Lihat ke Halaman Asli

Risman Tribakti

Mahasiswa Universitas Suryakancana

Cipanas Musik Cadas : Gema Rock di Kaki Gunung

Diperbarui: 9 Januari 2025   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cipanas, sebuah tempat kecil yang terletak di kaki Gunung Gede-Pangrango bernuansa alam, tidak hanya dikenal dengan tempat yang sejuk serta pemandangan yang memanjakan mata, tetapi menjadi salah satu tempat pergerakan musik cadas di Indonesia. Dibalik gemuruh air terjun dan keramaian pasar trasidisional, suara hingar distorsi alunan gitar dan hentakan drum menciptakan emosi yang kuat para penggemar musik.

            Musik cadas mulai muncul di Indonesia sejak era 1980-an. Pada masa itu para anak muda Indonesia sangat menyukai musik metal dari mancanegara yang mewabah dari serbuan media massa seperti Deep Purple, The Rolling Stones, Black Sabbath, Queen, Led Zeppelin dan lainnya (Rakhman, 2022). Inilah yang menginspirasi para anak muda di berbagai daerah untuk membuat band dengan nama karangan sendiri, salah satunya di Cipanas.

Kala itu, para pemuda setempat terinspirasi oleh band-band internasional seperti Cocks Sparrer, The Opreseed, Dropkick Murphys, Ramones, The Rolling Stones dan lainnya. Spoil Out Cast salah satu band berasal dari Cipanas dengan genre Skin Head (oi! Classic) terbentuk tahun 1998 dengan menggabungkan para penggemar musik underground yang mempunyai latar belakang jenis aliran musik yang berbeda, lalu terciptalah Spoil Out Cast. Tahun demi tahun dilalui muncullah band-band lokal lainnya ke permukaan, seperti Daily Breeze, Durga, Ensena, Greddy Youth, Karsa, Radiant Eye, Raw Control, S.O.D, Totalliar dan lainnya. Mereka tampil di acara-acara kecil seperti pentas seni sekolah, konser amal dan konser gigs, hingga festival musik.

            Salah satu kekuatan utama musik cadas di Cipanas yang bertahan terhadap gempuran zaman ialah komunitasnya yang solid. Seperti Kadung Fatsun dan Metaklab yang menjadi wadah bagi para penggemar dan musisi underground untuk saling berbagi dan mendukung. Komunitas tersebut sering mengadakan acara seperti jamming session, konser amal, serta diskusi mengenai perkembangan musik cadas.

Unik menjadi kata yang tepat untuk komunitas musik di Cipanas, sebab keterbukaannya terhadap berbagai genre, mulai dari oi! Classic, Punk, Metal, Hardcore, hingga POP. Namun kebanyakan band-band di Cipanas ini bergenre Punk, karena sebagai bentuk kekecewaan terhadap ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Seperti di negeri asal mulanya ideologi punk, Inggris. Punk merupakan bentuk kekecewaan anak muda Inggris terhadap situasi dan kondisi politik yang terjadi di tahun 1970-an. (Muhammad Fakhran al Ramadhan, 2016)

"Road to Kadung Fatsun" dan "Night Creatures" menjadi acara paling dinanti oleh pecinta musik cadas. Digelar setiap tahun dengan mengundang band-band lokal dan nasional yang membakar semangat kawula muda. Tidak hanya sebagai ajang hiburan, festival ini juga menjadi platform bagi band lokal untuk unjuk gigi, mengudara, demi menjangkau audiens yang lebih luas. Tak lupa ada Sunset di Kebun yaitu sebuah acara yang menampilkan band-band ternama di Indonesia, berlatar di Kebun Raya Cibodas.

            Pada gelaran di akhir tahun 2024 "Road to Kadung Fatsun" dan "Night Creatures" berhasil menarik penonton dari berbagai daerah. Penampilan band-band lokal menjadi sorotan, sementara bintang tamu seperti The Jansen dari Bogor, The Hollowcane dari Bandung hingga luar negeri yaitu The Dumpies dari USA mampu menciptakan suasana yang hingar-bingar.

            Generasi kawula muda di Cipanas turut andil berperan besar dalam menjaga eksistensi musik cadas. Dengan bantuan media sosial, mereka mempromosikan karya lokal, mengorganisir sebuah acara, dan memperluas jaringan komunitas. Banyak band muda dari komunitas sekolah lahir dari semangat tersebut, membawa warna dan rasa baru dalam skena musik cadas. Semangat anak muda terhadap musik cadas juga terjadi pada akhir tahun 80-an, anak muda di Indonesia mulai membuat perkumpulan selaku fasilitas bertukar data seputar musik metal yang dimulai dari Jakarta, Bandung serta wilayah di pulau Jawa. (Rakhman, 2022)

            Musik cadas di Cipanas tidak hanya tentang kebisingan dan adrenalin, tetapi juga sebagai simbol kreativitas dan solidaritas. Dengan dukungan dari berbagai pihak, Cipanas berpotensi menjadi ikon musik cadas di Indonesia. Semangat cadas akan terus hidup, menggema di kaki Gunung Gede-Pangrango.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline