Lihat ke Halaman Asli

Alasan Tetap Tinggal di Jakarta

Diperbarui: 28 Januari 2024   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Jakarta sudah tidak asing  lagi bila musim hujan, bukan musim saja bahkan hanya hujan percobaan pasti ada saja kawasan yang kebanjiran.  Belum lagi kemacetan yang parahnya sudah setingkat Dewa, jadi warganya ketika bermacet-macet ria sepertinya sudah terbiasa dan menikmatinya dengan ketengangan  dan skill berkendara yang cukup lumayan,karena focus untuk mendapatkan jalur posisi yang stabil untuk mengantri dijalur yang benar. Akibat dari banyaknya warga  kota  yang memiliki kendaraan, jelas terlihat ketika pagi akan melakukan aktivitas bekerja serta sore hingga malam antrian baik   masuk maupun  keluar dari Ibu kota Jakarta yang sebentar lagi akan menjadi Daerah, bukan Ibu Kota Lagi, Mengakibatkan Polusi Udara tingkat warning.  

Anehnya Ibu Kota Jakarta saat ini meski sudah digembar-gemborkan akan menjadi Daerah bukan lagi sebagai Ibu Kota , serta keadaan Krodit  yang telah dijelaskan diatas ,tiap Tahun jumlah pendatang semakin banyak berbagai macam aktivitas yang dilakukan  para Urbanisasi tersebut, khususnya niat mereka adalah peruntukan untuk mengadu nasib dengan harapan  akan  mendapatkan penghidupan yang lebih baik dari tempat asalnya, dikarenakan mahnet daya tarik gemerlapan Ibu Kota jakarta sangat memukau dan menjanjikan , Apa lagi bila ada saudara atau tetangganya yang menjadi urban sukses di Ibukota maka daya tarik untuk meninggalkan daerahnya nekat  untuk menjadi  bagi kaum Urbanisasi, bisa dibayangkan dampak urbanisasi tiap tahun bagi Ibu Kota Jakarta Ini.

Saya sebagai penduduk Jakarta dan  sudah malang melintang puluhan tahun berjuang hidup di Ibu Kota jakarta meski bukan keturuanan asli dari jakarta, tetap  akan memilih tinggal di Jakarta dengan segala keadaannya, Mengapa? 

Setelah dianalisa serta dicermati mengapa tetap tinggal di Jakarta meski Jakarta akan menjadi Daerah Jakarta, Dan meskipun Saya Tinggal digang bukan jalan besar, meski bermacet-macet , berbanjir-banjir dan tingkat polusi yang tinggi,serta untungnya bukan sebagai Aparatur Negara, Kecuali nanti ditunjuk.

 Jadi :

  • Tidak dipungkiri sebagai rakyat biasa Pembangunan di jakarta sepuluh tahun belakangan ini berdampak menyenangkan,seperti namanya Kota Megapolitan , kalau dulu masih bisa menikmati desaknya angkot kopaja , mikrolet  dan sebagainya yang sewrawut dengan ongkos kadang sesuka keneknya,  Intinya bahwa fasilitas angkutan umum sudah  modern tertib dan  lengkap baik antar kota maupun ke luar kota. Jadi sebagai warga jakarta sekarang dimanjakan dengan fasilitas angkutan  yang irit namun modern
  • Sebagai sentral Industri perdagangan, artinya sumber produksi yang menghasilkan produk atau barang-barang yang dibutuhkan konsumen atau pembeli , kalau kita pintar ada peluang untuk menjadi usahawan apa lagi difasilitasi dengan era marketing digital,Jadi bisa berjualan online menjangkau seluruh Indonesia -raya,ini sudah saya lakukan.
  • Fasilitas Pendidikan negri gratis untuk anak-anak , jadi tidak kuatir bisa menabung biaya kuliah.
  • Fasilitas kesehatan seperti Puskesmas yang sangat Manusiawi dan sudah modern serta  terjangkau
  • Jakarta bagi Saya saat ini jadi lebih jatuh cinta, karena pesonanya tidak kalah dengan luar negri, maksudnya menjadi tempat destinasi wisata domestik untuk healing -healing banyak Spot  yang tambah memukau dengan gedung-gedung tinggi yang megah-megah ,mall-mall yang keren-keren, jalan raya yang lebar-lebar, pesona gemerlapan lampu-lampu dimalam hari.
  • Motivasi  & Dan semangat bekerja lebih tinggi  untuk membiayai kehidupan di megapolitan Jakarta.
  • Karena ada perbedaan pembangunan yang maju dibandingkan sepuluh tahun yang lalu, meskipun gencarnya pembangunan IKN sebagai Ibukota kemudian hari dengan Disignnya Yang megah, Tertata apik , dan penawaran investasinya menarik ,Saya milih tinggal Dijakarta, Mager Kata firalnya tidak mungkin pembangunan yang sudah dibangun ini  akakan dipindahkan, tidak mungkin gedung-gedung tinggi yang modern akan di robohkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline