Lihat ke Halaman Asli

Mengenalkan Eco- Print seni dan lingkungan di SDN 02 WAY Lima

Diperbarui: 8 Oktober 2024   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://yapeka.or.id/ecoprint/

Pesawaran (30/07/2024) mahasiswa kkn UIN Raden Intan Lampung kelompok 167 melakukan sosialisasi mengenai Eco Print. Tujuan dilakukan sosialisasi  ke SDN 02 Way Lima bertujuan mengenalkan seni dan kepedulian lingkungan kepada 28 siswa kelas lima. Teknik eco-print diperkenalkan oleh seorang seniman dari Australia bernama India Flint pada bukunya "Eco Colour : Botanical Dyes for Beautiful Textiles" yang dirilis pada tahun 2008. Teknik eco-print merupakan perkembangan dari teknik ecodyeing yaitu pewarnaan kain dari alam. Pada teknik eco-print, menempelkan. Eco-print berasal dari dua kata yaitu eco berasal dari kata ekosistem (alam) dan print yang berarti mencetak. Teknik eco-print ini membawa beberapa keunggulan. Pertama yaitu ramah lingkungan, secara istilah eco-print memang berkaitan dengan seni memanfaatkan alam dan juga ramah terhadap lingkungan. Kedua, motif yang unik dan menarik.

Pembelajaran inovatif bagi anak ialah pembelajaran yang bertitik untuk menggali kreativitas yang dimiliki anak. Pembelajaran inovatif ialah bentuk pembelajaran yang menyenangkan, menarik serta bisa memfasilitasi kebutuhan dan perkembangan anak. Salah satu kegiatan pembelajaran inovatif bisa diwujudkan dengan menggunakan teknik eco-print. Kegiatan sosialisasi eco-print di SDN 02 Way Lima ini bertujuan untuk mengenalkan eco-print sebagai bentuk pengenalan seni dan lingkungan kepada 28 siswa kelas lima SDN 02 Way Lima. Pada tahap awal seperti gambar, mahasiswa KKN menjelaskan tentang eco-print, dengan membagikan brosur mengenai eco-print agar siswa lebih mudah memahami. Eco-print merupakan pewarnaan alam direct yang secara langsung pewarna dapat menembus serat selulosa. Teknik Eco-print merupakan suatu proses untuk mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung antara kain dan daun. Berbagai elemen tumbuhan yang dapat digunakan seperti daun, bunga, batang, kulit kayu, akar, dan, biji. Faktor dari jenis tumbuhan, lokasi, dan mordan yang digunakan, dapat mempengaruhi hasil dari eksperimen. Pembuatan eco-print meningkatkan kreativitas, produktivitas, dan sarana ekspresi siswa.

 Pemikiran kreatif mampu mendorong munculnya industri kreatif di samping keterampilan dan bakat. Menempelkan tanaman yang mempunyai pigmen warna pada kain yang berserat alami, dapat menghasilkan motif yang unik dan otentik. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengaplikasikan teknik eco-print, yaitu; (1) Hapazome; (2) Solar Dye; (3) Dye Bundle. Unsur penting eco-print terdiri dari metode dan pemilihan bahan. Setiap eco-print memunculkan hasil yang berbeda walaupun menggunakan mordan yang sama. Teknik yang kami gunakan pada sosialisasi pada peserta didik kelas lima SDN 02 Way Lima adalah teknik Hapazome atau teknik mentransfer warna tumbuhan secara langsung dengan cara memukulkannya (pounding). Teknik ini kami pilih karena teknik ini lebih mudah untuk diterapkan pada peserta didik jenjang sekolah dasar. Selain itu, teknik ini dapat mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik jenjang sekolah dasar yang aktif dan suka melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan fisik. Peserta didik diminta untuk membawa beberapa jenis daun dan bunga sebagai pewarna dan membawa alat untuk memukulnya. Dalam praktik ini, akan dijelaskan mengenai jenis kain yang digunakan, bahan-bahan alami yang diperlukan, serta cara agar warna dan motif dapat menempel dengan baik pada kain. Selain itu, para siswa juga akan mendapatkan penjelasan tentang cara menata daun di atas permukaan kain. Dedaunan dan bunga yang digunakan seperti daun singkong, daun pepaya, bunga janda bolong, daun pakis, bunga alamanda, daun mangga, bunga kencana, bunga kertas,bunga kupu-kupu, dan jenis tanaman lainnya.

 Media kain yang digunakan dalam praktik ini adalah kain yang mudah menyerap motif dan warna dengan sempurna, seperti kain katun yang mengandung serat alam. Hasil karya dari kegiatan eco-print ini berupa tote bag. Kegiatan ini, siswa yang mendapat bimbingan dari mahasiswa dan guru diberi kesempatan untuk berkreasi secara bebas dalam menciptakan pola dan motif pada kain dengan menggunakan daun dan bunga. Pembuatan eco-print dimulai dengan menyiapkan plastik bening sebagai lapisan paling bawah kemudian menyusun daun membentuk motif di atas plastik bening. Selanjutnya di atas susunan daun dilapisi kain katun berwarna putih yang telah disiapkan dan yang paling atas dilapisi plastik bening sebagai pelindung kain ketika dipukul-pukul. Tote bag yang telah dilapisi plastik tersebut kemudian dipukul-pukul hingga tercetak bentuk motif daun dengan sempurna. Setelah semua motif sudah terlihat sempurna pada tote bag, langkah berikutnya adalah membersihkan sisa daun yang menempel pada kain dan merendam kain tersebut dengan air tawas selama 30 menit. Hal tersebut berguna agar warna dan motif yang sudah ada pada kain dapat menyerap pada kain dengan sempurna dan motif pada kain tidak mudah luntur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline