Apa yang ada di pikiran kita saat mendengar kata posyandu? Ya, tentu saja tentang pemantauan dan pengukuran tumbuh kembang anak, ibu hamil, imunisasi, dan lain-lainnya.
Tetapi sekarang dengan tag line "transformasi kesehatan" yang di gaungkan Kementerian Kesehatan, terjadi perubahan kondisi di posyandu dimana nantinya akan ada integrasi layanan primer disana.
Kedepan posyandu tidak lagi berbasis program yang tersegmentasi, tetapi akan melayani berdasarkan siklus hidup seseorang mulai dari bayi sampai lansia. Selain itu, ada kegiatan promotif dan preventif sepertu penyuluhan, deteksi dini, rapid test, imunisasi dan suplementasi.
Hari bukanya pun tidak terbatas hanya satu hari dalam satu bulan, dan tidak hanya pada jam kerja saja. Nantinya bisa dilakukan sore atau malam hari sesuai dengan pengaturan jadwal masing-masing posyandu.
Jika dulu kader di posyandu memiliki kompetensi yang berbeda-beda berdasarkan basis programnya, kini setiap kader di posyandu akan dibekali 25 ketrampilan dasar kader sehingga pelayanan di posyandu akan lebih maksimal nantinya.
Diluar hari buka posyandu, kader yang didampingi tenaga kesehatan akan melakukan kunjungan rumah rutin seluruh keluarga maupun kunjungan khusus terutama untuk sasaran yanv tidak akses pelayanan kesehatan, ketidak patuhan pengobatan, tanda bahaya serta memberikan edukasi langsung.
Dengan "wajah baru" posyandu yang terintegrasi ini diharapkan derajad kesehatan di setiap wilayah bisa semakin meningkat untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2050.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H