Lihat ke Halaman Asli

Ris Sukarma

TERVERIFIKASI

Pensiunan PNS

Bawalah Air Dari Rumah

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel



Bawalah selalu air minum dari rumah apabila anda sedang bepergian ke kantor, kuliah, atau ke luar kota beserta keluarga, kecuali kalau anda mau jalan-jalan ke mal dan mau minum kopi, atau ke restoran untuk makan. Masa di restoran kita minum air yang kita bawa sendiri, nggak lucu ‘kan?.

Kenapa harus bawa air minum dari rumah? Pertama anda akan menghemat uang untuk tidak membeli air minum kemasan. Kemudian, dengan tidak membeli air minum dalam kemasan, anda sudah terhindar dari penggunaan botol plastik yang akhirnya anda buang setelah airnya habis diminum. Belum lagi racun biphenol A (BPA) akibat pemanasan yang terjadi pada botol plastik sepanjang perjalanannya sebelum sampai di tangan anda.

Tahukah anda berapa banyak botol plastik bekas yang dibuang dan menjadi sampah? Catatan dari Kementarian Kesehatan menunjukkan bahwa sekitar 30% penduduk perkotaan yang memiliki sambungan air PAM tidak menggunakannya sebagai air minum. Artinya mereka membeli air kemasan dalam berbagai bentuk, merek dan ukuran untuk memenuhi kebutuhan air minumnya sehari-hari. Katakanlah penduduk Jakarta ada 8 juta orang, apabila 50% sudah tersambung ke jaringan PDAM dan dari jumlah tersebut sepertiganya membeli air kemasan, dan setiap orang rata-rata menghabiskan air dua botol setiap harinya, berarti ada 8 juta x 50% x 30% x 2 botol, atau sama dengan 2,8 juta botol plastik yang dibuang setiap harinya! Berapa jumlahnya dalam sebulan? Dalam setahun? Silakan hitung sendiri.

Kemana perginya botol-botol plastik tersebut? Seperti diketahui, botol plastik hanya bisa digunakan sekali saja, dan sampah plastik tidak akan habis terurai dalam waktu ratusan tahun. Apabila dibakar, maka plastik akan menghasilkan gas dioksin yang beracun. Dengan tidak menggunakan air kemasan dalam plastik, maka secara tidak anda sadari, anda sudah turut menyelamatkan lingkungan.

Di AS, pada tahun 2004 saja tercatat penggunaan air kemasan dalam botol sebanyak 26 milyar liter, menghasilkan 28 milyar botol per tahun, dimana 86%-nya menjadi sampah plastik. Botol plastik yang baru kita buang itu telah menempuh perjalanan panjang sebelum sampai di tangan kita. Untuk menghasilkan botol sebanyak itu diperlukan 17 juta barel minyak yang bisa digunakan untuk bahan bakar 100 ribu mobil tiap tahunnya. Selain itu, industri pembuat botol plastik membuang 2,5 juta ton gas karbon dioksida ke udara, yang menumbulkan polusi udara. Ini bisa dilihat dari situs berikut ini:

http://www.slideshare.net/gchalliday/bottled-water-disaster

Bagaimana kalau menggunakan air kemasan dalam botol gelas? Silakan saja, tapi tetap anda harus mengeluarkan uang ekstra untuk air dan botolnya, yang harganya jauh lebih mahal dari harga air yang ada di rumah. Bagaimana kalau air di rumah tidak layak minum? Banyak cara untuk mendapatkan air yang layak minum di rumah kita dengan menggunakan pengolahan sederhana seperti merebus air atau dengan melakukan penyaringan terlebih dahulu. Kenapa air minum dari rumah lebih baik, ‘kan menggunakan botol plastik juga? Botol plastik yang biasa kita gunakan dirumah berbeda dari botol plastik air kemasan, karena botolnya bisa digunakan berulang-ulang.

Jadi, apakah anda sudah mulai berfikir untuk tidak membeli air kemasan dan akan membawa sendiri air minum dari rumah apabila pergi ke kantor? Saya sendiri sudah memulainya, dan ternyata air yang dibawa dari rumah terasa lebih enak dan segar. Ah, mungkin perasaan saya saja, atau karena air di rumah saya olah lagi sehingga terasa lebih segar. Yang jelas, saya tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli air kemasan. Dan yang lebih penting, saya ikut menyelamatkan lingkungan akibat penggunaan plastik yang berlebihan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline