Lihat ke Halaman Asli

Rival RisvanNugraha

siswa SMAN 1 padalarang

Novel Sejarah Laksamana TNI Yosaphat Soedarso

Diperbarui: 21 November 2021   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang lelaki dengan tubuh tegap turun dari kapal laut, sambil menggendong tas ransel yang besar, berjalan menuju sebuah bis dari satuannya. Berjalan beriringan dengan barisannya. Lelaki itu memasuki bis tersebut, lalu duduk didekat jendela kursi penumpang, memainkan ponselnya sebentar lalu melihat keluar jendela. Datang temannya dan duduk disebelahnya.

"Hei Kolonel, ada yang dirindukan kah? melamun saja," ucap Kolonel Marko sambil menyimpan tasnya disampingnya.

"Haha, hanya rindu keluarga saja," balasnya sambil tersenyum.

"Ingat, tugas kita baru dimulai? baru beres satu tugas, tugas lainnya masih menunggu," ucap Marko sambil menyenggol lengannya. "Oh iya Yos, malam ini kita kembali ke satuan, lalu ada cuti dua minggu, sudah lama saya ga ketemu anak saya, rindu sangat," curhat Marko membuat Yos melirik.

"Saya belum punya anak, tapi saya rindu keponakan, haha," mereka tertawa sambil membereskan bawaan masing masing, dan lanjut mengobrol.

Bis mulai berjalan, meninggalkan pelabuhan, Yos mengamati setiap sudut kota. Mengingat kapan terakhir kali ia kesini, begitu banyak kenangan dikota kelahirannya.

"Selamat siang!" Ucap salah satu dari perwira menengah yang turun dari bis, sambil menghormat pada atasannya.

"Selamat datang kembali, saya senang mendengar kabar kalian baik-baik saja, pergi, lalu kembali dengan jumlah yang sama," ucap Laksamana Muda Hartono.

Lalu semua perwira menengah itu menjabat tangan atasan mereka, setelah itu mereka kembali ke barak mereka untuk menyimpan barang-barang, atau hanya sekedar istirahat. Yos langsung membereskan bajunya kedalam lemari yang ada didekat ranjangnya, lalu melihat foto keluargannya di balik pintu lemari. “aku rindu bu, lusa aku pulang,” gumamnya dalam hati. Setelah selesai membereskan barang-barang, ia pergi ke gereja dekat baraknya yang tidak terlalu jauh, gereja khusus disatuan.

Berdoa dengan khusyuk, berterimakasih pada Tuhan karna telah diselamatkan dari tugasnya. Meminta yang terbaik pada Tuhan. Setelah selesai berdoa, ia kembali ke barak, mengambil ponselnya lalu menelpon ibunya.

"Halo," ucap wanita paruh baya disebrang sana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline