Lihat ke Halaman Asli

RISNA IKOM A

Mahasiswa

Tiktok dan Stress: Kesenangan yang Berisiko?

Diperbarui: 18 Mei 2024   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kombinasi banyak hasil penelitian epidemiologiInput sumber gambar

Dalam era digital yang semakin maju, aplikasi media sosial seperti TikTok telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Data dari We Are Social, sebuah agensi marketing, menunjukkan bahwa rata-rata durasi akses media sosial warga Indonesia mencapai 191 menit per hari. TikTok menjadi salah satu aplikasi media sosial yang paling banyak diakses, dengan tingkat penggunaan mencapai 73,5%.

Generasi Milenial mendominasi penetrasi internet di Indonesia dengan angka 93,17%, disusul oleh Gen Z di posisi kedua dengan 87,02%. Namun, kondisi kesehatan mental remaja di Indonesia menunjukkan fakta yang mengkhawatirkan. Satu dari tiga remaja berusia 10-17 tahun mengalami masalah kesehatan mental, sementara satu dari dua puluh remaja mengalami gangguan mental dalam 12 bulan terakhir, menurut survei I-NAMHS. Data ini menegaskan bahwa Gen Z rentan terhadap masalah kesehatan mental atau setidaknya mengalami stres.

Berbagai penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara waktu yang dihabiskan untuk menonton TikTok dengan peningkatan tingkat stres. Beberapa faktor penyebab stres ini antara lain adalah konten kompetitif yang sering menampilkan gaya hidup ideal, yang dapat memicu perasaan tidak puas terhadap diri sendiri dan meningkatkan tekanan sosial atau Fear of Missing Out (FOMO). Selain itu, paparan terus-menerus terhadap layar dan informasi instan dapat mengganggu keseimbangan mental pengguna.

Namun demikian, TikTok tidak selalu berdampak negatif. Beberapa konten di platform ini dapat menjadi sumber relaksasi dan hiburan. Kuncinya adalah keseimbangan; penggunaan media sosial secara bijak dapat memberikan manfaat, tetapi penggunaan berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.

Penting bagi kita semua untuk memahami dan mengelola dampak teknologi terhadap kehidupan kita. Penggunaan media sosial yang bijak tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup tetapi juga membantu menjaga kesehatan mental yang optimal.

Penulis : Berlian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline