Lihat ke Halaman Asli

Rivandi yudhachusdiantoro

Mahasiswa STIAMAK Barunawati

Total Biaya Hidup di Surabaya

Diperbarui: 15 Oktober 2020   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Total biaya hidup di kota Surabaya 

Posted on 13 oktober 2020

By rivandi yudha chusdiantoro

Oleh Rivandi Yudha Chusdiantoro

Setelah hidup di kota Surabaya hampir selama hampir 2 bulan, mengenai pengeluaran, kurang lebih sejumlah 1.5 juta rupiah. Pengeluaran tersebut sudah mencangkup semua keperluan seperti paket data, uang bensin, dan biaya untuk makan. Perlu di ingat karena kebutuhan setiap orang berbeda dan jumlah itu tidak bisa dijadikan acuan. Selama di Surabaya meminimalisir pengeluaran menurut saya  bukanlah hal yang mudah karena tidak ada masukan selain uang saku dari orang tua dan sisi lain saya mencoba mencari pekerjaan sampingan. Memang 2 bulan bukan waktu yang lama, tapi menurut saya dengan saya terus meminta uang kepada orang tua sudah tidak pantas. karena sudah watunya saya hidup mandiri dan tidak membebani orang tua.  

Di Surabaya saya  hanya 5 hari dan sisanya saya pulang kerumah yang berada di pasuruan, karena saya bertujuan untuk mengompres biaya pengeluaran untuk makan. Dan kebodohan saya di sini adalah terlalu terburu-buru mencari tempat kos, sedangkan kuliah di adakan secara onlen karena adanya wabah covid19. Jadi mau tidak mau saya harus kehiangan uang kos selama 2 bulan yang sudah saya bayar terlebih daulu. Saya kos disini perbulanya sekitar 600.000 rupiah, yah bisa di bilang sama seperti kota-kota yang ada di jawa timur.  Biaya makan di Surabaya memang lebih mahal dari kota pasuruan, maklum saja karena pasuruan adalah kota kecil. Biaya makan di Surabaya saya mengeluarkan uang sekitar 17.000 rupiah perharinya untuk sarapan pagi dan makan malam. Kegiatan saya setiap harinya di Surabaya hanya kuliah sekitar jam 09.00 sampai 13.00 selebihnya saya di kamar.  Membosankan sih, tapi mau gimana lagi?. Disisi lain saya juga ikut jual beli hewan onlen di sekitar pasuruan, sidoarjo, Surabaya, dan Mojokerto. Yang jelas itu bukan pekerjaan pokok saya, meskipun saya udah menjalaninya hampir 5 tahun sejak saya masih smp. Itu saya lakukan karena saya tidak ingin minta ke orang tua untuk beli barang yang saya mau.

 Kembali lagi kepermasalahan yang pertama, onkos bensin saya untuk pulang kerumah sekitar 20.000 itu saya lakukan sekitar 4 kali dalam sebulan ditambah dengan uang onkos bensin untuk berangkat kuliah sekitar 20.000 dalam seminggu. Dan untuk uang ke tempat kopi 0 karena saya tidak pernah ketempat wakop di sana, Karena saya berasumsi bahwa tempat tongkrongan di sana tak semurah di kota saya dan saya juga tidak suka nongkrong. Itu keuntungan lebih menurut saya,  untuk paket data saya belum mendapat bantuan paket data untuk mahasiswa jadi saya menggunakan 2 kartu sim, karena saya sudah coba 1 kartu sim saja tidak cukup untuk kelas onlen. Persatu kartu sim di batasi penggunaanya kurang lebih 1GB.  karena saya pakai paket data yang unlimited  semuanya total 160.000 untuk 2 kartu sim. Untuk perlatan mandi saya menghabiskan 50.000 rupiah perbulan. Itu sudah termasuk sabun, sampo, dan pasta gigi. Yah Hanya itu saja yang bisa saya sampaikan tentang pengeluaran biaya hidup di Surabaya, Selebihnya Saya kurang tau karena saya belum terlalu lama di Surabaya, dan sewaktu waktu pengeluaran biaya akan bertambah.       




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline