Lihat ke Halaman Asli

Sekali Lagi, Ada Apa dengan TNI Kita?

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meski Panglima TNI, Djoko Santoso, menegaskan bahwa TNI solid dan tidak ada perbedaan pandangan tentang kepemimpinan SBY, tetap saja pertanyaan "ada apa dengan TNI" belum sirna dari ruang wacana publik.

Diranah politik, Ketua Umum PD, Anas Urbaningrum bahkan mensinyalir adanya sutradara yang mensitir Kolonel Adjie sehingga berani menyerang Sby secara terbuka. Dugaan ini wajar mengingat kekuatan tulisan Adjie justru terletak pada daya kritiknya yang tajam atas kepemimpinan Sby sementara untuk presiden sebelumnya malah mendapat pujian. Megawati bahkan ditempatkan sebagai presiden dengan julukan ratu demokrasi.

Sebaliknya, bagi kalangan politikus lainnya tulisan Adjie dinilai sangat cerdas dan dianggap mewakili pandangan dan perasaan masyarakat. Berbagai argumen pendukung pun dikemukakan untuk memastikan bahwa apa yang ditulis Adjie sepenuhnya benar.

Maka jadilah tulisan sang prajurit angkatan udara itu sebagai sumber perbincangan yang menendang dengan ragam macam bentuk tendangan yang ujungnya mengenai diri Adjie sendiri.

Sebagai prajurit apa yang dilakukan Adjie sudah keluar dari kepatutan yang berlaku dalam dunia kemiliteran, apalagi jika itu suatu tindakan yang bisa dikatagorikan sebagai menyerang atau melawan komandan.

Ini memang bukan soal hak azasi. Memilih menjadi prajurit adalah pilihan sadar untuk satu pekerjaan yang memiliki kode etik dan aturan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Mana yang harus dilakukan tanpa perlu minta izin dan mana yang harus dengan izin atasan.

Jika saja Indonesia memutuskan untuk menggempur Malaysia dengan kekuatan militernya maka tulisan Adjie bisa saja menjadi salah satu alat ukur bagi kekuatan militer lawan untuk tidak takut kepada kekuatan militer Indonesia karena mereka sudah tahu kalau militer Indonesia sedang tidak solid.

Karena itu, apa yang dilakukan oleh Kolonel Adjie lewat tulisannya dan apa yang dilakukan oleh jenderal senior lewat aksi yang mendorong pemakzulan atas presiden adalah sebagai tindakan yang sedang memperlihatkan adanya kelabilan dalam dunia TNI saat ini. Sama sekali bukan tindakan yang ingin mengatakan bahwa tentara sedang prihatin dengan nasib bangsa ini.

Satu-satunya sikap yang pas untuk menunjukkan bahwa TNI mencintai negeri ini adalah TNI harus sepenuhnya menjadi lembaga militer yang profesional. Dan jika ingin menjadi politikus harus memutus garis komando dengan TNi dan berpolitiklah dengan keteladanan.

Jika terjadi diluar itu semua maka hanya ada dua sebab mengapa Kolonel Adjie dan jenderal senior bersedia menyerang Sby secara terbuka. Pertama, ada kezaliman besar yang sedang terjadi ditubuh TNI dan atau di elit pimpinan TNI.

Pada masa pemerintahan orde baru Islam dibawah kekuasaan Dinasti Muawiyah juga pernah ada prajurit pembangkang perintah atasan. Bahkan berbalik arah menjadi pelindung kelompok demonstran yang dipimpin Husein, cucu nabi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline