Lihat ke Halaman Asli

Rivah

LimaGaris

Satu Warna Pena dan Kertas Berwarna

Diperbarui: 31 Desember 2020   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duniaku Mengenal Kebahagiaan Yang Harus Di Perjuangakan
Satu Warna Pena Ku Ukir Kata Kata
Yang Labil Diterima Oleh Kertas Yang Penuh Warna

Dituliskan Segala Rasa
Walau Berujung Kata Tanya
Disampaikan Maksud Cerita
Yang Tak Raga Tau Itu Kenapa

Ada Apa Dengan Raga
Memaksa Kata Nyata
Meski Dianggap Hal Maya

Hanya Percaya Dengan Metamorfosa
Ku Simpan Kata Bahagia Yang Sempurna
Disiapkan Secarik Kertas Yang Sama
Sudah Bergelora Rasa
Tuk Terus Mengukir Satu Warna Pena

Hati Tahu Diri
Ia Tutup Buku Tuk Menyendiri
Tak Dibuka Untuk Orang Yang Menganggu Mimpi

Sudah Ku Coba Tuk Tak Menghampiri
Tapi Hati Tak Bisa Dibohongi
Yang Hati Bisa Hanya Lafal Mensyukuri
Karena Sudah Memberi Kertas Yang Menenangkan Hati

Tak Bermaksud  Membuka Paksa Buku
Karena Ku Mampu Mengetuk Walau Tak Sesuai Ekspetasi Halu
Karena Maksudku Bukan Menganggu Mimpi Mu

Ku Ucapkan Rasa Kasih
Pada Kertas Yang Tak Bisa Pindah Alih
Menjadi Senderan Saat Bahagia Dan Sedih
Di Buku Yang Bersih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline