Lihat ke Halaman Asli

Rista Yuniar

Mahasiswi

Suka Duka menjadi Mahasiswa Analis Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 27 November 2020   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Haii teman-teman... Disini saya akan sedikit bercerita mengenai suka dan duka menjadi mahasiswa analis kesehatan di masa pandemi seperti saat ini.

Saya merupakan mahasiswa baru di salah satu Universitas di Jawa Timur. Sebelumnya tidak pernah terbayangkan oleh saya menjadi mahasiswa yang harus kuliah secara jarak jauh seperti saat ini. Saya yang sudah memiliki latar belakang pendidikan di kesehatan sejak duduk di sekolah menengah kejuruan, akhirnya tetap melanjutkan ilmu yang sudah saya dapat di kampus yang saya pilih.

Dari kecil saya memiliki cita-cita menjadi Dokter, tetapi sejak SMP saya merasa takut ketika melihat darah yang ada pada orang kecelakaan ataupun darah dengan jumlah yang cukup banyak. Sejak itu saya berfikir apakah ada tenaga kesehatan yang tidak mengharuskan saya berhubungan dengan orang kecelakaan secara langsung. Dan akhirnya pada saat mendekati kelulusan, diperkenalkan tenaga Analis Kesehatan yang bekerja di Laboratorium. Dari situ saya tertarik dan akhirnya melanjutkan sekolah menengah kejuruan di prodi Analis Kesehatan, dan sekarang saya sudah menjadi Mahasiswa Analis Kesehatan.

Suka duka menjadi mahasiswa analis keshetaan di masa pandemi cukup banyak. Untuk hal yang menyenangkan yaitu saya bisa belajar tanpa harus jauh dari orang tua, terkadang ketika ada tugas tidak perlu menulis cukup mengetikkan tugas melalui gadget, dan tidak perlu mengeluarkan cukup banyak biaya untuk kehidupan sehari-hari.

Duka dari kuliah jarak jauh adalah terkadang pada saat dosen menjelaskan materi dan mengalami kendala sinyal yang mengakibatkan saya ketinggalan materi, kuota internet yang selalu menjadi cepat habis, belum lagi kondisi device yang tidak memadai untuk menyimpan file-file tugas, dan tidak bisa berkenalan dengan teman baru secara langsung. Semua dilakukan secara online, saat mengikuti PKKMB tidak memiliki kesan yang cukup menyenangkan karena hanya bisa bertatap muka melalui gadget dirumah masing-masing.

Tidak tahu sampai kapan akan kuliah jarak jauh. Harapan terbaik semoga pandemj segera berakhir dan bisa menjalani aktifitas seperti sebelumnya. Aamiiin

Sekian cerita dari saya, Terimakasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline