Lihat ke Halaman Asli

Kado Ultah untuk SBY

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_253759" align="alignright" width="298" caption="SBY/Admin (Kompas)"][/caption] Saya, dan mungkin juga Anda, tentu tidak tahu apa isi kado ultah yang diberikan oleh Ibu Ani kepada Sby yang hari ini berulang tahun. Begitu juga dengan isi kado ultah dari Ibas untuk sang ayah. Atau kado ultah dari Annisa untuk sang mertua. Atau kado ultah dari Almira untuk sang kakek. Saya, dan mungkin juga Anda, minimal akan menduga pasti ada sebuah ucapan "selamat ulang tahun" dari masing-masing mereka. Oh ya, ada satu kemungkinan lagi. Setelah mengucapkan "selamat ultah" akan disertai ucapan "yang tabah, yang sabar, dan yang kuat ya." Ucapan terakhir itu besar dugaan karena akhir-akhir ini ada banyak bingkisan kado pahit yang mengiringi peringatan hari lahir Sby, diantaranya soal Malaysia, soal sinabung, soal jenderal senior, dan soal kolonel Adjie. Pada ultah kali ini, Sby juga akan segera kehilangan mitra kerja sekaligus pembantu tugasnya yakni Djoko Santoso, Bambang Hendarso Danuri (BHD) dan Hendarman Supandji. Meski begitu, Sby juga akan segera mendapat rekan kerja barunya, yang bisa jadi bernama Agus Sohartono, Nanan Soekarna, dan Bambang Widjojanto atau Busyro Muqoddas serta satu lagi yang bakal menjadi Jaksa Agung. Manis atau pahit tentu sangat arif jika semua kado yang ada dijadikan bahan renungan di hari ultah kali ini. Dan pasti lebih indah jika semua kado yang ada dapat diramu untuk kemudian dijadikan suplemen penguat kinerja khususnya dalam bidang pemberantasan korupsi, pemajuan ekonomi, perlindungan warga di luar negeri dan juga soal perbatasan. Akhirnya, sambil menyisakan satu pertanyaan kecil "akankah Megawati menyampaikan ucapan selamat ultah kepada Sby" saya sebagai rakyat juga ingin mengucapkan "selamat ultah" dengan satu kado puisi berikut; Ini negeri bukan tanah warisan|hingga beda keturunan bisa jadi penyebab perpecahan| Ini negeri tanah harapan|tempat semua orang berlomba berbuat kebajikan|membangun masa depan yang gemilang tanpa terhalang perbedaan| Saleum Kompasiana Risman A Rachman Aceh - Indonesia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline