Sosok mantan Bupati Bangka Belitung Timur Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok memang sosok yang penuh dengan kontroversi. Gaya kepemimpinannya yang apa adanya alias ceplas-ceplos kerap mengundang perdebatan. Tidak hanya itu, kebijakan-kebijakannya seringkali jadi pemberitaan di media-media nasional. Misalnya saja, terkait penggusuran lokalisasi Kalijodo dan penggusuran warga Kampung Pulo yang berada di bantaran sungai. Dalam dunia pewayangan, sosok Ahok bisa dikatakan hampir mirip dengan Wisanggeni yang juga berkata apa adanya alias tanpa tedeng aling-aling. Ia akan mengatakan bahwa yang haq adalah haq dan yang bathil adalah bathil.
Namun, dibalik sosoknya yang penuh kontroversi tersebut, ternyata pria yang juga pernah menjabat sebagai Anggota DPR-RI dari Fraksi Golkar pada 1 Oktober 2009-7 Mei 2012 tersebut menyimpan rasa kecintaan yang mendalam terhadap umat Islam. Hal ini terbukti dengan didirikannya Masjid Raya Daan Mogot, Jakarta Barat, memberangkatkan haji atau umrah untuk penjaga masjid atau marbot dan penjaga makam. Selain itu, akhir-akhir ini Ahok juga telah menepati janjinya untuk menjadikan Makam Keramat Habib Hasan Alhadad atau yang dikenal dengan Makam Mbah Priok yang berlokasi di Koja, Jakarta Utara sebagai cagar budaya.
Kecintaan terhadap agama islam ini terbentuk dalam dirinya bukan secara mendadak menjelang Pilgub DKI. Akan tetapi, jauh-jauh hari sebelum ia melangkahkan kakinya ke Jakarta, pergumulannya dengan teman-teman yang berbeda agama dengan dirinya sudah terjalin. Inilah cikal bakal Ahok bisa menghormati dan cinta dengan orang yang berbeda agama dengan dirinya. Jiwa seperti inilah, yang kemudian membuat dirinya memiliki hubungan dekat dengan beberapa tokoh Islam di Indonesia salah satunya adalah almarhum Gus Dur.
Bahkan pada 24 Januari 2016, Keluarga Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gusdur memberikan penghargaan Gusdur Awards 2016 kepada Ahok dalam kategori Tokoh Politik dan Pemerintahan. Penghargaan tersebut diberikan, karena Ahok dinilai sebagai seorang pemimpin yang berani dan tegas. Sifat tersebut selaras dengan salah satu nilai Gus Dur tentang ksatria.
Tidak hanya itu, pernah suatu waktu ia melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh agama Warga Kampung Pulo. Dalam pertemuan tersebut, tokoh agama warga Kampung Pulo kaget melihat sosok Ahok. Karena sosok Ahok tidak sesuai dengan yang mereka pikiran selama ini. sehingga Ahok mereka analogikan mirip dengan buah durian, kasar luarnya tapi enak dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H