Lihat ke Halaman Asli

Nurrahman Rivansa

Mahasiswa Universitas Mercu Buana - Teknik Informatika - Nurrahman Rivansa - 41520010104 - Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG

Cara Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika

Diperbarui: 2 April 2023   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komunikasi adalah  kegiatan di mana informasi ditransfer dari satu pihak ke pihak lain. Komunikasi tidak selalu berkaitan dengan percakapan verbal antara satu pihak dengan pihak lain, tetapi bisa juga dalam bentuk tulisan, misalnya
 Berikut beberapa teori komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli:
 Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (Rogers & Kincaid, 1981)
 Berdasarkan teori  Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid Komunikasi adalah "suatu proses dimana dua orang atau lebih mengatur atau berbagi informasi  satu sama lain, yang pada gilirannya menimbulkan saling pengertian mengarah ke
 James AF Stoner
 Berdasarkan teori yang disampaikan oleh James AF stoner, komunikasi adalah suatu proses pada seseorang yang berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan kepada orang lain.
 William F Glueck

image-64299ced3788d45ee14504d2.png

image-64299d1e08a8b541a755eb42.png

image-64299d4e08a8b541d60f6572.png


 Berdasarkan teori yang disampaikan oleh William F Glueck, komunikasi dapat dibagi menjadi dengan dua bentuk, yaitu: Komunikasi Antar pribadi (Interpersonal communications), yaitu proses saling bertukar informasi serta pemindahan pengertian antara dua individu atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia. Komunikasi Dalam Organisasi (Organization Communications), yaitu proses di mana pembicara memberikan informasi secara sistematis dan memindahkan pengertian kepada orang-orang di dalam organisasi dan juga kepada orang-orang dan lembaga-lembaga di luar organisasi namun masih terkait dengan organisasi tersebut.
 Thomas M Scheidel
 Berdasarkan teori yang dosampaikan oleh Thomas M Scheidel, manusia pada umumnya berkomunikasi untuk saling menyatakan dan mendukung identitas diri mereka dan untuk membangu interaksi sosial dengan orangorang disekelilingnya serta untuk mempengaruhi orang lain agar berfikir, merasa, ataupun bertingkah seperti apa yang diharapkan.
 Rudolf F Verderber
 Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Rudolf F verdeber, komunikasi memiliki fungsi yakni fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan. Fungsi sosial ditujukan untuk bersenang-senang, menunjukkan koneksi, membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Sedangkan fungsi  keputusan  memutuskan apakah akan melakukan sesuatu atau tidak  pada waktu tertentu.
 Dari berbagai definisi yang diberikan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri komunikasi adalah sebagai berikut:
 Komunikasi adalah suatu proses.
 Yang dimaksud dengan komunikasi adalah rangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan dan berkaitan satu sama lain dalam jangka waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi tidak statis tetapi dinamis dalam arti  selalu berubah dan tetap sama.
 Komunikasi adalah usaha sadar dan terarah.
 Komunikasi adalah perbuatan yang dilakukan dengan sadar, sengaja dan sesuai dengan tujuan atau keinginan pelaku. Maksud sadar di sini adalah melakukan aktivitas komunikasi  dalam keadaan  psikologis yang terkendali atau terawasi sepenuhnya, bukan dalam keadaan mimpi. Disengaja artinya komunikasi yang dilakukan  sesuai dengan maksud pelaku. Sedangkan tujuan adalah hasil yang diinginkan.
 Komunikasi membutuhkan komitmen dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat.
 Komunikasi dianggap efektif bila semua alat komunikasi atau sarana komunikasi sama-sama  terlibat dan mempunyai kepentingan yang sama terhadap pokok pesan yang akan disampaikan.
 Komunikasi bersifat simbolik. Komunikasi
 terutama menggunakan simbol atau lambang. Dalam komunikasi verbal, bentukan tanda atau tanda adalah kata, kalimat, angka, atau tanda sistematik lainnya  dalam  bahasa. Selama komunikasi non-verbal berupa gerakan tubuh, tangan, kaki, warna, gambar, sinyal, simbol, bendera, rambu jalan, dll.
Komunikasi bersifat transaksional.
 Komunikasi pada hakekatnya mensyaratkan adanya tindakan memberi dan menerima antara komunikator dan yang dikomunikasikan. Intinya keberhasilan komunikasi tidak hanya  ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi oleh kedua mitra komunikasi.
 Komunikasi masuk ke dalam faktor ruang dan waktu.
 Sarana komunikasi tidak harus berada di satu tempat, dan sekaligus dengan memperhatikan perkembangan teknologi, komunikasi dapat dilakukan secara online atau melalui media massa. Contohnya komunikasi melalui radio, televisi, telepon, whatsApp, email, media sosial, dan lain sebagainya.
 Dalam konteks yang lebih luas, fungsi komunikasi meliputi:
 Memperkuat hubungan sosial:
 Komunikasi dapat digunakan untuk mempererat hubungan sosial antar individu atau kelompok. Komunikasi memungkinkan individu mengembangkan hubungan yang semakin dekat dengan orang lain dan membangun jaringan sosial yang kuat.
 Identitas terdiri dari:
 Komunikasi dapat membantu membentuk identitas individu atau kelompok. Komunikasi memungkinkan individu untuk belajar tentang nilai, norma, dan kepercayaan yang terkait dengan kelompok atau budaya tertentu dan untuk mendapatkan pemahaman tentang siapa mereka sebagai individu.
 Meningkatkan Pemahaman: Komunikasi
  dapat meningkatkan pemahaman tentang suatu topik atau isu tertentu. Komunikasi memungkinkan orang untuk mendapatkan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih dalam tentang topik tertentu dan mendapatkan wawasan baru tentang cara kerja dunia.
 Mempengaruhi Perilaku:
 Komunikasi dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku individu atau kelompok. Komunikasi memungkinkan individu untuk mempengaruhi orang lain, mengubah perilakunya, mempromosikan ide atau gagasan, atau mempengaruhi tindakan orang lain dalam suatu situasi.
 Oleh karena itu, fungsi komunikasi sangat penting dalam kehidupan seseorang, baik secara pribadi maupun profesional. Komunikasi dapat membantu membangun hubungan yang kuat, memahami dunia dengan lebih baik, dan memengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
 Semiotika sendiri merupakan suatu disiplin ilmu dan metode analisis yang dapat digunakan untuk mengkaji tanda-tanda yang terdapat pada  objek guna memahami makna yang terkandung pada objek tersebut. Semiotika berasal dari kata Yunani "semeion" yang berarti tanda. Semiotika adalah studi tentang tanda-tanda.
 Menurut terminologi, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari banyak jenis objek, peristiwa melalui budaya sebagai tanda (Sobur, 2001). Semiotika adalah seperangkat teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan objek, ide, kondisi, situasi, perasaan, dan keadaan selain dari tanda itu sendiri. Semiotika merupakan salah satu kajian yang bahkan sudah menjadi tradisi dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri dari sekumpulan teori tentang bagaimana tanda merepresentasikan benda, gagasan, keadaan, situasi, perasaan, dan keadaan di luar tanda itu sendiri
 Menurut Littlejohn (2009:53) Dalam bukunya Theories of Human Communication edisi ke-9, semiotika mencoba menemukan makna yang terkandung dalam sebuah tanda atau menafsirkan maknanya sedemikian rupa sehingga diketahui bagaimana medium mengkonstruksi pesan tersebut.
 Adapun beberapa makna semiotik menurut para ahli diantaranya;
 Ferdinand de Saussure
 Ferdinand de Saussure dikenal sebagai Bapak Semiotika Modern yang membagi membagi relasi antara penanda (signifier) dan petanda (signified) berdasarkan konvensi yang disebut dengan signifikansi. Menurut Saussure, semiotika adalah kajian yang membahas tentang tanda dalam kehidupan sosial dan hukum yang mengaturnya. Ferdinand de Saussure  menekankan bahwa tanda  memiliki makna tertentu karena sangat dipengaruhi oleh peran bahasa.

Saussure kemudian memisahkan konsep semiotik berdasarkan 4 konsep:
 Important dan  
 Important. Pada konsep pertama, Saussure menunjukkan bahwa yang penting adalah apa yang dirasakan oleh pikiran manusia, seperti B. gambar visual asli dari objek. Makna mengacu pada apa yang  orang pikirkan tentang tanda setelah menerimanya.
 Bahasa dan konvensi
 Menurut Ferdinand de Saussure, bahasa adalah sistem tanda yang mengandung pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang suatu hal tertentu. Sedangkan eksperimen adalah tindakan yang dilakukan seseorang berdasarkan kemauan dan kecerdasan.
 Sinkronisitas dan Diakronisitas
 Ini adalah gagasan  belajar bahasa dari waktu ke waktu. Sinkronisitas adalah pernyataan kondisi tertentu yang berkaitan dengan periode atau waktu. Dan diakroni adalah penjelasan  perkembangan setelah suatu peristiwa dalam waktu tertentu.
 Sintagmatis dan Paradigmatik
 Hubungan unsur-unsur yang membentuk rangkaian kata dan bunyi dalam suatu konsep. Sintagma adalah elemen kalimat yang tidak dapat digantikan oleh elemen lain. Sedangkan paradigmatik adalah unsur klausa yang dapat digantikan oleh unsur lain yang memiliki makna yang sama.
 Charles Sanders Peirce
 Menurut Peirce, tanda-tanda dalam semiotika akan selalu berhubungan dengan logika, khususnya logika manusia, untuk menalar tentang tanda-tanda yang muncul di sekitarnya. Peirce membagi tanda menjadi tiga hal, yaitu tanda, indeks, dan simbol.
 Menurut Peirce, ada analisis terkait sifat tanda yang mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya:
 Sebuah tanda menjadi bentuk tanda jika diikuti oleh jenis objeknya.
 Tanda menjadi indeks ketika realitas dan keberadaannya terkait dengan objek-objek tertentu.
 Tanda berupa lambang adalah bila sesuatu diartikan sebagai benda penting berdasarkan kebiasaan yang berlaku.
 Peirce juga membagi karakter menjadi sepuluh jenis berdasarkan  model segitiga segitiga, yaitu:
 Qualifier
 Ini adalah atribut yang berisi karakter/karakter. Misalnya, "berbicara dengan keras dan lantang" adalah tanda seseorang sedang marah.
 Tanda pembeda
 Tanda atau lambang yang menunjukkan kesamaan. Misalnya, foto, surat, peta, dll.
 Tanda indeks rematik
 adalah tanda atau simbol berdasarkan pengalaman langsung. Tanda yang secara langsung menarik perhatian  karena ada sesuatu yang menyebabkan kehadirannya. Misalnya, pantai dengan bendera tengkorak dan tulang bersilang berarti ada sesuatu yang terjadi  di masa lalu di mana seseorang meninggal.
 Dicent Sinsign
 Ini adalah tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Contohnya adalah simbol larangan membawa makanan dari luar ke bioskop.
 Iconic Legisign
 Ini adalah tanda yang memberikan informasi tentang standar atau hukum. Contohnya adalah rambu-rambu jalan yang terletak di setiap sudut jalan.
 Rema Indexical Legisign
 Yaitu tanda yang mengacu pada objek tertentu yang diikuti dengan demonstrative pronoun. Contoh pertanyaan "Di mana ibu?" kemudian ikuti jawaban "itu, di sana".
 Dicent Indexical Legisign
 Ini merupakan tanda  pengetahuan  dan berhubungan dengan objek pengetahuan. Contohnya adalah lampu merah pada ambulans, yang menandakan bahwa seseorang di dalam mobil sedang sakit dan perlu segera dibawa ke rumah sakit.
 Tanda rematik
 Ini adalah tanda yang terkait dengan subjeknya melalui asosiasi ide-ide umum.
 Dicent Symbol
 adalah simbol yang menghubungkan langsung ke objek melalui  asosiasi di  otak. Contoh: Seseorang berkata "Ayo!". Saat kita mendengarnya, meski hanya berupa suara,  otak kita mengartikannya saat suara itu tertulis, membuat kalimat dengan tanda  seru. Bukti adalah tanda yang karena alasan tertentu merujuk pada sesuatu

