Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Perkembangan Kalkulus Era Modern

Diperbarui: 22 Mei 2023   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/39/GodfreyKneller-IsaacNewton-1689.jpg/640px-GodfreyKneller-IsaacNewton-1689.jpg

Pernahkah kamu belajar kalkulus? Kalkulus adalah sub bidang ilmu matematika yang mempelajari tentang perubahan instan yang terjadi di sekeliling kita. Ilmu kalkulus mencakup perhitungan yang melibatkan limit, diferensial, integral, dan deret menuju tak hingga, yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk memecahkan permasalah pada bidang sains, teknik, dan ekonomi. Sebelum kalkulus menjadi alat yang bermanfaat di berbagai bidang, terdapat sejarah yang mengawalinya, dan artikel ini akan menceritakan sejarah dari kalkulus.

Cerita ini akan dimulai dari seorang ilmuwan Inggris yang bernama Isaac Newton. Newton merupakan sosok yang sangat penting dalam sejarah perkembangan kalkulus. Newton mulai mengembangkan kalkulus pada sekitar tahun 1665 hingga 1666, dimana di tahun tersebut ia sedang mengejar gelar sarjana di Trinity College, Cambridge. Di tahun yang sama terjadi wabah besar di Inggris yang menewaskan 100.000 jiwa. Newton yang pada saat itu sedang mengerjakan persoalan-persoalan matematika di kampus, terpaksa membawa pulang persoalan ini dan melanjutkannya di rumah.

Pada saat ia jenuh dengan tugas kuliahnya, sesekali ia bersantai di bawah pohon apel, saat bersantai Newton melihat sebuah apel yang tejatuh dari tangkainya. Timbul pertanyaan di kepala Newton dan akhirnya ia melakukan pengamatan dan penelitian, tetapi tidak ada persamaan matematika yang menjawab kebingungannya. Akhirnya ia mulai terpikirkan suatu cara baru yang dapat menjelaskan masalah ini, cara ini lah yang kita kenal sekarang bernama kalkulus dan ini juga merupakan cikal bakal penemuan hukum gravitasi.

Di lain sisi ada ilmuwan Jerman yang mengembangkan konsep kalkulus, ia bernama Gottfried Wilhelm Leibniz. Ibunya bernama Catharina Schmuck dan ayahnya bernama Friedrich Leibniz. Ayahnya adalah seorang ahli hukum dan profesor filsafat moral di Universitas Leipzig, Ayahnya meninggal pada saat usia Leibniz berusia 6 tahun. Setelah ayahnya meninggal Leibniz mulai fokus belajar pengetahuan sejarah, matematika, puisi, dan ilmu lainnya. Hal ini yang membuatnya mendapatkan akses penuh ke perpustakaan milik ayahnya.

Pada tahun 1663 bertemu dengan profesor matematika Edhard Weigel saat pergi ke Jena. Ia mulai memahami pentingnya metode bukti pada Matematika seperti logika dan filsafat. Pertemuannya dengan seorang ilmuwan matematika Christiaan Huygen juga memengaruhinya dalam dunia matematika. Hingga pada tahun 1675 ia menjadi anggota eksternal Royal Society karena telah berhasil menemukan sebuah mesin yang mampu menghitung empat fungsi aritmatika. Di tahun yang sama ia mulai fokus mengembangkan kalkulus dan menulis manuskrip untuk notasi kalkulus.

Newton dan Leibniz merupakan orang yang sangat berpengaruh pada perkembangan kalkulus. Keduanya mengembangkan kalkulus di waktu yang hampir bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda. Sehingga pada saat keduanya pertama kali mempublikasikan hasil kerja mereka untuk pertama kali, sempat terjadi kontroversi di antara matematikan tentang siapa yang lebih pantas disebut penemu kalkulus. Newton menuduh Leibniz mencuri idenya melalui buku catatan miliknya yang sering dipinjamkan kepada beberapa anggota Royal Society. Namun pada akhirnya keduanya mendapatkan penghargaan atas kerja keras mereka dalam perkembangan kalkulus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline