Lihat ke Halaman Asli

Menghirup Udara Kegelisahan

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1366707808738709070

Hiruk pikuk Jakarta cukup menyibukanku dalam kegiatan sehari-hari, dimana saya harus berkecimpung langsung dengan berbagai latar belakang manusia, beraneka ragam pola pikir masing - masing dibenaknya, sejenak saya sering merenung disela-sela perjalanan saya dengan menggunakan transportasi umum yang menurut hampir semua penduduk dinegara saya tinggal mengatakan bahwa jasa transportasi tidak cukup layak untuk sebuah negara yang dikatakan bumi pertiwi yang kaya dan asri, saya sedang menuju suatu tempat yang cukup banyak menyita waktu saya disana, sambil berfikir bagaimana kegelisahan ini terus akan berlanjut hingga pada puncaknya, ditengah renungan saya, seorang wanita setengah baya (mungkin sudah mempunyai keluarga) dia meminta bayaran uang transport karena kebetulan dia seorang wanita yg sebetulnya kurang cocok untuk mengemban pekerjaanya, yaitu menjadi seorang kenek Bus kota. saya memberikan uangnya  dan kemudian lalu lalang meminta ke penumpang yang lainnya. dilain kejadian ada seorang nenek yang menaiki transportasi yg sedang saya naik, yang sudah cukup renta yang terpaksa masuk dalam kerumunan orang didalam kendaraan trnasportasi yang saya pakai yaitu bus sedang dimana masyarakat menyebutnya "Kopaja". disela-sela itu ada kejadian sederhana namun sangat menyentuh, ketika nenek renta itu memasuki kopaja, karena didalam sudah cukup berdesakan ada beberapa wanita muda yg tiba-tiba berdiri sambil mempersilahkan si nenek renta itu, q pun tersenyum kecil dan cukup terharu dengan keadaan itu, ternyata masih begitu banyak manusia yg peduli dengan keadaan sekitarnya. banyak sekali kejadian disana, dari mulai supir bus/kopaja yg sibuk mengendarainya, kenek wanita yg sesekali memberikan kode untuk berhenti atau berjalan dengan memukulkan koin dikaca pintu kopaja, selain itu banyak wanita yang bertutupkan masker diwajahnya dengan maksud melindungi wajahnya dari polusi yg ada, beberapa laki-laki yang sambil diam berdiri sibuk memaikan telepon genggamnya, seorang ibu-ibu yang selalu melihat jalan sambil sediit gelisah (mungkin takut terlewat tujuannya) banyak sekali kejadia-kejadian disana. kemudian ditengah kemacetan kota tersebut yg saya tinggal, tiba-tiba ada dua orang pria yang masuk ke kopaja yg saya naiki, yang satu membawa guitar dengan maksud untuk memnyanyi didalam bus kopaja tersebut agar penumpang disana memberikan sedikit rezekinya pada dua orang laki-laki tersebut. akhirnya saya pun hampir sampai pada tempat tujuan saya. bersambung............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline