Lihat ke Halaman Asli

Risnawati

Mahasiswi Bahasa & Sastra Arab UIN Salatiga

Seni Memahami Perempuan dengan Al-Qur'an

Diperbarui: 29 Juni 2022   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

ﻟَﺎ ﺗَﻄْﺮُﻕْ ﺑَﺎﺏَ ﻗَﻠْﺐِ ﺍﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ، ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻟَﺎ ﺗَﺤْﻤِﻞُ ﻣَﻌَﻚَ ﺣَﻘَﺎﺋِﺐَ ﺍﻟِﺎﻫْﺘِﻤَﺎﻡِ

“Jangan berani-berani mengetuk pintu hati perempuan jika engkau tidak membawa berkoper-koper perhatian.”

Begitulah sebuah syi’ir yang berbicara tentang perempuan. Perempuan adalah makhuk paling unik yang sulit dipahami oleh laki-laki. Karena hal tersebut tidak heran jika banyak bermuculan penulis yang menulis karyanya tentang bagaimana cara memahami perempuan. Karya buku tertebal didunia yang berisi 10 ribu halaman ditulis oleh perempuan asal dari Aljazair bernama Nuroh Thoallah dengan berat mencapai 45 Kg. Buku tersebut berjudul “Kaifa Tufhamu Al-Mar’ah” yang artinya bagaimana cara memahami wanita.

Untuk memahami perempuan tentunya para lelaki tidak mungkin untuk membaca buku setebal 10 ribu halaman seperti diatas,jika mungkin pun akan selesai dalam kurun berapa lama waktunya?

Nah, kita tidak perlu repot-repot dan menghabiskan banyak waktu untuk itu sebab didalam Al-Qur’an sebenarnya ditemukan beberapa fakta tentang perempuan.

  • Dalam keadaan yang tidak berpihak padanya,perempuan mengatakan apa yang tidak dia inginkan.
    • Hal ini dicantumkan dalam Q.S Maryam ayat 23

فَاَجَاۤءَهَا الْمَخَا ضُ اِلٰى جِذْعِ النَّخْلَةِۚ قَالَتْ يٰلَيْتَنِيْ مِتُّ قَبْلَ هٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَّنْسِيًّا

“Kemudian  rasa sakit akan melahirkan  memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, “Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan.”

Setelah beberapa lama tinggal di tempatnya yang baru (dipengasingan), kemudian Maryam  mulai merasakan rasa sakit akibat kontraksi yang menjadi pertanda dia akan melahirkan. Siapa yang bisa membayangkan betapa beratnya menghadapi kontraksi sebelum melahirkan ditempat yang sepi dan hanya sendirian serta dirundung cemoohan sebab dia sendiri tidak tahu siapa ayah dari sang anak yang akan dilahirkannya. Keadaan ini memaksanya bersandar  pada pangkal  pohon  kurma. Ketika itu, dia membayangkan cemoohan orang-orang di sekelilingnya saat mereka tahu dia melahirkan anak tanpa suami. Dia berkata, “Wahai, betapa baiknya bila aku mati sebelum kehamilanku ini dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan selamanya.”

Meskipun pada hakikatnya setiap yang bernyawa pasti akan menjumpai ajalnya, hati manusia mana yang tulus meminta kematian untuk dirinya sendiri. Inilah perempuan, dia mengatakan apa yang sebenarnya tidak dia inginkan pada saat dia merasa keadaan tidak berpihak kepadanya.

Dengan pernyataan diatas, setidaknya memberikan pemahaman kepada laki-laki bagaimana sebaiknya seorang laki-laki mengambil sikap. Sebagai contoh, misalkan dalam sebuah pertengkaran , seorang perempuan mengatakan “tinggalkan aku sekarang!”,  hal ini sebenarnya berarti bahwa si perempuan tersebut tidak ingin ditinggalkan dan ingin dipertahankan. Jika laki-laki tidak pandai memahaminya maka dia akan meninggalkan begitu saja dan sikap ini akan semakin salah dalam pandangan seorang perempuan. Sebab apa yang diucapkan perempuan ketika keadaan tidak berpihak padanya adalah berbanding terbalik dengan keinginan didalam hatinya.

  • Sematang dan Seyakin apapun perempuan pada keputusannya, dia lebih memilih untuk bertanya dan membuat bingung orang lain, untuk memantapkan hatinya.
    • Hal ini bisa kita lihat dalam Q.S An-Naml ayat 32

  • قَالَتْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَؤُا۟ أَفْتُونِى فِىٓ أَمْرِى مَا كُنتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّىٰ تَشْهَدُونِ
    • “Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".
    • Dalam Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H, di antara hal yang menunjukkan ketegasan dan kematangan akal si ratu itu adalah ia segera mengumpulkan para tokoh kerajaannya dan para pembesar negaranya, lalu berkata,”hai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini),” maksudnya, sampaikan kepadaku apa yang akan kita jawabkan kepadanya?! Apakah kita masuk saja pada kekuasaannya, kita tunduk, atau apa yang harus kita lakukan?!. Para pembesar kerajaan memberikan beberapa pendapat dan jawaban akan tetapi mereka juga tidak terlalu mantap pada pendapat mereka. Justru  mereka mengatakan, ”dan keputusan berada ditanganmu,” maksudnya, keputusannya adalah keputusanmu. Hal ini disebabkan mereka tahu kecerdasan akalnya, ketegasannya dan ketulusannya kepada mereka. “maka pertimbangkanlah,” dengan pertimbangan akal dan pikiran, “apa yang akan kamu perintahkan,”.
    • Disini, kita bisa mengetahui betapa sebenarnya si Ratu Bilqis adalah seseorang yang sangat cerdas. Bagaimana tidak, selama beberapa tahun Ratu Bilqis mampu memimpin Kerajaan Saba’ yang begitu luasnya dengan semua rakyat yang tunduk kepadanya. Jika dilogika, tidak mungkin seorang ratu yang begitu hebatnya tidak mampu memutuskan satu perkara dan justru malah mengumpulkan seluruh pembesar kerajaanya untuk memusyawarahkan hal ini. Seperti inilah perempuan,meskipun didalam hatinya telah yakin dan memutuskan sebuah keputusan, dia memilih untuk terus menanyaimu berkali-kali meskipun nantinya dia tetap pada keputusannya. Dalam kata lain, perempuan hanya butuh diyakinkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline