Lihat ke Halaman Asli

April, Aku Mencintaimu

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1 April 2011.

April menertawaiku. April Mencemoohku. April berjingkrak-jingkrak. Lalu, tersungkur di lantai begitu keras. April. Aku ingin membencimu, Oh Tidak, aku ingin mencintaimu saja.

April kembali tertawa. Ini April yang kedua.  April yang seharusnya membawakanku sandwich  dan Es krim kesukaanku. Ah, sudahlah, ini April yang tak kuinginkan lagi. Tidak, aku harus mencintai April, sebab, April menjanjikanku kisah baru, kisah yang kunanti-nanti sejak April pertama telah berlalu begitu kejam.

Maret berlalu. Maret pernah meregang. Maret pernah menegang. Maret pernah menangis. Maret pernah terjatuh. LAlu, tangan April memegang tangannya, menghapus tangisnya, dan meraihnya untuk bangkit. Yeah, aku mencintai April, meski Maret benar-benar kejam. Maret pernah memberiku harapan untuk bersiap menghadapi April. April MOP. tapi, Maret salah sasaran. Tak ada April Mop. Tak ada April Mop. Tak ada April Mop.

April Hujan. April Dingin.

April

Selamat datang, April.

Selamat Tinggal Maret.

Selamat datang, cintaku.

Selamat tinggal, sayangku.

Ini bukan April Mop. Ini April yang menggemaskan, April yang menggetarkan April yang mendebarkan, April yang Indah. Beneran kok, coba nikmatilah tiap tetesan hujan yang menitik, tutup matamu, rasakan dinginnya menusuk tulang rusukmu begitu tajam. Indah, dingin, dan U'll Surprise.

Jangan benci April yah. :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline