Lihat ke Halaman Asli

Rivira Yuana

Wakil Rektor Bidang Transformasi Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Pengembang TIK

Metode Pahami Nilai Pancasila dengan Suka Cita untuk Generasi Muda

Diperbarui: 31 Mei 2024   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diskusi keragaman identitas  dalam  projek penguatan Profil Pelajar Pancasila ( sumber : KOMPAS.com )

Metode Pahami Nilai Pancasila dengan Suka Cita untuk Generasi Muda

Oleh  Rivira Yuana  *)

Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024 mengusung tema "Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas Tahun 2045". Untuk mengaktualisasikan Pancasila menjadi energi kemajuan bangsa Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama kementerian terkait perlu berinovasi membuat metode untuk memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan kemajuan teknologi terkini untuk generasi muda, khususnmya generasi Z.

Perlu wahana, kanal digital atau platform untuk mengembangkan metode dan menanamkan nilai-nilai Pancasila di kalangan pemuda. Presiden Jokowi menekankan agar nilai-nilai Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kesempatan Presidential Lecture menekankan pentingnya internalisasi dan pembumian Pancasila. Perlu mencari cara yang efektif agar ideologi negara itu bisa dihayati oleh kaum muda di Indonesia.
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila kepada generasi milenial demi membangun peradaban bangsa perlu metode yang lebih cocok dibanding dengan era sosialisasi nilai-nilai Pancasila lewat Penataran P4 ( Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pada era pemerintahan orde baru dulu.

Metode sosialisasi dan penataran Pancasila sebagai ideologi negara kini lebih kompleks. Karena perkembangan teknologi digital dan media sosial yang sangat lengket dalam kehidupan remaja. Melihat kondisi psikososial saat ini metode penataran Pancasila mesti asyik, penuh suka cita, tidak boring dalam suasana seperti wisata budaya dan sejarah bangsa. Museum dan taman budaya yang sudah ditransformasikan dengan teknollogi terkini sangat cocok sebagai wahana penataran Pancasila era saat ini.

Peringatan hari lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni hendaknya jangan sekedar seremonial. Mestinya berlanjut pada agenda aksi dan daya kreativitas warga negara untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila di era kini.

Mari kita menengok sejarah, di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan salah satu lokasi diasingkannya Bung Karno oleh penjajah Belanda. Di tempat inilah Bung Karno merenung untuk memikirkan konsep negara Indonesia. Di bawah pohon Sukun Bung Karno berimajinasi dan berkreasi merumuskan dasar negara menuju negeri harapan bersama.

Dalam Biologi, pohon Sukun memiliki nama ilmiah Artocarpus Altilis merupakan jenis pohon yang tahan kekeringan dan buahnya merupakan sumber karbohidrat yang penting. Tanaman rimbun yang tingginya bisa mencapai puluhan meter itu selama ini sangat berguna bagi rakyat jelata sebagai bahan makanan yang enak dan bergizi. Selain itu daunnya juga memiliki kasiat yang hebat sebagai obat. Beberapa pakar tanaman dan farmasi menyatakan bahwa Sukun merupakan tanaman masa depan yang prospeknya luar biasa.

Hasil perenungan Bung Karno di bawah pohon sukun memberi pelajaran bahwa daya imajinasi dan kreatifitas pikir dan budi pekerti dari para pendiri negeri ini mestinya tetap diwarisi oleh generasi bangsa saat ini.

Lambang Garuda Pancasila dibawa saat Kirab Pancasila  ( dok KOMPAS/HERU SRI KUMORO )

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline