Abstract
Kidney stones or nephrolithiasis is a common medical condition that can cause severe pain and serious complications if left untreated. One of the main diagnostic methods used to identify the presence of kidney stones and determine their size and location is by performing radiography examinations. Radiography examination is used as an important and main diagnostic tool due to its wide availability. The purpose of radiography examination is to determine how effective radiography examination is in patients who have clinical indications of kidney stones. Patients are suspected of having kidney stones based on clinical indications, such as acute pelvic pain, hematuria, and impaired renal function. In this case, abdominal radiography examination with AP Supine projection was used. Based on the results of the examination, it shows that AP Supine abdominal radiography examination has a good detection rate for patients with clinical indications of kidney stones or nephrolithiasis.
Keywords : kidney stones, nephrolithiasis, radiography, abdominal radiography, AP Supine
Abstrak
Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan kondisi medis umum yang dapat menyebabkan nyeri hebat dan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Salah satu metode diagnostik utama yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan batu ginjal dan menentukan ukuran serta lokasinya adalah dengan melakukan pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan radiografi dijadikan sebagai alat diagnostik yang penting dan utama karena ketersediaannya yang luas. Tujuan pemeriksaan radiografi yaitu untuk mengetahui seberapa efektif pemeriksaan radiografi pada pasien yang memiliki indikasi klinis batu ginjal. Pasien yang diduga mengalami batu ginjal berdasarkan indikasi klinis, seperti nyeri panggul akut, hematuria, serta gangguan fungsi ginjal. Pada kasus ini digunakan pemeriksaan radiografi abdomen dengan proyeksi AP Supine. Berdasarkan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pemeriksaan radiografi abdomen AP Supine memiliki tingkat deteksi yang baik bagi pasien dengan indikasi klinis batu ginjal atau nefrolitiasis.
Kata kunci : batu ginjal, nefrolitiasis, radiografi, radiografi abdomen, AP Supine
Pendahuluan
Ginjal adalah organ tubuh yang sangat penting yang melakukan tugas seperti mengeluarkan garam, air, dan asam. Oleh karena itu, untuk mendiagnosis penyakit ginjal diperlukan kemampuan analisis yang akurat. Jika salah satu fungsinya tidak berjalan dengan baik, organ ginjal akan rusak yang dapat menyebabkan penyakit ginjal seperti batu ginjal.
Penyakit batu ginjal sudah ada sejak 7000 tahun yang lalu. Teori pembentukan batu sudah lama ada, tetapi masih belum jelas. Diduga dipengaruhi oleh banyak hal, seperti proses biologis, faktor genetik, dan kekurangan faktor perlindungan. Makanan dan minuman adalah salah satu faktor yang berperan dalam pembentukan batu ginjal. Supersaturasi adalah proses biologis yang menyebabkan kristalisasi urin karena konsentrasi garam kalsium, oksalat, urat, sistin, natrium, dan xantin yang terlalu tinggi. Asupan makanan pembentuk kristal yang tinggi, seperti oksalat, kalsium, dan purin, bersama dengan asupan cairan yang lebih sedikit, menyebabkan kondisi ini terjadi. Magnesium, sitrat, dan lainnya mencegah pembentukan batu dalam urin normal.
Batu ginjal dapat dievaluasi dengan menggunakan berbagai pencitraan radiologi salah satunya dengan menggunakan sinar-X. Bagian tubuh yang diperiksa untuk dapat mendiagnosa penyakit batu ginjal yaitu abdomen. Abdomen merupakan bagian dari tubuh dengan diafragma di bagian atas dan simphisis pubis di bagian bawah. Di dalamnya terdapat organ-organ yang membentuk dua sistem organ, yaitu sistem pencernaan dan sistem perkemihan. Sistem pencernaan dimulai dari mulut (oralcavity), esofagus, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Selain itu juga terdapat organ-organ penting lainnya seperti hepar, pankreas, dan kandung empedu (Lampignano, 2018). Pada pemeriksaan batu ginajal kali ini menggunakan teknik radiografi yang proyeksi abdomen AP (anteroposterior) supine (tidur telentang) (KUB). Dibutuhkan kerja sama yang baik antara radiografer dan pasien dan keluarga mereka untuk mengatur posisi pasien agar hasil gambaran menjadi lebih baik.
Metodologi