Lihat ke Halaman Asli

Risnawati

Mahasiswi

Kunjungan Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 pada Pameran Seni Creative Youth for Tolerance di Griya Iskandar

Diperbarui: 2 Oktober 2022   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Modul Nusantara peserta Perukaran Mahasiswa Merdeka 2 kelompok 3 pada Minggu, 25 September mengunjungi Pamern seni "Creative Youth for Tolerance" di Griya Popo Iskandar, Jl. Dr. Setiabudi No.235B, Isola, Kec. Sukasari, Kota Bandung Jawa Barat.

Pada saat kami mengunjungi pameran ini, di halaman geleri  Griya Seni salah satu rangkaian acaranya yaitu lokakarya bersama seniman sastra Kak Zulfa dan kak Willy , seniman musik kak Skala Rama, dan juga seniman pantomim Wanggi Hoedkami. Setiap penampilan yang mereka bawakan mengandung makna yang dalam, mereka menyampaikan pesan kepada orang lewat seni.

Setelah menyaksikan lokakarya CREATE kami ke galeri ART EXHIBITION (tempat pameran karya seni). Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan toleransi dan inklustivitas agama, etnis, gender, dan disabilitas  di kalangan siswa SMA di kota Bandung dan Bogor. 

CREATE ini melakukan pameran yang berbasis seni dan budaya yang inovatif. Tema yang di usung pada CREAT ini adalah "silih" yang berarti "saling" dalam KBBI diambil dari falsafah leluhur sunda "silih asah, Silih asih, Silih asuh" yang dimaknai dengan manusia harus saling menyayangi, saling mengasihi, saling melindungi, serta saling menyayangi dan melindungi.

Dokpri

Dokpri

Saat kami memasuki galeri pameran kami disuguhkan dengan berbagai karya siswa SMA di Bndung dan Bogor. Beberapa karya siswa yaitu lukisan kerajaan dan putri yang bisa ditangkap mengandung makna bawa ada suatu peristiwa yang terjadi di dalam kerajaan ada suatu peristiwa yang berhubungan dengan kesedihan dari putri, setelah itu dibuatkan drama teater yang di tampilkan di layar yang ada di geleri.

Yang sangat menarik perhatian yaitu, pada layar ditampilkan dua orang yang saling berkomunikasi dengan pembatas yang menghalangi mereka. Mereka berkomunikasi layaknya sudah kenal lama. Setelah mereka berbincang, mereka diminta untuk saling mendeskripsikan satu sama lain. Setelah itu mereka diminta untuk mendeskripsikan pendapat mereka mengenai perbedaan. Pada diding dibawah foto disediakan tulisan brile supaya siswa yang berkebutuhan khusus juga bisa menikmati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline