Lihat ke Halaman Asli

Makanan Dituang Langsung di Atas Meja, Suoooorrr...

Diperbarui: 9 Juli 2016   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Saya dibesarkan di Surabaya. Sejak tahun 1965 saya sudah diboyong dari tanah kelahiran saya di Blitar, karena bapak yang seorang prajurit ditugaskan di Surabaya. Tahun 1996 saya harus memboyong keluarga ke Malang karena saya diterima bergabung dengan Universitas Widyagama Malang. Sejak itu saya boleh dikatakan jarang ke Surabaya meskipun masih ada rumah yang saya tinggalkan di Kota Pahlawan ini dan dua saudara saya pun tinggal di Surabaya. Sejak itu pula saya banyak ketinggalan informasi tentang perkembangan Kota Buaya ini, termasuk perkembangan kulinernya.

Menjelang Lebaran tahun ini, tepatnya Hari Sabtu, sudah agak lama sih..... hampir seminggu yang lalu.....saya sengaja meluncur ke Surabaya atas undangan buka puasa bersama dari kakak. Kebetulan semua lagi ngumpul menjelang lebaran. Berangkat jam 13.00 dari Malang, perjalanan Malang-bundaran Waru lancar jaya. 

Begitu keluar dari tol Waru, jam 14.45 an, jalan mulai merayap dan sampai di daerah Rungkut jam 16.45, hampir dua jam. Bukan main..... Keluarga yang lain sudah menunggu dan kami langsung meluncur ke lokasi buka puasa bersama. Sebuah resto di kawasan Dharmahusada, sekitar Galaxy Mall. Namanya Crazy Crab, kalo tidak salah.

Resto tersebut tidak begitu besar, tapi sore itu cukup rame. Hampir semua kursi terisi. Kami yang tiba jam 17.20 dan belum pesan menu sempat harus menunggu lama untuk dilayani. Untung kami bawa kurma sehingga begitu bedug maghrib berbunyi kami bisa membatalkan puasa dengan beberapa butir kurma dan sempat shalat maghrib dulu sebelum menyantap hidangan utama buka puasa.

Sebelum menu pesanan kami siap, saya sempat melihat-lihat sekeliling. Sempat tertegun sejenak melihat seorang pelayan keluar dari dapur membawa makanan dalam kantong plastik besar, begitu sampai di meja pelanggan, makanan tersebut dituangkan langsung di atas meja. Suooorrrr....... Wick.....keliatan deh udiknya kera ngalam ini.......

Dok. Pribadi

Begitu giliran menu kami siap, pertama meja kami dialasi plastik panjang, dari ujung ke ujung sehingga seluruh meja tertutup plastik. Kedua, kami dibagi celemek plastik untuk dipakai di leher masing-masing. Kera ngalam yang “ndesit” ini ngikut aja....... Sama seperti di meja sebelah, tidak lama kemudian datang dua pelayan membawa sekantong plastik besar masakan, trus dituang juga di hadapan kami. Suooorrr....... Menu berkuah tersebut meluber di tengah-tengah meja. 

Tidak ada piring, tidak ada mangkuk, hanya disediakan beberapa buah sendok untuk kami ber-13. Menu lain dihidangkan dengan wadah wajan penggorengan. Gila! Tapi asyik juga..... Nasi disiapkan dengan dibungkus kertas, seperti di fast food fried chicken gitu.... Makannya gimana? He he he....kayak pemulung mengais sesuatu dari tong sampah....maaf...... Nama menunya saya tidak tau dan sengaja memang kera ngalam udik ini ndak nanya. Yang jelas terdiri dari campuran kentang, wortel, kepiting, kerang, udang, sosis, jagung manis, dan kekian dengan bumbu labu kuning. Ini yang di meja di depan saya. Di meja depan anak saya, kuahnya lebih cuer lagi hingga luberannya lebih luas di atas meja.

Di Jeddah, saya pernah mampir ke resto yang cara menghidangkan menunya dalam nampan besar untuk beberapa orang. Yang ini lebih unik lagi ternyata, tidak ada nampan, tapi meja makan sebagai nampan besarnya.

Pulang dari sana, saya bilang pada anak saya yang sudah hampir dua tahun ini tinggal di Surabaya: “Kalo pas ke Surabaya, tolong adik diajak makan di tempat-tepat yang di Malang belum ada, ato tempat-tempat kuliner yang baru, biar kesan udiknya ndak kayak ibu”.

Pengalaman menarik buat saya........




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline