Oleh : Rivira Yuana *)
Setiap era generasi membutuhkan spirit dan gerakan kebangkitan nasional sesuai dengan semangat zaman. Pada era tahun 1908-an, spirit dan gerakan tersebut diwujudkan oleh sekelompok mahasiswa kedokteran dengan membentuk perkumpulan atau organisasi yang bernama Budi Utomo. Pada era dunia yang tengah getol bertransformasi menerapkan revolusi Industri 4.0, dibutuhkan massive action untuk menumbuhkan Budi Utomo 4.0 di berbagai penjuru Tanah Air. Salah satu langkah strategis gerakan Budi Utomo 4.0 adalah mencetak sebanyak-banyaknya startup dari lingkungan mahasiswa.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-116 Tahun 2024, mengetengahkan tema "Bangkit untuk Indonesia Emas".
Mewujudkan Indonesia maju perlu SDM berkualitas yang notabene adalah lulusan perguruan tinggi. Untuk itu diperlukan transformasi Perguruan Tinggi agar menghasilkan generasi adaptif dan berdaya saing di tengah perkembangan pasar yang cepat.
Budi Utomo didirikan oleh sekelompok mahasiswa, hal ini menunjukkan bahwa semangat zaman pada eranya selalu dikendalikan oleh pemuda atau mahasiswa. Dengan demikian sejatinya spirit kebangkitan nasional datang dari kampus dan digerakkan oleh mahasiswa.
Sejarah Budi Utomo
Sejarah mencatat bahwa Budi Utomo atau Van Ophuijsen merupakan organisasi pemuda yang didirikan oleh Soetomo bersama dengan beberapa sejawatnya yakni mahasiswa kedokteran yakni School tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA). Para mahasiswa STOVIA menyambut gembira gagasan organisasi yang disampaikan oleh Wahidin Sudirohusodo.
Dalam pertemuan 20 Mei 1908 yang berlangsung di Ruang Anatomi miliki STOVIA disepakati membentuk organisasi yang diberi nama Perkumpulan Budi Utomo.
Agenda lain yang dibahas pada kongres ialah untuk mendirikan Badan Bantuan Pendidikan atau disebut pula sebagai Studiefonds. Aktivitas untuk membantu para pelajar adalah sebagian dari program kerja Budi Utomo.