Lihat ke Halaman Asli

Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 30 Juli 2021   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan sesuatu yang menyangkut segala bidang dalam kehidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik yang sesuai dengan martabat manusia.Artinya pendidikan sesuatu hal yang sangat penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sebagai manusia. Pendidikan bisa membedakan manusia dari segi kedudukannyan didalam masyarakat. Orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan jauh lebih dihargai didalam masyarakat. Dari segi tigkat pendidikan menyangkut pada jabatan, tentu orang yang berpendidikan tinggi dapat diposisikan pada kedudukan yang lebih tinggi pula.Sebaliknya, orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah akan diposisikan pada kedudukan atau jabatan yang lebih rendah pula. Kerena setiap bidang perkerjaan disesuaikan dengan kemampuanya, agar mampu melaksanakan perkerjaanya dengan baik.

Kualitas pendidikan di Indonesia pada masa ini cukup memprihatinkan.Ini dibuktikan dengan hasil dari survei kemampuan pelajar yang dirilis Programme for International Student Assessment (PISA) Desember 2019 di Paris, yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-72 dari 77 negara. Berada di peringkat ke-6 terbawah, masih kalah dari negara tetangga seperti Brunei Darussalam dan Malaysia. Education Index dari Human Development Reports (2017), juga menyebut Indonesia berada di posisi ke-7 di ASEAN dengan skor 0,622. Skor tertinggi diraih Singapura (0,832), Brunei Darussalam (0,704), Malaysia (0,719), Thailand dan Filipina sama-sama memiliki skor 0,661. Ini menegaskan. bahwa indikator pendidikan yang rendah menjadi penyebab daya saing lemah.Data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) Report 2016, mengumumkan mutu pendidikan di Indonesia menempati peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang. Sedangkan kualitas guru sebagai bagian penting dalam pendidikan, berada di urutan ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia. Hal tersebut mungkin tidak perlu dibantah. Karena faktanya, memang 75% sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan.

Saya kira hanya sampai di situ. Ternyata belum,kekerasan di sekolah masih sering terjadi. Suda berapa banyak siswa yang kehilangan nyawa akibat kekerasan di dunia pendidikan? Hasil dari survei Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PP & PA) mengenai kekerasan terhadap anak yang dilakukan pada tahun 2013 menemukan bahwa anak usia 13 -- 17 tahun menunjukkan 1 dari 3 anak laki-laki dan 1 dari 5 anak perempuan mengalami salah satu bentuk kekerasan fisik/emosional/ seksual dalam 12 bulan terakhir. Dan berdasarkan data pantauan yang diperoleh dari Ikhtisar Eksekutif Stranas PKTA 2016-2020 menyebutkan bahwa sebanyak 84% siswa pernah mengalami kekerasan di sekolah. Lalu 45% siswa laki-laki mengatakan bahwa guru atau petugas sekolah adalah pelaku kekerasan. Dan 40% siswa usia 13-15 tahun melaporkan pernah mengalami kekerasan fisik oleh teman sebayanya. Lalu 75% siswa berkata pernah melakukan kekerasan di sekolah, dan 22% siswa perempuan mengatakan bahwa guru atau petugas sekolah merupakan pelaku kekerasan.

Maka dengan pikiran terbuka, mungkin terobosan "Merdeka Belajar" bisa dilakukan. Karena Program Merdeka Belajar menurut Kemendikbud akan menjadi arah dalam pembelajaran ke depan yang fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana arahan bapak presiden dan wakil presiden. Supaya ada kemerdekaan berpikir dalam pendidikan, dan bukan selalu soal aturan main. Ini bisa dimulai dari guru agar lebih kompeten dalam mengajar,karena guru merupakan komponen yang sangat penting,baru setelahnya diajarkan kepada siswa, agar tercipta pendidikan yang berkualitas.

Jadi intinya ada di perbaikan. Salah satu caranya yaitu memperbaiki kualitas guru. Agar guru mengerti bahwa pendidikan bukan hanya soal kecerdasan, tapi juga soal mentalitas dan keteladanan. Belajar bukan hanya tentang pengetahuan, tapi juga soal pengalaman. Intinya Pendidikan itu sederhana. Guru harus kompeten dan siswa bersemangat dalam belajar. Agar pendidikan menjadi menarik dan menyenangkan.

Source:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline