Jelang media Agustus 2018. Tepatnya tanggal 10, pukul 00.00 WIB. Pergerakan berbagai pihak terkait semakin terlihat jelas. Bagaikan gir yang terpasang di mesin, perputarannya kian dipacu.
Itu adalah sebuah konsekuensi. Konsekuensi mesin demokrasi. Pasang-memasang suku cadang pun terjadi. Bahkan bukan tak mungkin juga ada aksi bongkar pasang.
Apapun yang tengah dan akan terjadi. Cukup menarik untuk dicermati, detil demi detilnya. Sebab, kesalahan kecil saja dalam aktivitas tersebut, bisa fatal akibatnya.
Mari kita bicara dalam konteks yang lebih lugas. Dikaitkan dengan konteks aktivitas politik yang tengah hingar-bingar dipertontonkan. Dalam hal ini, fokusnya adalah menangkap dan memaknai arah komunikasi politik yang dihelat kelompok penantang incumbent.
Jika boleh berteori sedikit. Komunikasi politik menjadi amat penting karena saat ini adalah tahun politik. Hal itu kian menjadi penting, saat disampaikan oleh tokoh-tokoh kunci di ranah politik. Dan menjadi maha penting tatkala terkait dengan kepentingan masyarakat luas sebagai audiens.
Bermula pada Selasa (24/7/2018), ketika Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono membuka pintu kediamannya. Menyambut kedatangan koleganya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sebuah pertemuan tertutup pun bergegas dilaksanakan. Dan berujung pada cuplikan tayangan pernyataan sikap bersama yang disiarkan stasiun televisi berita, Metro TV.
Dari banyak hal yang disampaikan keduanya, satu poin yang patut dicatat adalah sinyalemen dukungan SBY terhadap Prabowo sebagai calon presiden penantang petahana. Ada lima poin yang disebut landasan pertemuan itu.
Kala itu diungkapkan, kesepakatan kedua pihak untuk berkoalisi belumlah ada. Namun, baik SBY maupun Prabowo, saling melontarkan kata sanjungan. Boleh jadi, saking hebohnya aksi saling sanjung itu, Prabowo pun menyebut SBY sebagai Presiden. "Bapak Presiden SBY."
Aktivitas politik selanjutnya dihelat SBY keesokan harinya. Kali ini, tamu penting yang diterima adalah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Usai pertemuan, keduanya pun menemui awak media, menyampaikan satu dan lain hal yang dianggap penting. Dan masih dalam konteks komunikasi politik, SBY pun menyambung sesi tanya jawab media, usai mengantar tamunya pulang.