Roland Barthes
 Barthes juga merupakan salah satu tokoh terbesar dalam dunia semiotika. Menurutnya, semiotika adalah ilmu tentang interpretasi tanda, dimana bahasa adalah sekumpulan tanda yang menyampaikan pesan tertentu tentang masyarakat. Simbol juga dapat berupa lagu, dialog, catatan, logo, gambar, ekspresi wajah, dan gerak tubuh.
 Dia menciptakan model analisis  dua tingkat dari tanda makna, yang sering disebut makna dua tingkat. Kemudian memecahnya lagi menjadi tanda dan makna.
 Makna tahap pertama adalah hubungan antara tanda dan tanda dalam bentuk asli aliasnya. dalam arti literal yang dipahami  kebanyakan orang. Misalnya, kata "ayam" memiliki entri yang berarti "ayam yang bertelur dan bertelur".
 Jadi, pada pemaknaan tingkat kedua, ada pemaknaan yang mengungkapkan suatu hubungan ketika suatu tanda  bercampur dengan suatu emosi atau perasaan. Meskipun ada perbedaan antara nama dan arti, namun seringkali orang tidak memahami perbedaannya, sehingga mempelajarinya memerlukan analisis semiotik.
 Menurut Hoed (Sobur, 2006:15), ada 2 (dua) jenis kajian semiotika, antara lain:
 Semiotika komunikasi
 Semiotika komunikatif menekankan pada teori produksi tanda, yang menganggap bahwa beberapa dari mereka mengasumsikan enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dll. Referensi (topik yang dibahas) dan sebarkan fokusnya adalah pada teori tanda dan pemahamannya dalam konteks tertentu.
 Semiotika signifikasi
 Semiotika signifikasi menekankan teori tanda dan pemahamannya dalam konteks tertentu. Semiotika jenis ini tidak mempersoalkan tujuan komunikasi, sebaliknya pemahaman tanda berada di latar depan, sehingga proses pengenalan penerima tanda lebih diperhatikan daripada proses komunikasi. Semiotika signifikasi tidak mempertanyakan tujuan untuk berkomunikasi. Prioritas adalah salah satu aspek. Oleh karena itu, token memahami proses ini Pengetahuan bagi penerima beberapa token penting untuk proses komunikasi.
 Menurut Pateda (2001:29) semiotika ada 9 (sembilan) jenis, diantaranya:
 Semiotika analitik
 Pengertian semiotika analitik adalah semiotika yang menganalisis sistem tanda. Tujuan semiotika adalah untuk mengubah tanda dan alat analisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat digabungkan menjadi  simbol, sedangkan makna adalah muatan yang ditempatkan pada tanda yang terkait dengan objek tertentu.
 Semiotika deskriptif
 Pengertian semiotika deskriptif adalah semiotika yang memperhatikan sistem tanda yang sekarang dapat dialami, meskipun ada tanda-tanda yang selalu terlihat seperti itu. Namun, dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, banyak merek diciptakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
 semiotika faunal
 Semiotika fauna (zoo semiotik) adalah semiotika yang membahas secara khusus sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan tanda-tanda untuk berkomunikasi satu sama lain, tetapi seringkali juga menghasilkan tanda-tanda yang dapat ditafsirkan oleh manusia.
 semiotika kultural
 Definisi semiotika kultural adalah semiotika yang membahas secara khusus sistem tanda yang digunakan dalam budaya tertentu. Masyarakat sebagai makhluk sosial memiliki sistem budaya tertentu yang telah dipelihara dan dihormati secara turun-temurun.
 semiotika naratif
 Pengertian semiotika naratif adalah semiotika yang mengkaji sistem tanda cerita berupa mitos dan tradisi lisan (folklore).
 semiotika natural
 Pengertian semiotika natural adalah semiotika yang khusus membahas sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.
 semiotika normatif
 Pengertian semiotika normatif adalah semiotika yang khusus membahas tentang sistem tanda yang diciptakan oleh manusia dalam bentuk norma, misalnya rambu jalan.
 semiotika sosial
 Pengertian semiotika sosial adalah semiotika yang membahas secara khusus sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia dalam bentuk simbol, baik simbol berupa kata maupun simbol dalam bentuk kata sebagai satuan yang disebut kalimat. Dengan kata lain, semiotika sosial mempelajari sistem tanda yang ada dalam bahasa.

Semiotika struktural
 Pengertian semiotika struktural adalah semiotika yang khusus membahas tentang sistem tanda yang memanifestasikan dirinya melalui struktur bahasa.
 Komunikasi verbal ataupun nonverbal selalu menggunakan tanda (sign) dalam berinteraksi. Charles Sanders Peirce menyatakan bahwa tanda (sign) tidak hanya terbatas pada komunikasi nonverbal, tapi begitupula komunikasi verbal yang didalamnya menggunakan banyak kata dalam suatu bahasa. Karena bahasa itu sendiri (verbal) juga adalah sistem tanda yang paling fundamental bagi manusia, sedangkan tanda-tanda nonverbal seperti gerak-gerik, bentuk pakaian, serta beraneka praktik sosial konvensional lainnya, dapat dipandang sebagai sejenis bahasa yang tersusun dari tanda-tanda bermakna yang dikomunikasikan berdasarkan relasi-relasi.(Sobur, 2003)
 Didalam sistem semiotika yang meliputi tugas komunikasi, yaitu fungsi tanda dalam penyampaian pesan (message) dari pengirim (sender) pesan ke penerima (recipient). Tanda berdasarkan aturan atau kode tertentu. Bapak semiotika, Carlos Sanders Peirce, mengemukakan teori segitiga makna, atau  segitiga makna terdiri dari tiga unsur utama, yaitu tanda (signs), objek dan interpretasi. Tanda adalah  bentuk fisik yang dapat dirasakan oleh panca indera manusia dan menunjuk (merupakan) sesuatu selain tanda itu sendiri.
 Semiotika dapat menawarkan keuntungan yang signifikan dalam komunikasi manusia. Berikut beberapa manfaat  penggunaan semiotika dalam komunikasi:
 Meningkatkan pemahaman komunikasi:
 Pemahaman semiotika dapat membantu dalam memahami isi pesan komunikasi. Dengan memahami simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi, mereka lebih memahami konteks dan makna dari pesan tersebut.
 Komunikasi Lebih Efektif:
 Dengan memahami simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi, simbol-simbol yang tepat dapat dipilih untuk menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan efektif. Ini dapat membantu memastikan bahwa pesan diterima dengan benar dan  baik oleh penerima.
 Mengenali Implikasi dan Implikasi Pesan:
 Dalam komunikasi yang kompleks atau ambigu, pemahaman semiotik dapat membantu dalam mengenali makna dan implikasi dari pesan yang disampaikan. Ini memungkinkan Anda  membuat keputusan yang lebih baik dan menghindari kebingungan.
 Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering memberikan informasi dengan menyebutkan tanda-tanda berupa kata-kata, bahasa, tanda, gambar, gerakan, dan lain-lain dalam hubungan komunikatif. Seiring dengan Ferdinand de Saussure, objek fisik yang memiliki makna dicatat. Karakter  terdiri dari tanda  dan makna. Penanda adalah representasi dari tanda atau gambar suara  yang kita rasakan, sedangkan denotasi adalah konsep mental yang disarankan.
 orang cenderung mencari makna dan tujuan serta mencoba memahami segala sesuatu di sekitar mereka. Segala sesuatu yang ada di sekitarnya disebut tanda, sehingga tanda-tanda tersebut  ditemukan melalui metode penelitian dengan menggunakan teori semiotika. Kajian semiotika sebagai metode penelitian untuk berbagai jenis informasi, dalam hal ini desain komunikasi visual.
 Kecenderungan ini terkait dengan menganggap wacana sosial yang berbeda  sebagai fenomena linguistik, yang berarti bahwa bahasa digunakan sebagai pola dalam wacana sosial yang berbeda. Jika dari perspektif semiotik ini,  semua praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena linguistik, maka semuanya termasuk dalam karya desain komunikasi visual, yang pada akhirnya komunikasi visual  dilihat sebagai tanda. Ini dimungkinkan melalui pemahaman yang komprehensif tentang merek itu sendiri.

Dari sudut pandang semiotik, kita harus memiliki arti yang sama, tidak hanya terhadap setiap kata dan tata bahasa yang digunakan, tetapi juga masyarakat dan budaya di baliknya dengan baik agar komunikasi dapat berjalan dengan baik. Harus ada sistem hubungan antara tanda yang memungkinkan media untuk merujuk sesuatu bersama Kita harus memiliki kesatuan Emosi (rasa persatuan) untuk pesan tersebut. Jika tidak, maka tidak akan ada pemahaman batin Komunikasi. Kita juga harus khawatir tentang itu ketika kita menggunakan aturan tata bahasa, kemudian juga mereka yang menerima pesan kita harus memiliki pemahaman yang sama tata bahasa yang kita gunakan. Karena, Anda mengerti tujuan kami berarti bahwa orang dapat berkomunikasi ketika mereka berbagi
 Artinya (Orang dapat berkomunikasi hanya ketika mereka memiliki arti yang sama). Oleh karena itu, tradisi semiotika cenderung menitikberatkan pada karakter dan plot.
 Dengan demikian, untuk memahami komunikasi dengan menggunakan pendekatan semiotik dapat ditempuh beberapa langkah, yaitu:
 Mengidentifikasi tanda-tanda dalam pesan:
 Langkah pertama dalam memahami komunikasi dengan menggunakan pendekatan semiotik adalah mengidentifikasi tanda-tanda yang digunakan dalam pesan. tanda atau simbol. Tanda-tanda tersebut dapat berupa kata-kata, gambar, warna, suara atau bahasa tubuh. Penjelasan
 Tanda: Setelah mengidentifikasi
 tanda, langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan arti dari tanda-tanda tersebut. Konteks komunikasi, termasuk latar belakang sosial dan budaya penerima pesan, harus diperhatikan.
 Analisis hubungan antar karakter:
 Perlu dilakukan analisis hubungan antar karakter yang digunakan dalam pesan. Misalnya, apakah ada konflik atau keselarasan antara simbol-simbol yang digunakan? Apakah tanda-tanda itu saling mendukung atau bertentangan?
 Temukan makna simbol:
 Simbol dalam berita juga bisa memiliki makna yang lebih dalam atau makna yang lebih dalam dari makna  yang diungkapkan. Oleh karena itu, perlu dicari  makna yang terkandung dalam tanda-tanda tersebut.
 Ringkasan makna umum:
 Setelah interpretasi tanda dan makna, tahap terakhir adalah mendapatkan makna dari seluruh pesan. Dalam hal ini perlu diperhatikan arti dari himpunan tanda tersebut, termasuk makna yang tersembunyi dan maknanya.
 Dengan langkah-langkah di atas, kita dapat memahami pesan secara lebih mendalam dan efektif dengan menggunakan pendekatan semiotik dalam berkomunikasi.
 Daftar Pustaka:
 Mudjioyant, Bambang. 2013 Semiotika dalam metode penelitian komunikasi.
 Dharma, Suriah. 2020. Pengantar Teori Semiotik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline