Lihat ke Halaman Asli

Darurat Moral Pada Anak

Diperbarui: 13 September 2024   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Begitu murah harga nyawa di negeri ini. Anak berusia 13 tahun dengan susah payah menjalani kehidupannya kini harus meregang nyawa ditangan bocah-bocah yang memuncak syahwatnya. Polisi membongkar fakta kasus empat pelaku anak di Palembang, Sumatera Selatan yang membunuh dan memperkosa siswi SMP penjual balon berinisial AA (13 tahun). Jasad korban ditemukan di tempat pemakaman umum (TPU) Talang Kerikil pada Minggu (1/9/2024). Menurut pernyataan ibu korban, Winarti (39), pada hari itu sekitar pukul 12.00 WIB, korban pergi keluar rumah tanpa pamit ke dirinya.

Dari kasus ini mengidentifikasi bahwa moral anak kian merosot. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya dekadensi moral terhadap anak ini, seperti tontonan video porno yang mudah di akses dan lalainya peran orangtua dalam mendidik anak. Tidak hanya itu, faktor dekadensi tersebut merupakan hasil dari tidak adanya perhatian khusus mengenai pendidikan anak oleh pemerintah, perhatian khusus mengenai penayangan porno yang mudah diakses, dan perhatian khusus dari sistem ekonomi yang menjerat masyarakat. 

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa dekadensi moral pada anak terjadi karena sistem yang abai terhadap kesejahteraan masyarakat, dan abai terhadap pendidikan anak-anak bangsa menuju generasi yang mampu membawa perubahan dan peradaban yang mulia. Inilah sistem yang diterapkan saat ini, yaitu sistem kapitalis sekulerisme. Sistem yang hanya mementingkan sekelompok tertentu dan sistem yang menggunakan peraturan sesuai nafsu manusia belaka. 

Untuk itu, demi meraih perubahan dan peradaban mulia bukan hanya sekadar mengganti pemimpin saja. Tetapi, perubahan revolusioner harus diterapkan. Perubahan sistem yang dapat membawa kepada peradaban manusia yang lebih mulia dan menjadikan peraturan Pencipta (Allah) sebagai sistem bagi kehidupan. Karena hakikatnya Allah-lah yang mengetahui betapa lemahnya manusia dan hanya Allah-lah yang menguasai manusia beserta isinya.

Wallahu a'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline