Lihat ke Halaman Asli

Menyikapi Tuntutan Kurikulum Geografi Abad 21

Diperbarui: 15 Juli 2021   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mau tidak mau memberikan dampak yang signifikan untuk sistem pendidikan, terlebih sistem kurikulum di Indonesia. Serangkaian perubahan kurikulum mulai sejak tahun 1947 – 1952 yang dikenal dengan istilah Rentjana Pelajaran Terurai hingga kurikulum saat ini masih berlaku dan diterapkan di sekolah sekolah Indonesia yaitu Kurikulum 2013 atau dikenal sebagai Kurtilas.

            Abad 21 merupakan abad dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat sehingga diperlukan adaptasi teknologi dalam sistem pembelajaran di sekolah. Pada awalnya basis kurikulum terbagi menjadi empat yaitu subjek akademik, rekontruksi sosial, humanis dan berbasis teknologi yang kemudian disebut sebagai Kurikulum berbasis Kompetensi (KBK). Pengertian Kurikulum Berbais Kompetensi (KBK) terbagi menjadi dua yaitu berbasis pada kompetensi yang diuraikan kepada kemampuan peserta didik (sudah terlaksana sejak tahun 2004) dan kedua ialah pengembangan dan implementasi kurikulum dibantu teknologi (kurikulum 2013). Pada kenyataannya, implementasi KBK tahun 2013 belum optimal karna keterbatasan banyak hal dan memberikan dampak pada lulusan yang terdisrupsi. Menyikapi tuntutan perubahan yang terjadi di tengah masyarakat, para akademis berupaya untuk mewadahi pendidikan abad 21 dengan cara memodifikasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan kurikulum berbasis IT dan OBE.

            Penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis IT dan OBE merupakan salah satu langkah strategis dalam meningkatkan masa depan mutu pendidikan di Indonesia. Fungsi teknologi dalam pembelajaran sangat penting pada masa pandemi seperti ini, salah satunya ialah sebagai sistem pembelajaran  dengan menerapkan media pembelajaran berbasis online seperti ­e-learning­, google classroom, dan sebagainya. Selain memiliki fungsi sebagai sistem dan media pembelajaran, teknologi informasi dan komunikasi (ICT) adalah sebagai sumber belajar. Sumber belajar dalam abad 21 lebih kepada literasi digital yang dapat diakses secara efektif dan fleksibel. Literasi digital merupakan kecakapan dalam mengetahui sumber informasi, mengakses, memilah, mengolah, memaknai dan memanfaatkan informasi digital baik online maupun offline untuk mencapai keunggulan ekonomi, sosial dan politik.  Pada penerapan ini dibutuhkan strategi perencanaan implementasi dengan memperhatikan beberapa aspek seperti outcome, pembiayaan, pihak yang bertanggung jawab, sumber yang dibutuhkan serta aspek evaluasi.

            Outcome Based Education (OBE) merupakan pendekatan yang menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, interaktif dan efektif. Pendekatan OBE sebelumnya sudah tertulis dalam Permendikbud No 3 Tahun 2020. Prinsip – prinsip dari pendekatan ini berpengaruh pada keseluruhan proses pendidikan dari rancangan kurikulum yaitu perumusan tujuan dan capaian pembelajaran, strategi pendidikan yaitu rancangan metode pembelajaran, prosedur penilaian dan lingkungan pendidikan. Kualitas outcome akan terlihat beberapa tahun kemudian setelah proses pendidikan telah dilaksanakan, contohnya seperti mendapat perguruan tinggi yang diinginkan ataupun lapangan pekerjaan yang sesuai. Pada akhirnya, apabila kualitas outcome baik maka akan berdampak kepada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sekolah atau perguruan tinggi.

            Kurikulum geografi abad 21 memiliki beberapa tuntutan yang harus terpenuhi pada lulusannya. Tuntutan tersebut diantaranya pembelajaran berbasis Scientific Approach, Higher Order Thinking Skill (HOTS), literasi geospasial, Sustainable Development Goals (SDGs), dan lainnya. Tuntutan kurikulum geografi pada abad 21 tidak terlepas dari urgensi pengembangan kurikulum tersebut. Pengembangan kurikulum geografi abad 21 diharapkan dapat memiliki outcome yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (kritis, kreatif, inovatif, produktif dan solutif), sesuai dengan nilai – nilai Pancasila, menjunjung tinggi budaya bangsa, serta memiliki kesadaran permasalahan nasional maupun internasional. Kemampuan lainnya diharapkan dapat memberi solusi serta menjawab tuntutan kurikulum geografi abad 21 demi tercapainya lulusan yang dapat berdaya saing secara nasional maupun global.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline