Lihat ke Halaman Asli

Risma Fadilla

Mahasiswi

Pengalaman PPL Project Independent Dosen: Sebuah Perjalanan Mencari,Menerjemahkan, dan Menyusun Bahan Ajar

Diperbarui: 7 September 2024   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PPL adalah salah satu mata kuliah wajib yang setara 2 SKS bagi mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung untuk mengaplikasikan ilmu sekaligus menambah pengalaman di dunia kerja Mata Kuliah ini di dapat pada semester 5 (ganjil) .

PPL tersebut telah selesai di laksanakan oleh Risma Fadilla. Sebagai mahasiswa yang menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) dengan project independent, saya dituntut untuk tidak hanya memahami teori pengajaran, tetapi juga terjun langsung dalam proses pengembangan materi ajar. Pengalaman ini membuka mata saya terhadap kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh seorang pendidik. Berikut adalah rangkaian pengalaman saya dalam menjalani PPL project independent dosen, mulai dari mencari buku bahan ajar hingga menyiapkan materi listening.


1. Mencari Buku Bahan Ajar yang Sesuai

Langkah awal dalam project kami adalah mencari buku referensi yang tepat untuk mata kuliah yang akan diajarkan. Proses ini melibatkan kunjungan ke perpustakaan kampus, toko buku, hingga pencarian literatur daring. Kami harus selektif dalam memilih buku, memastikan isinya relevan dengan kurikulum dan mudah dipahami oleh siswa. Tantangan terbesar adalah menemukan sumber yang up-to-date dan sesuai dengan konteks lokal pendidikan.

Tidak jarang kami harus berdiskusi dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan rekomendasi atau bahkan meminjam buku yang sulit ditemukan. Proses ini mengajarkan kami pentingnya ketelitian dan kejelian dalam memilih sumber belajar.


2. Menerjemahkan Buku untuk Kebutuhan Lokal

Beberapa buku referensi terbaik harus kami terjemahkan bagian-bagian penting agar bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Penerjemahan ini bukan hanya sekadar mengubah bahasa, tetapi juga menyesuaikan istilah dan konsep agar sesuai dengan pemahaman siswa di tingkat tertentu.

Kami bekerja dalam tim untuk membagi tugas penerjemahan, kemudian saling mereview hasil terjemahan satu sama lain. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa asing kami, tetapi juga melatih keterampilan komunikasi dan kerja sama tim.

 3. Menyiapkan Ruangan Ajar Seperti Laboratorium

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline