Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa dan "Buah" Pikirannya

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memiliki status sebagai mahasiswa membuat kita tidak terlepas dari aktivitas tulis menulis tentunya. Kegiatan menulis yang dimaksud merupakan sebuah kegiatan yang bersifat ilmiah, yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan berbagai problema keilmuan kemudian masalah – masalah tersebut dinalarkan dan dikaji dalam bentuk tulisan dengan beberapa mekanisme prosedural.

Karena tulisan merupakan kumpulan ide – ide yang diasosiasikan dengan ketrampilan dalam memaparkannya diatas kertas,tidaklah berlebihan apabila kita menyimpulkan bahwa tulisan merupakan “buah” pikiran dari ruang tak terbatas seorang manusia, sehingga semua orang -termasuk mahasiswa-selalu ditekankan agar dapat mengkreasikan dirinya minimal melalui menulis.

Tulisan – tulisan yang dihasilkan umumnya bermacam – macam dan membentuk suatu karya tulis, misalnya, karya tulis seorangpujangga biasanya berupa puisi, atau seorang bendahara yang membuat laporan keuangan sebagai karya tulisnya. Namun terlepas dari semuanya itu, citra karya tulis yang terus melekat pada diri mahasiswa adalah karya tulis ilmiah.

Dalam lingkungan akademis, baik makalah maupun skripsi merupakan contoh karya ilmiah yang sering dihadapi setiap mahasiswa dengan beragam persoalan terbatas. Skripsi merupakan karya ilmiah mutlak bagi mahasiswa S1 sebagai syarat untuk menyelesaikan studinya, sedangkan umumnya makalah lebih ditekankan pada pemenuhan tugas – tugas kuliah atau solusi tertulis terhadap suatu masalah.

Selain makalah atau skripsi, salah satu karya ilmiah yang akrab dengan mahasiswa strata adalah jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah merupakan kumpulan pemikiran ilmiah hasil karya pustaka atau penelitian yang memenuhi syarat ilmiah.

Jurnal ilmiah berbeda dengan jurnal populer karena jurnal populerlebih bersifat dinamis. Artinya, jurnal popular dapat diterbitkan tanpa mengikuti kaidah – kaidah tertentu dan mudah dipahami oleh pembacaterutama berkaitan dengan penggunaan bahasanya. Salah satu nilai jual yang ditonjolkan dalam penulisan jurnal populer adalah karakter si penulis, sedangkan jurnal ilmiah sendiri lazimnya dibuat oleh pihak/ instansi terkait bidang masing – masing.

Jika demikian, adakah pertimbangan lain apabila suatu jurnal dikatakan sebagai jurnal ilmiah? Sebenarnya, iktisar ilmiah pada jurnal ilmiah lebih mengacu pada pembuktian suatu fenomena melalui eksperimen, sehingga setidak – tidaknya terdapat beberapa kriteria dasar dalam menulis jurnal ilmiah, yaitu:

1.Sistematis, atau mengikuti langkah – langkah baku yang telah ditetapkan. Hal ini di dasarkan pada dalil bahwa untuk menghasilkan suatu pengetahuan, harus melalui beberapa proses tertentu

2.Metode, merujuk pada langkah – langkah yang dipakai dalam penelitian ilmiah atau karya pustaka kemudian dibahasakandalam jurnal. Terdapat berbagai macam metode untuk menghasilkan suatu pengetahuan, namun kespesifikan metode dengan tujuan penelitian adalah hal yang bersifat krusial.

3.Jujur. Tak ada seorang pun yang ingin dibohongi sehingga kebenaran dalam menulis karya ilmiah merupakan nilai yang sangat dihormati. Sederhananya, apalah arti sebuah jurnal ilmiah yang dibuat berdasarkan fiksi?

Jurnal ilmiah selalu terinspirasi dari pertanyaan tentang masalah yang berasal dari bahan bacaan,pengalaman pribadi/ orang lain, pengamatan terhadap objek, atau diskusi dengan pakar. Syarat tak baku dalam memilih masalah untuk penulisan jurnal ilmiah sebaiknya didasarkan pada masalah yang akrab dengan kehidupan sekitar, agar pemahaman pembaca mengenai suatu peristiwa semakin terasah dan mempermudah dalam pembuatan jurnal. Yang kedua, sumber rujukan umumnya dilengkapi dengan pandangan yang telah diuji oleh para ahli sehingga semakin banyak pustaka yang dipakai untuk menjawab suatu pertanyaan, maka analisis yang diambil semakinmendekati kebenaran atau nilai objektivitasnya semakin tinggi. Selain itu, bidang keilmuan juga memberikan pengaruh yang cukup besar dalam menulis jurnal ilmiah. Misalnya, lebih mudah bagi seorang guru untuk menulis jurnal mengenai pendidikan daripada seorang sarjana ekonomi atau sastrawan

Secara ringkas, pola sebuah jurnal ilmiah tersusun atas beberapa unsur berikut (diluar penulis dan alamat) , yaitu:

1. Judul

Kontak psikologi pertama yang terjadi antara pembaca dengan penulis terjalin melalui judul bacaan, sehingga judul mengambil peran yang sangat penting karena dapat dianggap sebagai “wajah” dari bacaan itu sendiri. Biasanya, judul yang menarik cenderung memiliki magnet tersendiri dalam menarik pembaca, tanpa memperhatikan isi bacaan terlebih dahulu.

2. Abstrak

Abstrak merupakan saripati yang mengandung 300 – 600 kata dalam satu paragraf, berisi latar belakang permasalahan yang diambil, teori , dan penyelesaian atau simpulan. Abstrak juga ditulis dalam bahasa Inggris dan dilengkapi dengan kata kunci (maksimal 5 kata)

3. Pendahuluan

Salah satu unsur penting penyusun pendahuluan adalah latar belakang yang berisi alasan mengapa kita tertarik dengan suatu permasalahan. Selain alasan, latar belakang juga berisi tentang tujuan penelitian, apa yang ingin kita capai dalam penelitian ini serta prediksi yang mungkin terjadi berdasarkan pertimbangan rasional. Jika dibandingkan dengan makalah, skripsi, atau karya ilmiah lainnya, pendahuluan dalam jurnal ilmiah lebih sempit karena hanya terdiri dari tiga sampai lima paragraf.

4. Kajian pustaka

Ibaratnyamerupakan “senjata” yang dipakai untuk menolong memecahkan masalah yang akan kita lakukan dalam penelitian. Material yang terkandung dalam kajian pustaka biasanya lebih kepada penelitian – penelitan ilmiah daripada teori – teori. Kajian pustaka juga membantu kita mengetahui kekuatan tulisan kita dibandingkan dengan tulisan orang lain

5. Metode

Metode merupakan langkah – langkah yang digunakan untuk mendesain penelitian, termasuk di dalamnya peralatan yang dipakai, bagaimana mengumpulkan data dan cara mengolahnya. Metode berperan menuntun pembaca dalam memahami penelitian yang dibuat.

6. Hasil

Berupa data kasar penelitian misalnya diagram, gambar/ foto, atau kata – kata yang disusun dalam bentuk paragraf. Hasil pengamatan merupakan sumbu utama dalam membangun sebuah pembahasan.

7. Pembahasan

Hasil yang telah dicapai akan dikaji lebih dalam pembahasan. Disini, masalah – masalah yang telah ditelaah dikaitkan dengan fakta – fakta yang bersesuaian pada kajian pustaka serta bagaimana hasil tersebut menjawab hipotesis yang sebelumnya telah dikemukakan pada bagian pendahuluan.

8. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan bagian penutup dari jurnal ilmiah yang masih memiliki hubungan dengan bagian pendahuluan, metode, maupun pembahasan yang biasanya digeneralisasikan secara ringkas untuk menjawab tujuan penelitian.

9. Daftar pustaka

Seluruh literatur atau sumber rujukan yang digunakan dalam penelitian disusun secara alfabetis dan menggunakan aturan – aturan tertentu dalam daftar pustaka. Hal ini bertujuan agar selain memberikan penghargaan kepada penulis yang “jasanya” telah kita pinjam, daftar pustaka juga berperan sebagai saran rujukan bagi pembaca yang tertarik dengan penelitian tersebut

Has

1.

Jurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline