Lihat ke Halaman Asli

Rita Munte

Mahasiswa

Mengenal Phubbing: Dampak Negatif terhadap Hubungan Sosial dan Cara Mengatasi Kebiasaan Mengabaikan Orang Lain di Era Digital

Diperbarui: 18 April 2023   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat manusia semakin mudah dalam berkomunikasi. Kemajuan teknologi membuat manusia dapat berkomunikasi secara tatap muka meskipun terpisah jarak dan waktu, sehingga manusia lebih gemar menggunakan gawai atau smartphone. Penggunaan smartphone yang praktis membuat individu dapat berinteraksi dengan orang lain hanya berbasis online tanpa harus bertemu secara tatap muka. 

Hadirnya smartphone menuntut setiap orang untuk lebih up-to-date dengan setiap informasi yang ada, maka dari itu smartphone menjadi salah satu kebutuhan primer bagi masyarakat. Banyak orang lebih memilih menggunakan smartphone daripada berinteraksi secara langsung dengan orang disekitarnya untuk mengisi waktu luang mereka. Menurut Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika), penggunaan smartphone di Indonesia mencapai persentase 89% dari total penduduk Indonesia dan 89,77% nya adalah mahasiswa (hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia bersama Masyarakat Telekomunikasi). 

Ketika sedang berada dalam diskusi kelompok, kamu lebih sering ikut berdiskusi atau bermain ponsel seperti update status, bermain instagram, dan lain sebagainya? Nah, kalau kamu termasuk orang yang bermain instagram pada saat diskusi kelompok, itu termasuk perilaku phubbing lho!

Maraknya penggunaan smartphone ini menimbulkan fenomena yang disebut "phubbing". Nah, phubbing itu apa sih? Phubbing merupakan gabungan dari kata "phone" dan "subbing" yang berarti tindakan mengabaikan orang lain dengan memainkan smartphone saat berdinamika dengan orang di sekitarnya (Roberts & David, 2016). Istilah phubbing sendiri dipopulerkan oleh Macquarie Dictionary untuk mewakili isu penyalahgunaan smartphone yang terus terbangun dalam lingkungan sosial (Pathak, 2013). Berkaitan dengan itu, istilah "phubber" digunakan untuk menggambarkan orang yang melakukan phubbing, sedangkan "phubbee" merupakan orang yang menerima perilaku phubbing (Varoth, 2017).

Sejauh ini, kita sudah mengetahui apa itu phubbing, lalu apa saja ya yang menyebabkan perilaku phubbing itu? Perilaku phubbing dapat disebabkan oleh beberapa hal nih guys, check it out!

  • Kemudahan mengakses teknologi. Teknologi yang semakin canggih membuat kita lebih mudah terhubung dengan media sosial dan hal tersebut menyebabkan kita lebih tertarik dan fokus pada smartphone daripada orang-orang di sekitar. 

  • FoMO (Fear of Missing Out) atau fenomena takut ketinggalan informasi penting ini juga bisa penyebab seseorang takut melepaskan smartphone dari genggamannya, sehingga orang akan lebih memilih menggunakan gadgetnya dibandingkan berkomunikasi dengan orang lain 

  • Kurangnya keterampilan sosial. Dalam berkomunikasi atau bersosialisasi sering kali diperlukan kemampuan dan keberanian dari individu tersebut. Orang yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi akan cenderung memilih berinteraksi dengan smartphonenya daripada secara tatap muka dengan orang lain.

  • Budaya multitasking atau kebiasaan melakukan beberapa aktivitas secara bersamaan juga mendukung perilaku phubbing. Ini dikarenakan perilaku phubbing dilakukan bersamaan dengan mendengarkan pembicaraan yang sedang terjadi di saat yang sama. 

Memangnya kenapa sih kalau kita melakukan phubbing? Bakal jadi masalah ga ya? Jawabannya 'iya', tentunya phubbing membawa dampak buruk, berikut dampak buruknya:

  • Meningkatkan resiko kecanduan teknologi. Dengan lebih memilih melihat layar gadget daripada berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya ...  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline