Lihat ke Halaman Asli

Risma Novianti

Mahasiswa / Univeristas 17 Agustus 1945 Surabaya

Mengungkap Bias Gender Dalam Media Sosial Melalui Meme Woman Coffe Emoji

Diperbarui: 8 Januari 2024   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Akun Instagram/naresh_memes

Bias gender adalah tantangan sosial yang telah mewarnai sejarah perhatian masyarakat. Menurut Maulana Khusen (2014:120), bias gender mencerminkan kecenderungan atau prasangka terhadap jenis kelamin tertentu yang berujung pada ketidakadilan gender. Secara sederhana, hal ini menghasilkan ketidaksetaraan perlakuan antara laki-laki dan perempuan.

Ketidaksetaraan ini tampak mencuat dalam berbagai aspek kehidupan, terutama di media massa, fenomena bias gender dapat ditemukan pada berbagai pemberitaan dan penayangan, seperti televisi, film, koran, artikel, dan konten media sosial. Hal ini sangat disayangkan karena representasi yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam media massa akan sangat berpengaruh terhadap cara pandang dan nilai masyarakat.

Sebagai contoh munculnya meme woman coffe emoji menjadi gambaran bias gender di media sosial. Meme ini berasal dari video sketsa Tim Fortress 2 saat karakter Medic dan Soldier berbincang sambil minum kopi, lalu menertawakan perempuan yang lewat dan berkata, "Hmm woman."

Kini meme tersebut banyak diunggah ulang oleh pengguna media sosial sebagai reaksi ketika melihat perempuan melakukan sesuatu yang konyol. Merujuk pada hal-hal yang secara budaya dianggap sebagai kodrat perempuan; perempuan tidak bisa bekerja berat, perempuan tidak bisa melakukan tugas yang dianggap sebagai pekerjaan laki-laki.

Dalam video tersebut menampilkan seorang perempuan yang ingin membelah kayu dengan sebuah kapak, tetapi saat diayunkan kapak yang ia gunakan justru terpental dan mengenai bagian wajahnya. Setelah scene tersebut muncul sebuah video reaksi dua laki-laki sedang minum kopi dan berkata, ''Hmm women,'' kemudian tertawa bersama.

Sekilas video tersebut hanya berisi candaan biasa, tetapi jika diperhatikan kembali munculnya meme woman coffe emoji di akhir video seakan meremehkan perempuan, menunjukkan bahwa sudah seharusnya kaum perempuan tidak bisa membelah kayu dengan sebuah kapak. Fenomena ini merefleksikan stereotipe bahwa perempuan tidak mampu melakukan tugas-tugas yang dianggap sebagai pekerjaan laki-laki. Meskipun terlihat sebagai candaan, lama-kelamaan justru hal ini sering digunakan untuk meremehkan perempuan.

Teori yang relevan untuk menganalisis kasus ini adalah teori representasi media dan teori kultivasi. Representasi media menekankan bagaimana media menciptakan gambaran tertentu terhadap kelompok tertentu, termasuk gender. Sementara teori kultivasi menyatakan bahwa paparan berulang terhadap konten tertentu dalam media dapat membentuk pandangan dan keyakinan masyarakat.

Dalam video tersebut, dapat dianalisis bahwa penggunaan meme woman coffe emoji setelah kejadian terpental kapak menggambarkan representasi yang merendahkan perempuan dan memperkuat stereotipe bahwa mereka tidak mampu melakukan tugas-tugas yang dianggap sebagai pekerjaan laki-laki. Jika media secara konsisten menampilkan perempuan dalam situasi yang memperkuat stereotipe negatif seperti dalam video tersebut, ini dapat membentuk pandangan dan nilai masyarakat bahwa perempuan memang tidak mampu melakukan beberapa tugas.

Karena proses sosialisasi yang kuat dan mapan ini, seolah merupakan sudah kodrati, padahal yang demikian itu merupakan konstruksi masyarakat (Faqih, 1996). Melalui sudut pandang teori-teori tersebut menunjukkan bahwa media dapat memberi kontribusi yang besar pada pembentukan pandangan masyarakat terhadap peran dan kemampuan gender.

Sumber referensi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline