Lihat ke Halaman Asli

Naskah Teater/Jadah Puritan/Karya Riyadhus Shalihin

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JADAH

PURITA



N

______________________________________________



THEATRIC PERSONAE

_________________________________________

Mistus I, II, III.

Monster – monster busuk

Anustus

Berandalan / copet / jambret

Dosa

Seoran lelaki buta lumpuh dengan kaki – kaki yang menyerupai gurita,

Rohanus

Seorang saleh

Hampa - Hula – Hawu- Gerilompo - Ma’un - Aweyhu

Demonstran idaman

Lamfu, Tileng

Polisi esek – esek

Himye

lelaki berkelamin blasteran.

Sebuah pojok gedung runtuh, dengan ilalang – ilalang tinggi – tampak warung remang – remang yang dipenuhi dengan dart – dart permainan lempar.

Mesin – mesin pabrik yang hendak runtuh terlihat menjuntai, dengan kabel – kabel mesinnya yang bergelantungan di mana – mana.

Terdengar bunyi – bunyi demonstrasi dan juga berita pembunuhan, dengan serak suara televisi rongsok.

Tampak masuk anustus dengan berpakaian sangat necis memainkan biola.. dengan sangat indah, namun lagaknya seperti manager marketing namun tampak cemas romantis seperti pelukis atau penyair, dia tampak memuja – muja temaram bulan dengan kalimat indah, dia seakan memanggil – manggil bulan dan sekali – kali dia pun duduk dan kemudian pergi kembali, sambil terjatuh dan berguling – guling, layaknya perampok.

Tiba – tiba serangkaian gerombolan mistus datang dengan menyergap suasana malam, meneror dengan ritus musik katedral yang membahana, tampak mereka membawa sendok dan juga mangkok plastik berisi spaghetti.

Mistus I: mari bersama – sama !

Mistus II: Menggapai gengsi !

Mistus III: Menuju Fantasi Kota !

Mistus II: Ini Adalah spaghetti, perlambang kualitas panganan masyarakat kota diantara rakyat – rakyat miskin yang menunggu sebungkus nasi di malam – malam yang dingin.

Mistus III: Lihatlah seperti cacing meliuk – liuk di tenggorokan, menjulur menjijikan

Semua: Hahahahahahah….

Mistus II: Demi sebuah kenikmatan, kan kugadaikan rasa kemanusiaanku..

Mistus III: apa beda manusia dan bukan manusia hah ?

Mistus I: Tipis kawan, bahkan nihil.

Mistus II: Hahahahaha

Mistus I: ah ya dan Jika pada akhirnya mereka akan menjadi “ setan “, mengapa harus menjadi manusia terlebih dahulu

Mistus III: Tidak praktis

Mistus II: Berbelit – belit seperti parkrir di Mall.

Mistus II: Prosedur man, adminstratif, itu AD – ART Tuhan

Mistus I: Hahahahah…aku lebih rela menyembah pemilik kafe kopi, daripada menyembah adam, hah adam si cikal manusia…

dahulu mereka memakan buah khuldi, kini mereka menjual ginjal dan usus sesama nya semudah memetikbuah khuldi..

Mistus II: Dia terlalu banyak menonton berita kriminal..

Mistus III: lagipula memangnya adam punya kafe kopi yang elegan

Mistus I: Satu cangkir seharga 85 ribu kawan… dan lihat ketika ku seruput dengan mesra.. para sampah – sampah kota itu.. terkapar mencari seonggok nasi di antara sisa – sisa restoran.. di bawah kolong – kolong jembatan… hua hua hua hahahahhaha…..

Mistus III: Hhahahahha puisimu sungguh ghaib.. dan emmm….. galau gitu.. kaya penyair eu, penyair - penyair afrika..

Mistus II: Ha ha ya memang aku keturunan susi susanti…

Mistus II: Coba Bayangkan teman, menyeruput kopi Di tengah kota, dengan mahasiswa – mahasiwa beretika rapih dan pakaian mereka yang sungguh harum

Mistus III: bercengkrama sembari menunggu petang tiba, dengan bincang – bincang seputar handphone dan laptop terbaru..

Mistus II: Jangan sungkan ini adalah hukum wajib gaya hidup mayarakat kota..kalau tidak begini wah.. haram menjadi masyarakat metropolitan.. hahahaha..

Mistus III: tidak lupa dengan sisha juga waffle yang renyah juga mewah

MistusI: Jangan tunggu kesempatan kedua kawan, ini adalah kota untuk kita, karena

manusia telah mampu mencipatkan surga dan nerakanya bagi dirinya sendiri

Mistus II kemudian berjalan – jalan melihat – lihat suasana kumuh kota dia menghambur – hamburkan spaghetti dan melesapkannya dan dibasuhkannya di leher, tampak saos spaghetti menjadi seperti lumuran darah di antara dada dan jubah nerakanya.

Mistus II: Gila.. ini asik bro..

Mistus III: Apa ?

Mistus II: Aku ingin lahir di kota… mati di kota dan lahir kembali di kota..

Mistus III: Ucapannya berat… sok yunani…

Mistus menjadi melonjak – lonjak dan seperti gila juga tak tentu arah berjalan.

Mistus II: Bangsat … hahahahhahaha.. Bangsat sungguh menyenangkan.. ah ah.. Tetapi

Mistus I: Tetapi apa

Mistus II: Tetapi aku ingin lahir Sebagai orang kota yang kaya..

Mistus III: Mengapa ?

Mistus II: Aku tak rela.. menyeruput kopi mewah sembari mengemil nasi raskin..

Mistus III: Hahahaha tenang kawan..

Mistus II: Mengapa ?

Mistus III: Beritahu dia, kawan

Mistus I: Profesi penggoda nafsu sekarang sedang naik pamor, mengalahkan presentase mahasiswa lulusan fakultas kedokteran

MIstus II: hei ucapmu sungguh sadis tapi anggun dan estetis

Tiba tiba mistus I membuka jubah nerakanya dan memperlihatkan es – krim yang tampak begitu mewah dan menggoda

Es krim itu bergelantungan di antara badan – dan dadanya.

Dadanya membuat bentuk visual berlambang mata satu namun dengan mulut yang tertawa

Mistus I: Lahap

Mistus II: Ya Jilati..

Mereka menjilati es krim di dada Mistus I

Tiba – tiba di antara kegaduhan itu, terdengar bebunyian es krim , seperti suara penjual es – krim di tahun tahun 1980 – an.

Ternyata itu adalah Rohanus yang sedang mengendarai sepeda es krim, dengan coretan warna – warni sepeda es krim tersebut terlihat sangat norak dan menjengkelkan. Terutama dengan lambang nya yang bertulisakn : “ Es Krim Pahala – membuat kita masuk surga “

Rohanus kemudian menabrak mereka, sehingga para mistus terpelanting.

Salah satu Mistus pitam bernafsu kemudian naik ke atas gerobak es miliknya.

Mistus II: Apa maksudmu bangsat…

Rohanus: Hu hu hu. Es krim surga.. es krim surga.. hu hu hu

Sang Rohanus yang memakai kacamata warna – warni tampak tersenyum sembari dengan tenang perlahan – lahan kemudian mencium wajah Mistus II.

Mistus II: Bangsat

Rohanus kemudian turun dari sepedanya dan menyalakan lebih keras volume dering speaker es – krimnya.

Mistus III: Matikan bangsat..

Mistus III mendekati rohanus kemudian di pun dicium wajahnya oleh Rohanus.

Rohanus pun kemudian naik ke atas bak rodanya.

Tiba – tiba di atas bak roda yang dia duduki terdengar suara orang yang menggedor – gedor dengan keras dari dalam.

Dosa: Buka.. Buka… Bukakan…

Rohanus: Hei .. hei kau sedang dibelenggu

Dosa: Bukan aku yang berbuat.. manusia yang melahirkan aku.. jangan salahkan aku

Rohanus: Aku sedang bekerja, aku sedang menjual pahala maka kau sebaiknya tetap diam dan jangan banyak beraktivitas. Semkin banyak kau bergerak pertumbuhanmu akan semakin buruk..

Dosa: Aku ingin bebas, aku buruk, dan berdosa namun aku tidak menginginkan diriku lahir, aku ingin dilahirkan menjadi manusia. Manusia .. ah manusia jangan lagi lahirkan aku.. jangan !

Rohanus: Hei.. diamlah

Para mistus kemudian penasaran mereka pun segera menarik rohanus, membekapnya dan salah seorang mistus kemudian membuka bak e s – krim tersebut.

Tiba – tiba keluarlah selengan tangan hitam dari dalam bake s krim penuh borok dan busuk.

Rohanus kemudian membuka bekapan nya dengan susah paytah kemudia berusaha berkata – kata sesuatu

Rohanus: Ah lihatlah dia sungguh menjijikan cacat ..

Mistus II: Aku mengenalnya..

Mistus III: Aku tahu dia..

Mistus I: Dia menjadi tumbuh dengan cepat…

Mistus II: Baunya busuk… uh ku cinta..

Dosa kemudian makin lama makin menunjukan badannya, perlahan – lahan semua orang dapat melihat perawakannya yang hitam kekuning – kuningan dengan kaki yang lumpuh sussah berjalan, namun menyeretnya membawa kaki yang bercabang banyak seperti gurita.

Dosa: Hik kenapa kalian melakukannya, tidak usah kalian ciptakan lagi aku – aku selanjutnya

Mistus III: Hei kau tiba – tiba berkata arif.. ah pintar kau sekarang rupanya

perlahan – lahan mistus III mendekati wajah dosa yang borok dan busuk, kemudian dia hirup dalam bau – bau wajahnya tersebut, dia hendak mencium wajahnya namun cepat dia berkata sesuatu

maaf – maaf sungguh diriku minta maaf, meski aku berkontribusi dalam pertumbuhanmu yang sunguh menggemaskan itu,

Mencubit pipi dosa.

namun jujur ku katakan kau hanyalah ampas dari eksresi nafsu manusia..

Rohanus: Sudah kukatakan pertumbuhannya buruk..

Dosa: jangan lagi kau lahirkan aku, jangan..

Mistus II: Kawan kita tidak pernah bemaksud seperti itu,

Rohanus: Olala.. olala seharusnya aku membunuhnya di dalam freezer es krim..

Mistus II: Diam dulu banci..

Rohanus: Hei ohoi ..

Mistus III: Dia akan terus hidup selama kita masih hidup

Mistus II: Selama manusia masih hidup..

Rohanus: Oh percakapan yang bijak.. aku terharu.. hik..

Dosa: Tidak diam, hik.. aku mohon.. kau tidak salah.. kau tidak salah.. kalian tidak salah.. tidak ada yang salah.. ini bukanlah pernyataan siapa yang salah.. aku terlahir alami.. aku dicipta dari kenikmatan yang disesali, kegairahan yang mencelakakan, namun aku tidak akan bisa mati… aku seumur hidup bumi dikutuk untuk terus tumbuh

Rohanus: Coba saja tanya

Mistus I: Tanya apa ?

Rohanus: Umurnya, ya masa agamanya sih..sebel deh

Mistus I: Hei berapa umurmu

Rohanus: Sejak kabil mengawini lahuda, sejak penguburan terhadap habil di tanah bumi, sejak incest adam dan abraham menyebabkan turun temurun kecacatan pada manusia..

Mistus I: Anjing aku menanyakannya pada dia..

Dosa: Ya benar sejak aku mencintai manusia sebagaimana manusia mencintai diriku.. sebagaimana aku melahirkan nikmat.. dan kenikmatan melahirkan aku..

Tiab – tiba terlempar lah botol – botol yang berseliweran melayang dari atas kiri panggung, dengan tong sampah, batu juga berapa alat – alat yang sering digunakan pada ajang demonstrasi.

Terdengar pula teriakan – teriakan yang sungguh membahana, meneriakkan kata politis yang sunguh kotor, sungguh kacau, riuh dan ricuh dengan tembakan- tembakkan juga suara tank yang menembak ke mana – mana.

Koor Demo: Woi, kembalikan hak kami kembalikan hak kami…

Rohanus: Apa itu…

Mistus II: Kerusuhan, kehancuran publik, pemerintah akan diruntuhkan…

Gas – gas api dan botol – botol pecah semuanya terlempar ke tengah panggung, suasana panggung mejadi sangat berantakan seperti nuansa sehabis peperangan antara para aparat dan mahasiswa di tahun 1998.

Koor Demo: Hidup rakyat.. hidup rakyat.. hidup woi…

Rohanus: Ada apa ini pembakaran patung.. penghancuran diskotik… aku mesti ikut ini.. wajibul halal hukumnya ini.. wah, pesta pahala ini namanya..

Koor Demo: Bunuh pemuka agama yang korupsi.. bunuh bunuh.. agamawan koruptor..

Mistus II: Ha ha ha ha ha …

Rohanus: Waduh.. waduh

Mistus II: Sudah kau jubah putih aku sering bercengkrama denganmu pada saat- saat yang tak disadari, kau tidak usah bertindak suci.. kau ini hanya tahu hancur – hancur saja.. benahi dulu dirimu yang hancur itu, setelah suci baru hancurkan kemaksiatan…

Mistus I: Hancurkan kebathilan bukan hancurkan cipta rasa dan karsa manusia..

Mistus III: Ha ha ha ha ha , wah masa kami yang memberitahukan soal ini sih.. kau kan manusia..

Lalu diam – diam para mistus berputar dan mengelilingi Rohanus perlahan – lahan mereka membuat gerakan koor yang menakutkan tapi asik, lucu dan genit.

Suara disko – disko berkelindan menyebabkan panggung seperti area dansa.

Para Mistus bernyanyi berputar dan berdansa , membuat Rohanus semakin malu dan terpojokkan

Para Mistus: Kau .. oh kau manusia yang tidak manusiawi..

Jika kau ingin dihargai sebagai manusia.. hargailah rasa kemanusiaan itu.. oi..oi

jangan dahulukan kepentingan agama, politik atau apapun.. oi.. oi… oi…

Kalau kau ingin menjadi manusia hargailah manusia itu…. Oioi… oi

Rohanus terpojok malu

Tiba – tiba terdengar lagi suara - suara demonstrasi yang menggelegak kali ini lebih keras, dan menghancurkan konsentrasi para mistus

Demo: hancurkan aparat – hancurkan penguasa .. injak balik kekuasaan.. oi.. oi.. ayo lawan hancurkan..

Tiba – tiba dari arah kanan panggung keluarlah 2 orang polisi yang bernama lamfu dan tileng, mereka berlari ketakutan dan berjalan mundur, perlahan – lahan ketakutan.

Kedua aparat menabrak kerumunan, paramistus segera menghindar.

tersisa rohanus, lalu mereka menabrak Rohanus

Para aparat ini tidak bisa melihat para mistus dan juga dosa, namun dosa dan mistus dapat melihat mereka, hanya rohanus yang dapat melihat alam manusia juga melihat alam non manusia.

Lamfu: Ah… ah tolong .. tolong … wahhhhhhh…. tolong

Rohanus: Hei ada apa bicaralah.. berbicaralah pada tuhanmu… apa kau beragama..

Tileng: Agama kita STNK, SIM, SPION, SIDANG, TILANG eh.. eh… eh

Lamfu: Husttt… eu eu hik.. hik tolong kami kanjeng..

Rohanus:ya minta tolong lah, aku orang beriman, suci dari dosa… lihat pakaianku panjang dan putih..

Tileng: Tolong kami..

Lamfu: Buat kami menghilang kanjeng..

Rohanus: Maksudmu apa hah ! kaukira aku magician, pesulap dari negeri ali baba , aku ini aku orang suci , dimuliakan , kudus dan agung.

Lihat ini cincinku. Mengkilap sungguh besinar – sinar

Lamfu: Sakti ajaib kanjeng ?..

Roahanus : Ya begitulah..

Tiba – tiba sang dosa kembali kesakitan dia menggeliat- geliat, percakapan ini terjadi alienasi yang saling berbaur antara dunia manusia dan dunia mistis.

Dosa: Argkkkkkhh…

Mistus I: Hei ada apa denganmu ?

Dosa: Aku butuh pendingin, aku butuh didinginkan..

Mistus II: Ada apa dengannya ?

Dosa: Akrggggkhhh badanku semakin membesar, kaki – kaki guritaku semakin memanjang tak terkendali..

Mistus III: Bisa begitu ?

Mistus I: Baunya semakin busuk..

Dosa: Argkhhh… berikan aku ruang…

Mistus I: Nyalakan saudaraku…

Mistus II: Ha ha ha ha ha iya…

Para Mistus berebutan memencet tombol suara es krim, suara es – krim menggelegar kembali terdengar

Dosa berlarian menjerit – jerit lalu dia masuk dengan tiba – tiba ke dalam kabin es krim. Para Mistus terus tertawa – tawa..

Mistus III: Hahahah kau tidak akan bisa berhenti.. kau akan terus tumbuh

Mistus II: Ya dia tidak akan bisa berhenti tumbuh, apa dia tidak tahu ..

Mistus I: Oh Betapa sungguh menyenangkannya berada dalam masa pubertas, oh oh oh..

Mistus II: Ha ha ha ha terus tumbuh terus tumbuh, dosa .. dosa .. dosa.. ini tak akan berhenti .. ha ha bumi semakin tua .. bumi semakin tua ..

Misus I: Dan kita semakin muda…

Misuts II: Haha hahahah ….

Tiab – tiba para polisi menjerit – jerit kembali

Tileng: Haaaaaa…. Tolong Kami kanjeng sembunyikan, ah di jubah putih besarmu itu mungkin kenjeng..

Rohanus: eh eh eh eh eh …. Hei curut.. ada apa kalian ini.. liat seragam mu .. apa kau tidak malu

Lamfu: Kami lebih malu kalo mati ditimpukin batu di jalan…

Rohanus: Loh … Loh ada apa sampe mainbatu – batuan segala sih ?

Ruang metafisik kembali ribut

Dosa: Ahhhhhhrgghhh..

Mistus I: Hei kau ini..

Mistus II: Nyalakan lebih keras..

Mistus II: Lihatlah dia berkembang menjijikan bro..

Ruang nyata

Tileng: Kami ini awak keadilan yang jujur kanjeng.. sungguh deh ah..

Raung metafisik

Dosa: Ahrggghhhh…

Mistus III: Hei badannya semakin bau…

Mistus II: Loh ko .. hei kita belum nimbrung di sana .. yo ah

Para mistus pun bergegas menghampiri para polisi , dan meninggalkan Dosa yang kesakitan para Mistus berguling – guling dengan sungguh abstrak.

Tiba – tiba dari belakang panggung meloncatlah para demosntran dan para sarjana pengganguran dengan membawa mainan anak – anak juga pistol – pistol mainan.

Mereka adalah Gerilompo - Ma’un – Aweyhu para aktivis reformasi yang dibayar oleh suatu oknum untuk membantai ras tertentu, dan Hampa - Hula – Hawu sarjana pengganguran yang mengisi kekosongan waktu dengan menjadi demonstran panggilan.

Mereka berteriak – teriak penuh amarah dengan memakai celana pendek pantai dan kacamata 3 dimensi, mereka sibuk mencari – cari para polisi.

Gerilompo: Hidup rakyat.. kekuasan di tangan kita…

Maun: Hancurkan tiran… ya…. Hancurkan tiran..

Tileng: Waduh.. waduh tolong kami kanjueng..

Rohanus : Tenang … tenang … ini hanya perkara biasa aku ini orang beriman…

Tileng: waduh kuanjeng gimana ini..

Lamfu: kuanjeng tolong … tolong kami kuanjeng…

Tiuleng : mereka semakin mendekat…

Roahanus: ucapkan do’a damai atas nama tuhamnu , nak.. kau akan selamat..

Tileng: Ahrgggkkkk..

Rohanujs : Ayo cepat pegi.. sana lari yang kencang… husss.. husssss

Dari arah kanan panggung hampa, menangkap kedua polisi ini dengan mudah sedangkan hula hawu menangkap mereka dengan meloncat dari arah tengah belakang panggung.

Maun: Sekali berarti sesudah itu petak umpet…

Hula: Abis nilang kupat tahu, rokok samsu…

Hawu: Sikat dan ganyang…

Maun: Tangkapan bagus kawan… Kijang satu… kijang satu.. menangkap 2 kadal..

Para demonstran dan para mahasiswa pengangguran ini berputar – putar dengan sok kritis.

Hawu: pa tolong pa, uang saya tinggal lima ribu pa tolong… tolong..

Hula: Ya sudah masukin ke bawah sepatu saya itu.. cepetan .. awas ada yang liat..

Maun: Pa masa ditilang, motor saya ini cuma ga ada pentil..

Hula: Eh ini membahayakan, bisa menyebabkan ban meledak .. menggangu ketentraman .. jangan jangan kamu mau membuat teror … bersifat radikal… pengganggu stabilitas negara… udah 20 ribu aja, daripada dikejar sama densus.

Para polisi menunduk ketakutan tak berkutik

Hawu: aku menangkapmu dengan sederhana,

Gerilompo: Widih puitis.. nyastra banget gicu ah..

Hawu: seperti spion dan lampu yang membuatmu mengeluarkan uang di siang hari

Hula: huk aku terharu…

Hawu: jenis puisi yang Tragik tapi asik…

Tileng: kanjeng tolong kami kuanjeng …

Rohanus: Tuhan mengajarkanmu untuk tabah dan pasrah pada takdir nak…

Lamfu: Setidaknya kau perintahkan mereka untuk mendamaikan masalah ini di kantor bukan di jalan raya seperti ini kanjeng..

Rohanus: Para nabi menderita nak, dan akhirnya mereka masuk surga.. pahamilah mereka .. damailah seperti mereka…. Oh nabi oh tuhan….. ya salam.. ya salam

Lalu tiba – tiba dari arah kanan panggung tampak seseorang yang sedang tertawa – tawa dengan begitu renyah, memainkan dart – dart lempar dengan begitu santai…

Anustus : Hahahaha… Cuma surga saja yang dapat kau jadikan solusi hidup.. seakan dengan alasan surga maka manusia akan siap menerima semua kenyataan pahit hidup ini..

Tileng : Hei dia pencopet paling keji.. dia perampok … pencuri ulung.. tangkap dia,, tangkap…

Ma’ul: Eh.. eh… eh kau sedang berada dalam genggaman kami, genggaman para mahasiswa

Hawu: Yap kalian berada di tangan - tangan “ agen – agen perubahan “

Anustus: Ha.. hahahaha… ! agen – agen apa kalian bilang ? tidak salah dengar aku.. agen agen pengubah status facebook hah ? berdiam seharian di depan nya dengan mengutip ucapan – ucapan tokoh – tokoh revolusi.. membuat kalian merasa cukup idealis hah……

Rohanus: Hei kau jaga ucapmu.. ini adalah negara etika.. aku agamawan keturunan bangsawan abad pertengahan yang tidak berbelah tengah , namun selalu menjadi penengah..

Ansutus: Wah … wah.. wah sedang berada di mana ya aku ini… komite fatwa – fatwa halal haram kah ?

Dosa yang sedari tadi terguling di dalam kabin es krim mulai bangkit dan perlahan – lahan melihat ke arah anustus

Dosa: Dialah antibiotik dialah amoxicillin ku… dia dia.. oh dia

MistusII: Hei siapa dia.. ku rasa kita mengenalnmya..

Mistus III: Ah dia cunguk biasa .. sampah tengik di kota yang luas ini..

Rohanus: Jaga mulutmu..sekali berucap kau akan menemukan penderitaan dalam hidupmu….

Anustus: Ha.. ha ha ha penderitaan… derita .. derita…hahahahah… derita halal haram

Rohanus: Tertawalah hidupmu akan penuh dengankesusahan dan penderitaan, mulutku ini bertuah.. dikabulkan tuhan.. sekali berucap seluruh rakyat akan membantaimu

Anustus: Hahahahahah…. Wahai manusia suci, aku memang butuh penderitaan.. aku cinta penderitaan aku ingin derita .. wahai derita aku mencintaimu.. datanglah padaku..

Aku mencari derita, aku mencintainya.. menyayanginya…

Surga sungguh tak menarik.. apa yang kau minta akan segera ada di hadapan mata .. apa lagi yang kita perjuangkan..

seumur hidup meminta lalu ada.. meminta lalu ada ... dan tak pernah mati.... kita sudah tidak benar - benar menjadi manusia.. surga.. oh surga…

Rohanus: Kurang ajar kau berani - berani memainkan surga…

Lamfu: wong sabar pa, dia Cuma copet pa… nanti akan kami tangkap ko pa..

Tileng: tenang pa.. segera akan kami bereskan.. bapa sing tenang .. dia Cuma cunguk

kecil pa..

Abnustus: pa.. mengapa sih tak kau katakan saja .. orang – orang yang berdosa akan mendapatkan tempat yang kecil di surga itu.. namun orang yang banyak beramal akan mendapatkantempat yang luas di surga..

jangan kau penjara mereka di neraka pa… aku kira efeknya akan tidak terlalu mengerikan … begitu menyeramkan mitos tentang neraka itu pa..

Rohanus: Bangsat apa maksudmu.. hah, mengatakan neraka itu mitos..

Anustus: Ha.. ha bapa.. bapa .. !apa – apa yang belum terbuktikan secara empirik itu bukankah kita sebut sebagai mitos , betulkah hei para mahasiswa …

Mahasiswa: Ya betul… setuju sanget

Anustus: Ha dengarkan , dan apa – apa yang sudah dialami lalu secara turun – temurun terceritakan, maka disebut dengan istilah legenda…

Mahasiswa: That’s right, man..

Anustus: bingung juga nanti nyerita sama anak – anak kita , ada legenda sangkuriang dari jawa barat.. roro jongrang dari jawa tengah.. nah legenda neraka itu dari mana ya pa…

Mahasiswa: ya darimana .. darimana ihi.. ihi… ihi…

Rohanus: Diam kalian semua bersekongkol, jadah setan kalian semua..

Mistus III: Hadir pa..

Mistus II: Asik..

Mistus I: Tempat tinggal kita bakal jadi legenda..

MistusII: foto kita nanti ada di buku bahasa indonesia untuk SD dong..

MistusIII: Buku sejarah lebih elegan..

Mistus II: PPKN Juga boleh… singkatannya ngeri.. akademis rasanya

Anustus: dan ayat – ayatmu suci mu tidak akan terkapar lagi di meja - meja kantor.. di lemari – lemari kaca berdebu..

Ma’ un: Gila, dia martir.. sungguh copet berkelas..

Gerilompo: uahhhrhhhkk…. Dia cocok jadi agen peruabahan

Aweyhu: tridarma perguruan tingi..

Maun: Pendudukan, Pemberontakan, penyerangan

Gerilompo: Revolusioner.. viva la revolution .. pokoknya demo tiap hari bah.. hajar

asoy..

Hei rakyat kau berada di dalam perlindungan kami para mahsiswa..

Maun: tapi kalau kau terus membela rakyat ger.. kapan kau lulusnya ..

Gerilmpo: Itu masalahnya Un, aku memutuskan tidak akan lulus - lulus.. aku ingin terus menjadi mahasiswa aku akan terus membela rakyat.. un.. mengerti kau tidak un.. I’am the revolutioner man… jiwaku ada di hati rakyat..

Aweyhu: Ya, tapi kalau kau ga lulus.. lulus juga, uang yang kau pakai untuk kuliah itu ger.. uang rakyat ger,

keringat – keringat tukang beca yang dipotong pajak kota, para supir angkot yang dipotong retribusi DISHUB juga para Pedagang Kaki Lima itu menyumbangkan keringatnya untuk biaya kuliahmu.. beasiswa mu.. fasilitas kampusmu..

Gerilompo: Maka aku akan membalas nya dengan terus berdemonstrasi kawan.. camkan itu. Dan tak usah banyak bertanya lagi..

Ma,un: banyak yang ingin mendapatkan jatah kursi sebagai mahasiswa ger.. dan kau tidak turun – turun dari kursi itu..

Gerilmpo: Bangsat kalian semua.. tidak mengerti semboyan “ dari rakyat, oleh rakyat , untuk rakyat “ hah ? ha.. yeahhh.. viva la… hail… hail…. Hahahaha….

Maun: Gila stress kau ger.. demonstran keblinger..

Tiba – tiba Hp Aweyhu berbunyi.

Tiba – tiba turun artistik hp berwujud besar dari atas panggung.

dari hp tersebut terlihat gadis – gadis yangt sedang nongkrong di mall – mall..

Terdengar pula suara – suara diskotik yang begitu gemerlap.. sehingga suasana panggung diterangi dengan lampu dan energi ruang diskotik yang berputar – putar.

Aweyhu: Wah Ratika ya… hai sedang apa nih.. wah kalian lagi pada di mana..

hah malam ini Dj Mario …. waw cuco waduh mau awwww… kau sedang di manasekarang

ditempat biasa.. kan ?naik mobilnya siapa tik.. aku lagi sama ma’un nih.. iya.. lagi di mana.. eu eu eu… lagi nongkrong aja di simpang kampus tik..

lagi ngapain ? euh ini kita mau ngebuang blackberry kita .. cuman dari tadi ga ada orang miskin yang lewat..

hah naik alphard nya si alvin.. awwwwwwwwww….. ya ayo deh tunggu ya… tik

Maun: Siapa wey.. siapa ?

Aweyhu: Tika… tika un.. lagi pada mau caps to the club.. nih..

Maun: Wah asik ..ayo hu.. siap going come on.. deh..

Berdua: Ready To Clubbing.. ready to spend the night.. all right.. hahaaaa….. hahaaaaa..

Gerilompo: Hei kalian berdua mau ke mana…

Aweyhu tiba – tiba membuka baju demonstrasi dan jaket almamater kampus mereka

kemudian dari dalam baju mereka tampak baju warna – warni, berkilauan, kalung gelang bling – bling bersinar.

Musik hip – hop tiba – tiba terdengar.

Gerilompo: Hei rakyat masih tertindas, mereka masih membutuhkan kita, kalian mau ke mana ?

Aweyhu: Yow yow yow… capcus yow… kite – kite mahasiswa masa kini doyan demo tapi

juga tidak lupa clubbing dan nongkring…. Yow … yow

Ma’un: Mantap yow, mamen.. pagi sampe siang kite idealis yow.. malem – malem kita ajojing dengan tante tante ceriwis yow .. yow..

Gerilopmpo: Hei pembela hati nurani rakyat … ini nurani rakyat masih ada di pundak kita ?

Aweyhu: haduh ger.. ger…. Ini udah malem ger.. cape tau ngebela rakyat terus.. kita santai dulu ger

Gerilompo: Tapi mereka belum tentu pada makan .. apa yang kita lakukan, sanubari mahasiswamu dimana ? .. sementara mereka kelaparan kita bersenang – senang di bawah lampu neon berwarna - warni

Maun: Haduh kau ini.. rakyat .. rakyat.. rakyat…. Terus, stress tau… besok pagi lagi kita mikirin rakyatnya.. haha… ha.. ha ……

Musik hip – hop kembali bersuara .

Berdua: Yu ah ger… Bye – bye melayu… yu men – yu men yow… kita ready to stripping on the sky.. beat to the beat .. hep ah .. ah .. !! beat to the beat .. hep.. ah… hep ah… beat to the beat ….. !!!

Suara – Suara diskotik dan jalan raya memenuhi ruangan

Klakson mobil – mobil mewah menyeruak terdengar

Kemudian gerilompo mengeluarkan senjata besar juga granat. Dia berteriak –teriak dengan gila .

Hampa – hawu bergaya bagai boyband mengikuti – ikuti gerak kemarahan dari Gerilompo.

Gerilompo: Demi nama soekarno, aku berfatwa bahwa mengkhianati hati nurani rakyat dengan cara apapun adalah “ haram “ namanya

Hampa: kalau dilakukan gimana om ?

Gerilompo: Nyi roro kidul akan menghantui kalian..

Hawu: ampunma…

Gerilompo: Balatentara laut selatan akan menenggelamkan kalian, ha. Mengerti dan kalau tidak aku sendiri yang akan mengoyak isi hati mereka yang tidak berperikemanusiaan tersebut..

Hampa: ini dia Harapan bangsa

Hawu: Sungguh idealis, citra pemuda masa kini..

Hampa: wakil sanubari rakyat

Gerilompo: Ha.. ha .. ha ya memang , memang itu aku… memang.. teruskan

Berdua: hidup sang pembela, hidup sang pembela , hidup sang pembela.. wahai sang pembela.. oi oi oi oi……

Tiba – tiba sekelompok Mistus mendatangi gerilompo dengan membawa sekotak donat mewah juga majalah – majalah otomotif kelas tinggi.

Beberapa mistus membawa lampu senter warna – warni mendekati Gerilompo, kemudian perlahan – lahan lampu meremang tiba – tiba terasa suatu peristiwa yang mistis namun lucu.

Para mistus mengendus dan membisik serta menggerayangi badan gerilompo yang tampak ketakutan namun geli – geli mesum.

Para Mistus membisik – bisiki telinga Gerilompo. Majalah – majalah disodori dan dikelilingi donat di endus – enduskan di depan hidung gerilompo, lampu senter warna – warni mengelilingi kepala Gerilompo.

Gerilompo: Apa ini.. hah tidak – tidak…

Tidak akan aku adalah abdi rakyat yang tak gentar, aku berjuang demi mereka

tidak –tidak sekali ku katakan tidak.. bangsat.. hah, nafsu angkara akan kuenyahkan kalian dari inderawiku… enyah kalian – enyah duniawi enyah dari hidupku…

Gerilompo pun mengamuk kesetanan, hingga Para mistus pun perlahan menghilang.

Hampa: Citra demonstran ideal..

Hawu: Panutan para pemberontak..

Hampa: Nabinya orasi..

Tiba – tiba datang himye, seorang lelaki kelamin blasteran.

Dengan seragam prajurit yang gagah menyeramkan, namun lipstick merah muda dan sepatu hak tinggi memberikan kemanisan himye, himye semakin ayu dengan membawa payung pink di pundaknya

Gerilompo benar – benar cerah ceria dan terpukau akan kehadiran Himye.

Himye: Emas , mas geri… mas geri…. Oi mas geri… iiiih tuli ya… oi masku.. hei.. mas

Gerilompo pun berjalan perlahan dengan gagah mendekati Himye, yang sudah kenes kegelian ditahan – tahan.

Gerilompo: Ada apa sih mbakyu, ko nyusul aku ke sini.. aku sedang khotbah di depan pemerintah ini loh…

Himye: oh … oh … nda inget…. Ga tau ah, kesel aku..

Himye pun memutar badan dan menutupi pungungnya dengan payung pink.

Gerilompo: Aduh jangan munggungin mas gini dong, yu.. mbakyu.. sini dong, coba liat wajahmu…

Himye: Kamu lupa ya mas, atau pura – pura sih…

Gerilompo tampak tersenyum jumawa, menggoda.

Himye: Ih ngerayu ya….

Himye mencubit mesra hidung besar Gerilompo.

Gerilompo: mau apa sih kau kemari cah ayuku…

Himye : Aih mas , lupa ya mas lupa.. coba liat tanggal berapa sekarang..

Himye mengelurakan gulungan kalender dari balik seragam tentaranya, kalender tersebut memanjang seperti lontar - lontar kerajaan.

Himye: Lihat ni mas, sekarang nih tanggal 30 september.. hari ini kita kan mau nonton konsernya Ridho roma… hik.. hik… engga inget ya mas ini..

Tiba – tiba Gerilompo yang sedari tadi gagah kini perlahan berubah menjadi genit, dia bersorak – orak bergaya dangdut dan histeris.

Gerilompo: Ahhhhhhhhh…….. Ridho roma ………… awwwwwww……. Bulu jambang si bulu jambang, aw aw si bulu jambang..

Kemudian Gerilompo memberikan simbol mengusap – ngusap jenggot dan dagu,diikuti oleh Himye seperti sebuah tanda wajib komunitas pecinta Ridho Roma, kemudian mereka pun terlarut bersama dalam sebuah euphoria dangdut.

Terdengar perlahan – lahan sayup – sayup “ Sekian lama aku menunggu akan kehadiranmu ‘

Mereka berdua pun berteriak – teriak histeris,melonjak – lonjak girang kemudian dalam sekejap mereka berlarian ke luar panggung dengan heboh.

Hampa: Hei pahlawan kita larinya gemulai seperti itu..

Hawu: Pahlawan kita berpantat ayam..

Hampa: dadanya membusung tapi klemer – kelemer triping ternyata

Hampa: Kita terjepit mamen…

Hawu: Tidak ada panutan, tanpa nabi, tanpa titik..

Tampak lamfu dan tileng dari belakang mengendap kemudian menangkap mereka dengan tali tambang juga pisau belati di tangan.

Lamfu: Ha…. Ha kena kalian, pemimpin kalian sudah tidak ada.. apalagi yang akan diharapkan dari spanduk – spanduk provokatif juga microphone butut para mahasiswa…

Tileng: Paling ujung – ujungya bakar ban mobil, dikiranya kita takut..

Hawu: Hei ada apa ini ..

Tileng: ha ha ha ha ha lihat, coba perhatikan daging kalian tampak masih segar dan muda, kami akan kuliti kalian , congkel isi matamu, sayat kulit kemaluanmu, bongkar isi perut kalian lalu kami jual ke Negara tetangga..

Hampa: Gila kalian tak bertuhan hah ! apa di akademi kepolisian tidak di ajarkan pelajaran berketuhanan hah ! Gila kalian !

Lamfu: salah mereka bangsat, mereka semua memakai helm dengan rapih, bersuratkan lengkap.. dengan etika yang taat rambu .. lalu apa lagi yang dapat kami santap, tunjangan kecil, rakyat semakin pintar, cerdas berkata – kata seperti kalian , hah.. dan kami yang tak lulus SMP ini apa yang akan kami tawar – tawar hah..

Hampa: Hah, tidak lulus SMP.. Wajib Dikdas tau..

Tileng: pendidikan bagi kami adalah Wajib Tindas , wajib lindas

Lamfu: Ayo kita bawa mereka, lekas kita kirim mereka..

Tileng: Betul sebelum kantor jasa pengiriman tutup..

Hampa: Tolong … tolong psikopat… ah tolong

Hawu: Ah tolong, hah kalian tidak bertuhan.. tanpa tuhan..

Rohanus: Tak beragama tak bertuhan .. kerjamu menyakiti orang lain hah.. menyakiti orang – orang suci sepertiku membahayakan,mu nak.. kau tidak tahu negeri ini rupanya .. ingat .. kau tidak akan aman menyakitiku..

Anustus: Oh… mengerikan… semenakutkan cerita neraka

Mistus I: Pemberani, menghina ..

Mistus II: Hei dosa sebaiknya kita giring..

Para mistus menggiring dosa dengan paksa dan diletakkan di antara percakapan Rohanus dan Anustus, mereka mengeluarkan balon – balon dari balik jubah kemudian mereka tiup dan mereka pasangkan di antara gurita juga kaki – kaki dan tangan Dosa.

Dosa: Hik, apa yang kalian lakukan..

Mistus III: Nang ning ning nang ning neng.. Nang ning ning nang ning neng…

Mistus I: Oh bayi yang lucu.. kita akan merayakan ini , kau sebentar lagi akan pecah , meledak, daging – dagingmu berhamburan, di bawah temaram lampu kota, dinding – dinding mall – mall dan para pria berdasi yang melenggang wangi, kita akan menyaksikan akhir dari kemunafikan, dalam sebuah ruang kota dan harga diri manusia…

Rohanus: Hei aku belum selesai berurusan dengannya !

Mistus III: Silahkan silahkan .. monggo

Mistus II: Selesaikan saja kami akan mendengarkan dengan khusyu

Anustus menghilang, tiba – tiba naik ke pundak rohanus dan menjerit kegirangan.

Rohanus: Hei kemana dia..

Anustus: Hahahahahah… apa ini hahaha.. apa ini…..

Rohanus: Apa yang kau lakukan hah.. turun turun.. aku mahkluk suci, bebas dari tilang tuhan..

Terlihat anustus memegang dua benda di kedua tangannya, lalu dia meloncat dari pundak Rohanus.

Terlihat di tangan kirinya ada beberapa buah kondom, sedangkan di tangan kanannya ganja beberapa linting.

Mistus II: Gila nabi sex..

Mistus III: Nabi ganja..

MistusII: Pas , sungguh perpaduan yang pas..

Mistus I: berteriak, membakar atas nama tuhan. Diam – diam membakar tuhannya sendiri ..

Dosa: Yang kutakutkan benar terjadi, benar adanya terjadi..

Mistus III: Wah banyak wacana kau mahkluk busuk,

Mistus III menyumpal mulut Dosa dengan balon – balon dan kondom.

Rohanus: Tidak – tidak, sungguh bukan milikku.. aku tidak tahu .

Anustus: Memangnya sulap..

Anustus melemparkan sebagian kondom – kondom tersebut tepat ke arah muka Rohanus

Rohanus: Ah ya memang sulap.. eh … eh

Anustus: Hahhahahaha… dasar odong – odong, udang busuk.. mulai terlihat ya kentutmu..

Rohanus: Engga.. kok bener,aku mah Cuma icip icip.. sebelum aku fatwakan haram.. eh..

Anustus kemudian menyuruh para mistus untuk menyalakan api pada linting – linting ganja tersebut.

Anustus: Cepat hisap, cepat hisap..

Rohanus: Tidak – tidak sungguh maaf , aku bukan pecandu Cuma pengguna saja.. itu juga cuma sehari 3 kali dok, eh..

Anustus: Bangsat, hei kawan mari bekap dia …

Para mistus segera mengikat rohanus membekapnya dengan kasar kemudian balon – balon di tiup dan ditempelkan di lengannya dan kaki – kakinya, Rohanus terlihat berdampingan dengan Dosa bersebelah – belahan, keduanya tampak seperti kembar dengan warna – warni balon yang serupa.

Rohanus: Ah apa – apaan ini menjijikan, ah tidak aku tak pantas didudukkan di sampingnya, lepaskan aku, aku ini keturunan mulia..

Anustus: Segera hisap..

Para mistus membedaki ke dua nya dengan bedak pink, sehingga makin mirip lah kedua – duanya seakan – akan kembar otentik yang tiada berbeda.

Rohanus pun akhirnya perlahan – lahan mengisap, para mistus pun menghisap dan meniupkannya ke wajah rohanus.

Suasana panggung menjadi sangat berasap, asap ganja menyeruak memenuhi.

Terdengar musik blues yang sangat menggairahkan perlahan – lahan namun nakal, kemudian terdengar pula musik disko yang sayup – sayup bercampur dengan nada blues sehingga menimbulkan aura sensual yang sangat eksotis.

Rohanus: Hik, ahoy … bagoi.. uyeaaaahhh… hik

Mistus II: Mantap ya coy, uuuheii..

Mistus III: Bukan uuuheiii.. tapi uyeaaahhh..

Mistus II: Bodo ah..

Anustus : Eh Rohanus kamu ini emang bener – bener ngerti agama ya..

Rohanus: Waduh ngomong apa sih, agama tuh Cuma improvisasi.. dulu aku nih tukang kredit..

Mistus II: Kredit tuh opo sih..

Mistus I: kejam aja pokonya, tapi enak

Rohanus : Hik akhirnya menjelang tahun 2011, banyak koperasi – koperasi dan bank – bank yang menawarkan modal murah untuk usaha.. hik aku bangkrut.. aku bangkrut… coy.. bangkrut coy..

Anustus: Nah terus..

Rohanus: Akhirnya aku jadi agamawan saja. Pura – pura sih. Soalnya membuatku terlihat lebih rapih, berwibawa, necis dan terutama digemari para wanita – wanita muda yang sedang mencari sosok suami idaman.. hahahhaa.. oh hahahhhah..emmm Tapi sebenarnya hik jangan bilang – bilang ya hik, ini rahasia kita bersama sebetulnya usaha paling utamaku adalah sebagai penjual ganja, dan juga sebagai seller alat – alat sex keliling.

Mistus II: Sex itu opo sih..

Mistus I: Kejam aja pokonya, tapi enak..

Hanya Anustus yang tidak mengisap ganja, dan Dosa yang tidak punya hidung pun tidak mampu menghisap ganja, Anustus tampak pura – pura mabuk padahal dia tidak menghisap sedikitpun, kemudian dia meletakkan sisa kondom di wajah –wajahnya para mistus.

Mistus III: Waduh apa ini.. permen yupi ya..

Mistus II: bukan bray… ini kembang gula..

Mistus I: Tiup ah.. biar gaul..

Mereka mencoba meniupnya, namun teler berat.

Mistus III: Cape ah, ga kuat. Abis maraton soalnya

Mistus I: Busyet da ah..

Mistus III: Eh coba deh tiup..

Akhirnya rohanus meniup kondom tersebut, dan para mistus yang lain pun mengikuti rohanus meniupkan kondom – kondom tersebut, hingga membesar dan meledak satu persatu.

Mistus III: Aduh kaget aku deh

Rohanus: aku juga, boleh ga ? ..

Mistus II: iiiiih…. Pengen kaget.. pengen kaget

Anustus terlihat bersiaga – siaga, hendak mencuridompet mereka.

Mistus III: Eh Kemana bro, ini masih banyak.. surga belum tutup ko.. baru jam 8

Rohanus: Yoi bro.. bro .. bro.. mamen.. mamen.. engga asik lo bro ah..

Anustus: Kaga gue Cuma jalan – jalan nyari kentut..

Mistus I: Waduh ide bagus tuh…

Mistus III: Ganja ala chef pantat..

Lalu para mistus terbangun, Mistus III mengeluarkan celana dalamnya. Kemudian para mistus dan rohanus mengikuti dan menciumi pantatnya dengan mesra, seakan – akan sedang meneropong bintang dengan pantat, mereka mengantri dengan tertib seperti hendak mendapatkan sembako.

Mistus III: Mantep ga coy ?

Rohanus : Asem kaya kitab suci,biar ga ngerti tapi nagih

Mistus II: kaya eskalator bro.. naik turun .. naik turun

Mistus III: nih gimana ?

Mistus I: Kaya bom – bom car, nyenggol – nyenggol..

Akhirnya anustus pun perlahan – lahan menggerayangi dompet – dompet mereka, hand phone juga perhiasan – perhiasan mereka.

Namun belum sampai semuanya berhasil, mereka berlarian loncat ke sana kemari..

Rohanus: Aku ingin terbang bebas di angkasa..

Mistus III: Aku mau ini, mau itu banyak uuhhhheeiiiii…

Mistus II: Bukan uueeehhheeeiii.. tapi uyeaaaahhhh…

Mistus III: Bodo ah….

Rohanus: Eh liat mamen.. ada Pegasus.. itu ada kuda sebrani dari surga menjemput kita

Rohanus menunjuk gerobak es krim.

Akhirnya para mistus mendorong gerobak tersebut ke tengah arena panggung, di sana mereka memasuki kabin es – krim, ada yang bergelantunagn di atasnya ada juga yang hanya mendorong – dorong, ada juga yang hanya mengelap – ngelap velk roda gerobak.

Rohanus tampak terlentang di atas kabin seperti kondektur bis.

Rohanus: Ayo kawan lacu.. perahumu..lacu.. cepat surga terlihat semakin dekat

Mereka hanya tertawa – tawa saja di atasnya tanpa mengayuh sediktpun roda gerobak

Anustus mulai mendekati dosa

Anustus menggendong dosa di atas punggungnya.

Dosa yang dibekap mulutnya dengan balon – balon dan kondom yang mengembang tampak tidak bisa berkata apa – apa, meski rautnya seakan menyatakan hendak menolak.

Anustus : Akan kupelihara kau, ku rawat dengan mesra..

Dengan susah payah Anustus berjalan, disebabkan beratnya beban tubuh dosa, namun anustus perlahan – lahan berjalan ke luar panggung.

Musik “ balonku ada lima “ perlahan – lahan terdengar, namun dengan aransemen tekno yang lucu dan konyol.

Para Mistus dan Rohanus tertawa – tawa tanpa terdengar, gerimis kertas warna – warni terlihat turun seperti hujan rintik.

Panggung meremang.

______________________________________________________________________________

_ SELESAI _

JADAH PURITAN

RIYADHUS SHALIHIN

_ 2011 _

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline