Lihat ke Halaman Asli

RISMA

Student islamic philosophy

Paradigma Persaudaraan

Diperbarui: 18 September 2024   13:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam hubungan persaudaraan kerap kali dimaknai hanya sekadar sealiran darah. Tak heran jika banyak dijumpai kakak beradik yang memilih jalan nafsi-nafsi tanpa paham arti berkolaborasi. Bahwa betapa pentingnya membangun keharmonisan antar saudara, saling merangkul dalam merawat harapan masa depan.

Bahkan lebih dari itu, nilai plus persaudaraan sebetulnya terletak pada penyatuan kekuatan pikiran dan hati dalam bentuk kerja sama, membalah belantara tanda tanya (tantangan) demi mencapai suatu tujuan.

Dengan demikian, keduanya tentu berangkat dari konsep yang berbeda, namun atas dasar pemaknaan pada esensi persaudaraan, segalanya menjadi tidak begitu sulit. Jika bersandar pada hukum kehidupan, kelak mereka akan memilih jalur pilihannya masing-masing.

Tetapi dengan adanya kesadaran semacam ini, maka tidak menutup kemungkinan keabadian hubungan dalam dekapan harmonisasi akan senantiasa ter-indahkan.

Artinya, meskipun akhirnya kewajiban-kewajiban lain akan merenggut, mereka tetap mampu menggenggam nilai persaudaraan yang tidak berhenti pada hubungan keluarga secara pasif, tetapi sekaligus kawan berpikir dalam membentuk ide-ide pengembangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline