Lihat ke Halaman Asli

Ayo, Hentikan Berita Bohong Bersama

Diperbarui: 23 Mei 2019   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hoax atau berita bohong salah satu informasi yang direkayasa untuk dapat menutupi berita yang sebenarnya atau melebih-lebihkan informasi yang bisa diartikan untuk memutarbalikkan fakta melalui proses pembacaaan dengan informasi yang menyakinkan orang lain. Terkadang tindakan adanya berita hoax dapat mengacaukan informasi yang benar dengan cara menyebarkan ke suatu media dengan pesan yang salah.

Terutama maraknya digital semakin merajalela di media sosial yaitu Instagram, Twitter, dan lain sebagainya. Masyarakat juga harus lebih cermat dalam mencerna informasi agar tidak mudah terhasut dan ikut menyebarkan hoax. Kondisi ini harus segera diantisipasi, bahkan kalau bisa dihentikan.

"Seringkali informasi yang disebarkan itu sengaja diberitakan atau sengaja dibuat untuk memanipulasi emosi kita, sehingga kita pun dapat ikut menyebarkannya lagi. Dengan kesadaran itu, tentunya kita harapkan tidak meluas penyebaran hoax berikutnya," ujar pria yang juga dijuluki Bapak Blogger Indonesia ini.

Untuk menghentikan hoax, harus ada dorongan dari diri masing-masing orang dalam masyarakat. Karena manusia itu secara sadar mengerti bahwa informasi yang beredar terutama di media sosial itu tidak bisa langsung dipercaya 100 persen.

Beredarnya hoax terkait kasus Audrey, pengeroyokan oleh 12 putri berstatus siswi SMA terhadap korban bernama Audrey, remaja putri berstatus siswi SMP di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), menyita perhatian dunia maya dan dunia nyata.

Selebgram, youtuber, artis-artis lainnya, pejabat daerah dan nasional hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun angkat bicara terkait adanya kasus ini.  Masyarakat membuat petisi mengenai Audrey hashtag #JusticeForAudrey, menjadi tranding topik no 1 di dunia. Petisi tersebut tembus 2,1 juta tanda tangan.

Namun kembali lagi hashtag mengenai kasus ini #audreyjugabersalah, cerita dibalik hashtag sebenarnya tidak seperti apa yang diviralkan di media sosial. Informasi yang tanpa konfirmasi tersebut menjadi konsumsi publik semua kalangan hingga semua berita itu seolah-olah fakta. Informasi yang disebarkan yang tanpa bukti autentik ini mengarah ke hoax.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan kasus dugaan penganiayaan terhadap Audrey, pelajar SMP di Pontianak, yang faktanya tidak seperti kabar viral di media sosial.

Beredarnya informasi di media sosial yang menceritakan ada unsur kekerasan berupa penusukan pada bagian organ vital korban. Dar hasil peneyelidikan, Kapolresta Pontianak, Kombes M Anwar Nasir mengatakan sesuai hasil visum tidak ada luka robek atau memar pada organ vital si korban.

"Saya ulangi alat kelamin tidak tampak luka robek atau memar,"kata Anwar Nasir, Rabu (10/4/2019.) Hasil pemeriksaan ini, menurut Kapolresta menjawab isu alat kelamin korban ditusuk-tusuk oleh pelaku.

"Tidak ada perlakuan alat kelaminnya ditusuk seperti itu." Tegasnya. Kapolresta menegaskan, korban tdak pernah menyampaikan adanya tindak kekerasan di bagian kelamin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline