Lihat ke Halaman Asli

Novy29 ( Novy E.R. )

Writing ; Blogger, Employee, Travelling, Reservasi Villa Family and Grup (Tanpa Kamaran). Penyuka warna merah dan pink. Memiliki definisi dalam literasi, ‘menulis itu adalah liburan dan jalan-jalan yang menyenangkan serta untuk mencegah kepikunan dini.’

Cinta Dunia & Penyakit Tha'un

Diperbarui: 18 Juli 2021   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : http://tpq-rahmatulihsan.blogspot.com/2017/01/ciri-ciri-sifat-hubbud-dunya.html

Corona Virus Disease atau lebih akrab dikenal dengan Covid-19 memang sudah menjadi kehendak Tuhan untuk diturunkan ke muka bumi di akhir jaman ini. Inilah wabah akhir zaman,  penyakit tha'un yang akan terjadi menjelang datangnya kiamat. Datang satu per satu gejala atau pertanda kiamat itu ada dan terjadi.

Tentu saja ini bagi yang percaya bahwasannya virus Covid itu ada. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bisa jadi diturunkannya virus Covid19 ini untuk memberi kita pelajaran yang sangat berharga. Dengan semaraknya dunia teknologi yang semakin canggih, berlomba-lomba pada hal keduniawian seperti bermegah-megahan dan mewahnya bangunan rumah dan mobil berseliweran di jalanan.

Rasa cinta dunia yang berlebihan membuat kita lupa siapa sesungguhnya yang memberikan kemegahan dan kemewahan dunia. Kekayaan yang berlimpah, uang milyaran, rumah lebih dari satu, mobil mewah berjejer di halaman rumahnya,  villa pribadi, jalan-jalan keluar negeri dengan sangat mudah. Ya, lupa semua itu datangnya darimana?

Namun sesungguhnya hati seperti itu, orang-orang yang hubbunddunya (cinta dunia)  adalah orang yang hatinya tertutup untuk mengenal siapa Tuhannya. Agama hanya sekadar pemanis kartu identitas.

Tanpa adanya ilmu makrifat (ilmu mengenal Allah) dan tanpa belajar agama secara mendalam tentunya akan lebih mudah setan tertawa karena bisa menipu manusia dengan tenggelam dalam berlomba-lomba mengejar keduniawian.

Seperti tertulis dalam surah Al Isra ayat 18 yang artinya," Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka Jahanam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir." 

Ujian setiap manusia memang beragam. Tidaklah sama. Karena Tuhan yang lebih mengetahui sampai sejauh mana kita mampu menerima dan bertahan dengan ujian dan cobaan yang menerpa kita. Dalam surah Al Baqarah ayat 286 tertulis, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

Diturunkannya virus Covid19 ke muka bumi ini pun juga untuk menguji keimanan dan keyakinan kita. Mungkin kita lalai, mungkin kita terlalu menikmati pemberian Tuhan berlimpah tanpa mau mengerti dan merasakan syukur. Keangkuhan manusia membuat Tuhan menegur dengan cara memberikan ketakutan, kecemasan manusia dengan adanya virus Covid. Ditambah pagebluk (julukan dari orang kuno untuk zaman di mana banyak orang meninggal baik tua maupun muda, sakit atau tidak sakit). Semua karena Tuhan yang telah mengetahui sebab akibatnya, telah mengetahui kapan akan dikembalikan covid dan pagebluk ini jauh dari dunia.

Manusia diperbolehkan dong berlomba-lomba dalam dunia namun tidak meruntuhkan keimanan kita pada Sang Pencipta. Dunia dengan segala isinya memang diciptakan untuk makhluk-Nya terlebih yang bernama manusia yang lengkap dibekali akal pikiran dan nafsu.

Seperti bayi lahir dengan tangan mengenggam ada makna tersirat yakni manusia ingin menggenggam dunia. Dan ketika mati, telapak tangan tak lagi mengenggam karena sudah habis masanya. Mengembalikan semuanya pada pemilik sejati.   

Bersyukur dan selalu ingat Tuhan agar kita dijauhkan dari marabahaya dan bala serta penyakit tha'un. Penyakit akhir zaman di mana di dalam hadits nabi dijelaskan, "Jangan ada yang memasuki daerah wabah, dan jangan ada yang memasuki daerah wabah, dan jangan ada keluar (isolasi) dari daerah tersebut."   Mengikuti anjuran pemerintah,  bahwasannya kita mematuhi protokoler kesehatan yang telah diterapkan. Dengan keyakinan tak lama wabah ini pasti musnah.  Sehat selalu dan tetap bersyukur.(NV29)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline