Apa kamu tahu?
Bagiku, dirimu bak matahari terbit.
Bak gerak semu setelah fajar yang terbesit.
Lalu saat arunika mulai bangkit.
Logikaku berkelit pada implisit.
Ketika aku, kamu dan dia saling mengorbit.
Kupikir langit tak akan mempersulit.
Namun alur semakin menghimpit.
Menyisakanku dalam situasi yang membelit.
Oh langit...
Sampaikanlah aku pamit.