Angsa berkawan dengan melati
Akulah angsa engaulah melati
Gua di ujung teluk
membiarkan ombak menampar pelatarannya
Aku diam sebab sedang membutuhkan kesendirian. Bukan saja karena engkau masih berperkara dengannya, juga engkau berbahasa yang aku belum sanggup menerimanya. Bagaimana kalau kata-kata terbaca oleh dunia? Kalau rahasia disaksikan awan berarak-arak?
Angsa dan melati belum bisa bersisian. Angsa berkaki dan bersayap. Melati berakar dan merapat ke tanah. Angsa melintasi pematang-pematang, melati tegak di tempat. Angsa bersuara, melati menebarkan aroma.
Akulah angsa, engkau melati.
Aku terbang melintasi banyak samudra
Engkau berdiri di persinggahan
Tetapi angsa sedang perlu sendirian. Ia membutuhkan kesenyapan, sedang ingin berteman dengan pikiran. Melati menunggulah dahulu, aku tak bisa berbicara, bahkan sepatah kata.
Tempat ini menyimpan banyak cerita, di antaranya cerita duka. Angsa ingin melupakan, tetapi waktu tak sudi melakukan. Jadi, angsa memanggil teman yang telah bertahun-tahun menantinya. Angsa perlu dipulihkan.