Lihat ke Halaman Asli

Rita Audriyanti

Ibu rumah tangga

[FITO] "Recuerdos de la Alhambra"

Diperbarui: 25 Agustus 2016   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini malam ke dua Reina di kota tua AlBaicin, Granada. Reina kembali menghirup teh panas. Warna lipstik merahnya meninggalkan bekas di tepi cangkir. Mata Reina menatap ke luar jendela cafe. Salju masih menutupi jalan. Pohon-pohon tampak bagai lukisan. Warna merah kastil tua itu memberi aksen kontras nan cantik.

Reina menghembuskan asap rokoknya. Ia sedang menanti Maymir, laki-laki Spanyol yang dikenalnya di pesawat dalam perjalananan dari Istanbul-Madrid. Mereka ada urusan bisnis wisata.

Kembali Reina melihat jam tangannya. Sudah pukul delapan lewat. Maymir belum datang juga. Reina mengurungkan niatnya meninglakan cafe sebab seorang perempuan dengan gitar di tangannya sudah berada di sudut cafe. Reina menyandarkan punggungnya ke kursi . Perempuan itu mulai memetik gitar.  Reina melipat kedua tangan ke dadanya.

Telinga Reina semakin fokus. Reina membetulkan posisi duduknya. Satu lagu usai. Dua turis Jepang melemparkan koin. Si pengamen kembali memetik gitarnya. Perpindahan nada satu ke lainnya menimbulkan nada transisi yang indah. 

Reina menajamkan pandangan dan pendengarannya. Ia mengenali nada lagu yang sedang dimainkan si pengamen kerempeng itu. Reina duduk semakin kaku. Jantungnya mulai berdebar kencang. Tangannya gemetar. Berulang kali ia menggelengkan kepalanya. Dikatupkannya kedua bibirnya. Tanpa terasa, butiran hangat deras jatuh di pipinya yang dingin.

Suara denting gitar terus mengalun. Isak tangis Reina pun semakin jadi. Ia tenggelam dalam petikan lagu kesayangan adiknya, Boy, yang telah tiada.

Reina semakin larut ditikam rindu. Pada malam itu,  seolah Boy sedang duduk bersamanya menikmati indahnya Recuerdos de la Alhambra. "Boy, kita sekarang di sini berdua. Bersama..." bisik Reina terisak menundukkan kepalanya yang bergoncang. Bayangan Boy seperti tersenyum memandang kakaknya.

Si pengamen menganggukkan kepalanya. Pertunjukan usai. Reina menghapus air mata sambil menarik napas panjang. Berdiri, meletakkan uang kertas ke dalam peti gitar si pengamen.

"Hey, Reina... Sorry saya terlambat." Suara Maymir mengejutkan Reina.  

Lalu keduanya melangkah pergi. Bayang-bayang Reina dan Maymir hilang ditelan malam yang bersalut nostalgia...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline