Lihat ke Halaman Asli

Menyorot Kembali Urgensi Tol Laut

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih banyak diperbincangkan isu-isu masalah tol laut akhir-akhir ini. Ditambah dengan dilantiknya mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjadi Presiden RI yang mempunyai visi untuk membangun tol laut. Bahkan mungkin masih banyak orang yang mengira bahwa tol laut merupakan jalan tol diatas laut. “Tol laut merupakan jalur khusus lalu lintas kapal-kapal besar pengangkut logistik” ujar Jokowi . Jokowi merencanakan tol laut ini nantinya bisa digunakan kapal besar untuk pengangkut barang-barang logistik hingga keseluruh pelosok Indonesia. Untuk kapal besar yang dimaksud berukuran 3000 TEUS* (twenty foot equivalent units). Yaitu kapal yang berstandarisasi secara global untuk yang berkapasitas besar untuk mengangkut barang-barang antar pulau.

Tol laut tersebut dibangun agar dapat menghemat biaya pengiriman dan menyamakan harga-harga barang dengan di pulau jawa. Hal ini dikarenakan harga barang yang berada di luar pulau jawa cenderung lebih mahal hingga berkali lipat dibanding harga barang di Jawa. Seperti contohnya semen di jawa seharga 50 ribu sedangkan harga semen di papua bisa berlipat ganda sampai 1 juta rupiah dikarenakan biaya transport yang mahal. Selain itu, Menteri Kelautan Susi Pujiastuti berpendapat dengan adanya tol laut tentu akan menjadikan Negara Indonesia menjadi poros maritim dunia dengan wilayah kepulauannya.

Namun faktanya di Indonesia itu masih belum cukup siap dengan adanya tol laut. Misalnya Kapal 3000 TEUS hanya bisa bersandar di pelabuhan dengan kedalaman minimal 12 meter, namun pelabuhan di Indonesia hanya berkisar 6-8 meter saja. Permasalahan yang lain yaitu pada anggaran dana yang ada. Dapat dari mana dana untuk membeli kapal tersebut dan membangun pelabuhan, apabila hanya dari APBN tentu saja dana tersebut masih akan sangat kurang. Karena hanya 15% anggaran dana dari APBN yang akan diberikan untuk tol laut tersebut. Dan saat ini kapal terbesar di Indonesia hanya berkapasitas 1700 TEUS. Kapal dengan kapasitas tersebut akan sangat kurang efisien jika digunakan untuk mengangkut barang logistik sekali jalan. Selain itu juga komoditas di Indonesia belum sepenuhnya merata. Seperti halnya di Indonesia timur yang cenderung lebih minim komoditas disbanding dengan di pulau jawa. Sehingga kapal tersebut berangkat penuh dan akan pulang hanya bermuatan kosong.

Masyarakat perlu mengambil sikap kritis dan memberikan sejumlah saran serta tanggapan terkait tol laut yang menjadi kebijakan pemerintah mendatang. Agar masyarakat lokal tidak menjadi korban dari perilaku pembangunan yang kemungkinan tidak ramah lingkungan dan sosial tersebut. Hal ini dikarenakan adanya beberapa pro dan kontra pandangan dengan progam tol laut tersebut. Memang jika dilihat dari segi keuntungan adanya tol laut dapat mempermudah pengiriman logistik, namun tentu saja progam ini masih mempunyai beberapa kerugian yang bisa berdampak besar untuk kedepannya.

Banyak anggapan terhadap kerugian yang ditimbulkan dari tol laut tersebut. Kerugian yang akan dirasakan yaitu terhadap ekosistem laut. Hal ini dikarenakan jika pelabuhan-pelabuhan di Indonesia diperbesar maka bisa dipastikan akan merusak ekosistem di sekitar pesisir tersebut. Tidak terkecuali hutan-hutan bakau ataupun mangrove disekitar pesisir yang berfungsi sebagai pemecah ombak, kemungkinan besar akan terancam ekosistemnya. Tentunya hal ini bisa saja mengakibatkan banjir maupun abrasi oleh air laut sewaktu-waktu. Kapal-kapal tersebut juga membutuhkan kedalaman laut yang lebih, yang bisa merusak terumbu–terumbu karang yang ada di jalur tol laut tersebut karena dangkalnya pelabuhan di Indonesia. Sehingga akan berdampak pada komoditas ikan di Indonesia karena telah rusaknya habitat mereka dan akan berpengaruh pada pendapatan para nelayan kecil di Indonesia.

Tanggapan kontra lain yang ditimbulkan tol laut yaitu pada masalah keamanan barang-barang tersebut. Kurangnya tingkat keamanan laut di Indonesia tentu menjadi acuan tindak kriminal seperti pembajakan kapal. Tidak terkecuali juga permasalahan sosial yang akan ditimbulkan tol laut tersebut. Bilamana masyarakat yang akan menjadi targetnya kurang antusias dengan hal tersebut dan justru tidak mau menerima perubahan tersebut.

Untuk tol laut tersebut akan dibangun di beberapa pelabuhan-pelabuhan yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Diantaranya Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Palangkaraya, Pelabuhan Tanjung Perak, dan pelabuhan besar lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari penduduk di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak, mereka merasa kurang setuju dengan adanya tol laut, karena disamping akan menggangu perekonomian mereka tentunya juga akan meningkatkan pencemaran lingkungan oleh kapal-kapal besar tersebut. Dengan kata lain dapat dimungkinakan dengan adanya tol laut tersubut akan menyebakan kurangnya kesejahteraan masyarakat. Tidak hanya masyarakat pesisir tapi juga seluruh rakyat Indonesia, karena 40% alur perdagangan melalui laut. Selain itu mereka beranggapan dari pada menggunakan dana untuk hal yang masih pro dan kontra seperti itu ada baiknya jika digunakan untuk memperbaiki atau mengembangkan perekonomian di Indonesia terutama bagi pelabuhan-pelabuhan besar yang menjadi sarana penghubung perdagangan antar wilayah maupun negara, sehingga perekonomian bisa meningkat.

Memang adanya tol laut sangat membantu transpot barang di Indonesia. Akan tetapi jika direncanakan lebih matang lagi apakah nantinya pembangunan di Indonesia bisa berkelanjutan (sustainable development). Karena pembangunan yang berkelanjutan harus mempertimbangkan 3 pilar aspek yaitu aspek lingkungan, aspek ekonomi, dan aspek sosial. Aspek lingkungan yang berupa kelestarian terhadap lingkungan dengan adanya pembangunan. Aspek ekonomi yang berpengaruhnya terhadap pendapatan dari pulau-pulau yang menjadi tujuan tol laut. Dan Aspek sosial yang merupakan aspek pendukung untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap tol laut tersebut. Maka ketiga hal tersebut akan saling berpengaruh satu sama lain, sehingga aspek-aspek tersebut harus seimbang. Apakah tol laut akan hanya menjadi isapan kata semata ataupun bisa direalisasikan tentunya hal tersebut menjadi tanggung jawab kedepan bagi kita bersama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline