Lihat ke Halaman Asli

Pagimu yang Sedih

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kebetulan hari ini engkau menghadapi kesedihan yang amat, katakanlah hal ini pasti akan berakhir. Pun kalau engkau tengah menikmati kebahagian yang rasanya tak mungkin kau lepaskan, katakanlah hal ini akan berakhir.

“ Tapi kenapa kesedihanku tidak segera berakhir?” tanyamu. Kesedihanmu akan terus mengalir terus.. terus... dan terus sampai kesedihan itu meluluhlantahkan segala apa yang ada dalam hidupmu, sampai kamu merasa kamulah satu-satunya manusia termalang itu, dan satu-satunya manusia yang tak pernah punya kata bahagia.

Kesedihan dan kebahagian itu hidup, bernyawa dan berjalan, mengalir dan berkembang seperti virus. Jika kau biarkan itu, dia akan terus merusak sistemmu, dia merayu menuju tujuan tertentu. Hanya ada satu jalan mengakhiri kesedihanmu itu yaitu dengan cara menghetikannya, membunuhnya. “Dengan apa?” dengan menciptakan anti virusnya. “ Apa itu?” Lawan dengan kebalikannya.

Maka, nikmatilah hidup. Detik demi detik apapun itu. Karena tidak ada kesedihan tanpa kebahagian. pun pula sebaliknya. begitulah terjadi silih berganti, hingga bisa kau sadari bahwa hidup ini bukan kau yang miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline