Lihat ke Halaman Asli

Dimana Rasa Syukurku?

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama sekali rasanya tidak menulis, tiba-tiba saja perasaan ingin menulis muncul. Tapi hanya sampai disitu saja, tidak ada ide yang muncul sama sekali.

Sebenarnya sudah sering sekali aku ingin menulis, tapi tidak terlaksana, karena saat selesai menulis kok isinya hanya keluhan saja, dan pada akhirnya dihapus lagi.

Teringat kembali saat pertama kali menulis, tujuannya adalah untuk mengobati jiwa yang sedang sakit. Apakah tujuan ku tercapai? Mungkin iya pada awalnya, tapi belakangan rasanya semua tulisanku hanya berisi keluhan.

Kemana rasa syukurku? Mengapa setiap kali hanya ego saja yang menang. Padahal banyak yang bisa aku syukuri, aku harusnya bersyukur masih bisa bernafas, bersyukur masih punya mama yang sehat, bersyukur punya kakak dan adik yang pasti akan mendukungku jika tahu apa yang terjadi denganku, bersyukur punya tiga putra putri yang sayang padaku bahkan kadang-kadang melebihi rasa sayangku pada mereka...

Musuh paling besar yang harus dikalahkan memang adalah diri sendiri, dan sampai sekarang belum bisa kulakukan.

Mengapa aku harus mati-matian meributkan hal kecil jika dibandingkan dengan banyaknya hal yang bisa disyukuri.

Teringat sebuah kalimat "Bukan bahagia yang membuat kita bersyukur tapi selalu bersyukur yang membuat kita bahagia"

Tahun berlalu dengan sia-sia tanpa peningkatan diri, semoga masih ada waktu dan kesempatan bagiku untuk berbenah.

Bersyukur, bersyukur dan bersyukur, mudah-mudahan bisa kupertahankan rasa syukurku.

Salam bersyukur....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline