Islam sebagai rahmatan lil 'alamin membawa kedamaian dan kasih sayang kepada manusia dan alam semesta. Pendidikan memainkan peran penting sebagai dasar bagi manusia dalam menjalani kehidupan dengan baik.
Bidang antropologi yang mempelajari manusia dan budaya yang dihasilkannya, memberikan kontribusi yang berarti dalam kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang beragam tentu diiringi dengan perbedaan dalam berbagai aspek manusia, seperti suku, agama, ras, tradisi, dan sebagainya.
Namun, perbedaan tersebut tidak harus menjadi masalah selama terdapat toleransi yang dijunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, terdapat salah satu tokoh antropologi bernama Talal Asad yang mana kontribusi-kontribusinya menjadi representasi dari visi toleransi melalui implementasi nilai-nilai religiusitas dalam konteks multikulturalisme.
Ilmu pengetahuan serta realitas sosial dengan agama seringkali dipandang secara parsial. Hal ini tercermin dalam bagaimana ilmu sosial menghindari kesadaran normatif, sehingga sering kali manusia ditempatkan di atas agama. Namun, pada kenyataannya, agama melibatkan aspek kemanusiaan yang tak terpisahkan. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi umat Muslim, mengingat dalam ajaran Islam, penuntutan ilmu pengetahuan dianggap sebagai suatu kewajiban dan mengembangkan pengetahuan dianggap sebagai suatu bentuk keutamaan.
Dalam Diskursus Islam Sosial, Mohamad Sobary mengatakan, "Agama memang membawa misi kebenaran, bukan agama jika tidak membawa misi ini. Bahwa agama memang menawarkan jalan kebenaran, namun demikian kita tidaklah boleh merasa paling benar. Agama boleh menawarkan jalan kemenangan, tapi kita tidak boleh ingin menang sendiri."
Upaya pengubahan pesan sosial yang berkaitan dengan agama saat ini telah mencapai momen penting. Dalam ranah publik, terutama di konteks kebangsaan Indonesia, membahas pesan sosial agama menjadi lebih konstruktif daripada terlibat dalam perdebatan tentang kebenaran agama masing-masing.
Agama tidak hanya bertujuan untuk membangun kesalehan ritual secara individu melalui pelaksanaan ibadah pribadi, tetapi juga mengusung serangkaian nilai-nilai yang bertujuan untuk membangun kesalehan sosial. Artinya, agama memiliki peran dalam mewujudkan pesan agama dalam kehidupan sosial, kemanusiaan, dan masyarakat dengan cara yang konkret dan nyata.
Kemajuan dalam dunia pendidikan, terutama dalam bidang Antropologi, membutuhkan kontribusi dan peran yang signifikan dari para akademisi. Bidang Antropologi menyajikan pandangan yang menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan dalam kehidupan sebenarnya tidak menjadi masalah.
Sebaliknya, perbedaan tersebut harus dijadikan sarana untuk saling mendekatkan manusia. Sebagai intelektual, sudah sepatutnya kita mampu menyeimbangkan logika dan keyakinan dalam agama. Sebagai akademisi, penting bagi kita untuk mengenal dan menghargai tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi dalam perkembangan pendidikan, terutama dalam bidang Antropologi.
Mengenal tokoh-tokoh kontributor dalam bidang Antropologi adalah bentuk penghargaan terhadap jasa-jasa mereka yang telah memberikan dampak nyata untuk kemaslahatan umat manusia. Salah satu contoh tokoh tersebut adalah Talal Asad, seorang Antropolog asal Arab Saudi. Talal Asad banyak melakukan penelitian dan kajian dalam bidang religiusitas, studi Timur Tengah, pascakolonialisme, dan gagasan tentang kekuasaan, hukum, dan disiplin.