula anak didik sekarang mulai jenuh dan rindu omelan guru tersayangnya. Dimana biasanya setiap hari beliau mengajar dan mendidik dengan penuh rasa sabar dan iklas kini kita sebagai murid hanya bisa merindu saja. Gurupun demikian hanya bisa mengingat dan kangen suasana belajar mengajar dikelas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline