[caption id="attachment_43263" align="alignleft" width="178" caption="Pohon Kelapa (dari Wikipedia)"][/caption]
Pohon kelapa itu banyak manfaatnya, semua orang tahu, tapi tahukah bahwa kita bisa belajar kebijakan dari pohon kelapa? Nah itulah yang akan saya ceritakan. Kelapa, tumbuhan dari keluarga Arecaceae, sudah dikenal memiliki manfaat yang banyak untuk kehidupan umat manusia sehari-hari, terutama manusia yang berada pada kawasan tropis. Batang kelapa yang keras dapat dijadikan tiang rumah. Di daerah Minahasa, mungkin di daerah lainnya juga, batang kelapa bahkan dibuat meja dan kursi serta peralatan mebelair lainnya. Garis-garis seratnya yang unik sewaktu diplitur memunculkan keindahan tersendiri. Batang pohon kelapa juga bisa dijadikan jembatan darurat untuk menyeberangi kali kecil di kampung. Daun kelapa sering dipakai atap rumah, terutama di daerah-daerah dimana atap genteng tidak tersedia, sedangkan daun kelapa muda yang disebut janur umumnya dipakai sebagai hiasan pada perhelatan perkawinan. Dan jangan lupa, ketupat itu terbuat dari anyaman janur. Di Bali janur merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ritual sehari-hari. Tangkai daun yang keras, kalau dikeringkan bisa menjadi sapu lidi.
Meskipun sekarang sudah ada plastik yang digunakan sebagai pembungkus makanan, tapi rasanya tidak ada yang bisa menggantikan janur untuk membuat ketupat. Janur dan lidi juga merupakan bahan yang “environmentally friendly” karena akan terdegradasi setelah beberapa waktu, sehingga tidak merusak siklus biologis alam. Tidak seperti plastik yang tetap bertahan sampai ratusan tahun. Buah kelapa, siapa yang tidak mengenalnya. Selain dapat dibuat santan yang membuat masakan Padang menjadi sedap, kelapa dapat dijadikan minyak goreng. Jelantah, ampas kelapa sisa minyak goreng bahkan bisa diolah menjadi biodiesel, meskipun nilai ekonomisnya masih harus dibuktikan. Sabut dan batok kelapa juga banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bahkan akar kelapa yang berupa akar serabut yang kuat bisa mengilhami seorang Prof. Sedyatmo untuk menemukan fondasi cakar ayam.
Kembali kepada judul tulisan, Sang Maha Pencipta menebarkan berbagai kebijakan dalam ciptaan-ciptaan-Nya, asal kita arif menangkap artinya. Pohon kelapa biasanya tumbuh tinggi, bahkan bisa mencapai 30 meter tingginya., saya belum menemukan pohon yang tingginya melampaui pohon kelapa. Apabila turun hujan lebat disertai petir, maka pohon kelapa adalah obyek yang terlebih dahulu terkena sambaran petir. Pohon ini membiarkan dirinya menjadi korban agar mahluk lain selamat. Buah kelapa letaknya tinggi diatas, perlu ketrampilan khusus untuk memanjat dan memetiknya. Saya belum menemukan pohon kelapa yang buahnya bergelantungan rendah pada batangnya. Ada pesan tersembunyi disini, untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan kita harus berusaha keras terlebih dahulu. Batang pohon kelapa yang keras ternyata memiliki pori-pori lembut yang bisa mengalirkan air keatas. Demikian lembutnya pori-pori tersebut sehingga air bisa “memanjat” setinggi itu hanya dengan gaya kapiler. Meski fisiknya keras, siapa menyangka bahwa batang kelapa memiliki “perasaan” yang halus, yang membiarkan air yang begitu lembut mengalir keatas, sehingga kita bisa menikmati segarnya air kelapa, apalagi kalau sudah dicampur sirop dan es. Daging kelapa yang gagal pun bisa jadi kopyor yang dicari orang.
Pohon kelapa adalah pohon yang paling kuat menahan badai, kalau pohon yang lain sudah bertumbangan, pohon kelapa tetap tegar berdiri dengan kokoh. Meskipun buahnya yang berat terletak jauh diatas, saya belum pernah mendengar orang kejatuhan buah kelapa (siapa yang pernah kejatuhan buah kelapa tolong beritahu saya, karena berarti asumsi saya salah). Buah kelapa yang sudah tua dan jatuh, yang kemudian tumbuh kembali menjadi bakal pohon yang baru (disebut kitri), dijadikan lambang Pramuka, simbol semangat generasi muda yang tumbuh berkembang. Kearifan alam memang ada dimana-mana, termasuk dalam pohon kelapa dimana kita bisa belajar untuk lebih bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H