Lihat ke Halaman Asli

Rahasia Rezeki di Balik Rumus Fisika: Energi

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang saya tulis ini hanya sekadar otak atik gathuk. Tujuan utamanya adalah untuk mengingatkan diri sendiri yang sering lupa dan khilaf. Tujuan sampingannya, semoga ini bermanfaat bagi pembaca.

Semua juga tahu, jika ingin mendapatkan rezeki yang lebih banyak, kita dituntut untuk bekerja lebih keras atau mengeluarkan lebih banyak energi. Energi ini dapat berupa energi kinetik yang tergantung kecepatan, atau energi potensial yang tergantung pada kedudukan. Bagaimana hubungan antara banyaknya rezeki dan energi dilihat dari rumus fisika? Mari kita ulas dari tinjauan energi kinetik terlebih dahulu.

Energi kinetik dapat dirumuskan Ek = ½ mv2. Di mana Ek = energi kinetik; m = jumlah rezeki yang kita harapkan; v = kecepatan kita dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Dari persamaan tersebut jelas bahwa besarnya rezeki berbanding lurus dengan energi yang kita keluarkan atau usaha yang kita lakukan, jika kecepatan sementara kita anggap tetap. Artinya, selama proses mencari rezeki, kecepatan kita dalam beribadah seperti biasa, tidak naik juga tidak turun. Jika ini yang kita lakukan, maka kita perlu memperbesar energi jika ingin mendapatkan rezeki yang lebih besar.

Dari rumus energi di atas, sebenarnya kita dapat memperoleh rezeki yang lebih besar dengan mengeluarkan energi atau berusaha seperti yang biasa kita lakukan. Artinya, dengan energi yang besarnya sama kita dapat memperoleh rezeki yang lebih banyak. Bagaimana bisa? Lihat kembali persamaan tersebut. Persamaan tersebut dapat ditulis ulang dalam bentuk: m = 2E/v2

Karena energi kita patok tetap atau konstan, maka besar energi untuk sementara bisa diabaikan. Nah, jika kita ingin mendapatkan rezeki yang lebih besar maka yang harus dilakukan adalah memperkecil kecepatan kita dalam beribadah kepada Allah. Maksudnya, janganlah terlalu tergesa-gesa saat beribadah. Kalau biasanya salat dengan kecepatan 2 rakaat/menit, cobalah diperlama menjadi  1 rakaat/menit, misalnya. Lalu, bagaimana cara memperkecil kecepatan itu?

Kita tahu bahwa kecepatan (v) adalah jarak (s) dibagi waktu (t). Jarak dalam hal ini adalah kedekatan kita dengan Allah, sedangkan waktu di sini adalah lamanya waktu yang kita habiskan untuk beribadah kepada Allah. Semakin jauh seseorang dengan Allah (s semakin besar), biasanya semakin cepat ia dalam beribadah (v semakin besar), dan semakin sedikit waktu yang digunakan untuk beribadah (t semakin kecil). Sebaliknya, semakin dekat seseorang dengan Allah (s semakin kecil), semakin tidak tergesa-gesa ia dalam beribadah (v semakin kecil), dan semakin banyak waktu yang digunakannya untuk beribadah (t semakin besar).

Nah, dari gambaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh rezeki yang lebih besar dengan energi atau usaha yang biasa saja, maka kita harus memperkecil kecepatan dalam beribadah. Caranya dapat dengan memperpendek jarak (mendekatkan diri) kita dengan Allah dan atau meluangkan lebih banyak waktu dalam beribadah kepada Allah.

Sekarang, kita tinjau dari energi potensial, yaitu energi yang dimiliki benda karena kedudukannya. Besarnya energi potensial suatu benda dirumuskan: Ep = mgh

Dari persamaan tersebut, h adalah posisi atau kedudukan atau jarak kita dengan Pemberi Rezeki. Jika ingin mendapatkan rezeki (m) yang lebih besar, kita harus mengeluarkan energi (Ep) yang lebih besar pula, jika kita mengabaikan kedudukan atau kita tidak berusaha mengubah kedudukan kita. Jika kita ingin memperoleh rezeki lebih besar, tetapi dengan usaha yang biasa, maka satu-satunya jalan adalah membuat posisi kita (h) lebih dekat kepada Allah. Caranya, dengan lebih banyak berdoa, beribadah, dan berzikir.

Sementara g atau percepatan gravitasi adalah konstanta. Ini adalah kehendak Allah sendiri, untuk melipatgandakan atau menyempitkan rezeki makhluknya. Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki… (Q.S. Ar Rad [13]: 26).

Itulah sekelumit pendapat saya tentang rahasia rezeki di balik rumus fisika. Bila ada ketidaktepatan atau kesalahan itu murni dari kebodohan saya pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline