Lihat ke Halaman Asli

Bima Setia

Be nice person

Ganjil II

Diperbarui: 10 Juni 2020   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinggiran kota

Nyaris dua tahun lama nya usaha yang ku jalani mengalami yang namanya mandek. Banyak peluang-peluang bisnis yang secara teori akan menghasilkan kan keuntungan pada kenyataannya berbalik menjadi kerugian yang cukup berdampak bagi kehidupan keluargaku.

Beruntunglah aku karena mempunyai seorang istri yang seperti kita semua, tidak sempurna, tetapi dia adalah wanita yang paling tangguh yang mendampingiku. Sambil menunggu situasi  kondusif untuk kembali berbisnis aku putuskan untuk ikut membantu istri mengelola minimarket milik seorang family.

Waktu menunjukan pukul 19.30 ketika mobil yang ku kendarai memasuki pekarangan rumah kami di pinggiran kota.Segera barang- barang yang baru saja di beli kami bongkar untuk dipindahkan ke dalam rumah dicatat dan di periksa lagi oleh istri. 

Sementara memperhatikan kesibukannya yang dengan cekatan memilah-milah barang yang baru saja di beli ,terasa mata ini sangat berat sekali,jadi ku rebahkan tubuh di sofa tua ruang tamu.Di rumah hanya aku dan istri saja,anak gadis kami tinggal tak jauh di rumah  kakek dan neneknya untuk menemani mereka yang memang sudah sepuh. 

Dengan lelapnya aku tertidur setelah hampir seharian menghabiskan waktu menemani istri untuk berbelanja keperluan minimarket yang dikelolanya. 

Sosok putih itu kembali datang menemuiku, seperti biasa dia tidak pernah berbicara ataupun menyapa. Yang ku tahu ia selalu datang pada saat pikiranku sedang mumet atau lelah.Dengan senyumnya seolah dia berusaha menghiburku. Kadang dia menari , kadang memeluk dari belakang dengan hangat bahkan tidak jarang menciumi ku atau hanya duduk sambil menatapku. Yang jadi pertanyaan adalah apakah sosok ini malaikat? atau hanya hantu yang kerap mengganggu manusia yang sedang tersesat? Kehadirannya membuat hati menjadi bingung bercampur lega, hilang segala kepenatan,tubuh terasa menjadi ringan sekali.

Gaun pengantin warna  putih serta wajahnya yang anggun dan bersinar menjadi penghapus lelah. Akhirnya aku beranikan diri untuk bertanya" Siapakah kamu? " dengan tatapan matanya Ia menjawab "akulah jiwa murni yang selama ini ada dalam hatimu yang tidak pernah engkau dengarkan, tidak pernah engkau perhatikan dan engkau sia-siakan. Karena kamu terlalu sibuk dengan dirimu sendiri, kamu terlalu khawatir dengan hidupmu, hingga seringkali kau abaikan hak-hak orang lain. Hak anakmu, istrimu, saudaramu serta kawan-kawanmu. Engkau telah ciptakan kesedihan dan kekecewaan di hati orang-orang yang menyayangimu" air mata mulai menetes di pipi sosok tersebut. Kembali ia berkata " kamu masih ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mu, hilangkan semua egomu buang harga dirimu, bahagiakan mereka semua dengan kemampuanmu dan jangan berharap pujian jangan pula takut akan hinaan. Biarkan...biarkanlah Allah yang akan membimbingmu karena DIA lah yang mengutusku untuk mengingatkanmu " Tiba-tiba aku terbangun,jam di dinding menunjukkan pukul 02:00. 

....saatnya aku bertaubat kepada NYA.


Tangsel,10 Juni 2020 pukul 2:00




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline