Lihat ke Halaman Asli

Rivah

LimaGaris

Melupakan Rindu, Namun Ribang Tetap Mengenang

Diperbarui: 27 Maret 2020   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Sampai hati lekas beranjak dan tak kuasa mengelak hadirnya rindu yang menggema

Rasa...
Hati kembali pada sang surya senja
Bercerita pada malam yang lara
Menyapa rindu-nya yang adhesi bagai aulia dalam jiwa
Sebab pilihannya tak lain dari cinta atas agama

Rindu yang lawas tak mengusik jiwa
Wujud yang dulu berkeliaran dalam asmara nyawa
Dan hati yang tak bisa menahan keadaan yang mesti terucap dengan kata serta logika

Sampai kapan renungan ini selesai?
Berapa lama jeda menerima rindu kan usai?
Dan kapan jisim tuk kembali pada ruang rindu yang penuh anggai?

Ruang yang lama berdiri
Hampa yang nyata dan penuh sunyi
Ruang aspirasi tuk mencari jati diri
Kini berpenghuni rasa gelisah dan rindu yang tak berfondasi

Dilema...
Resah...
Gundah...
Bergejolak ketika raga tak mampu berserah
Akan maksud hati yang belum terarah
Karena rindu selalu berpihak pada ihwal yang salah

Dua purnama darimu...
Ku renungi,
agar maksud hati tak salah kiprah lagi
Setiap deretan detik yang berlalu,
Ku merenung,
perihal perkara penting agar ku pahami semua arti itu

Ribang ini rindu...
Yang telah usang tuk dijamu
Karena hasrat menolak hadirnya temu

Rindu...
Rindu yang ditahan
Diacuhkan
Diabaikan
Dan tak bisa dikoyakkan pada tiap memoar angan

Ribang akan rindu
Lawas tak jumpa dan bergurau denganmu
Rindu akan rindu
Lama tak menatap tatap kamu

Itu yang dicamkan oleh bibir ini
Walau diri tengah menyendiri
Tak jumpa walau ingin menemui
Tak merasa jauh meski jarak memisahkan diri
Rindu pun tertolak karena kesadaran hati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline